Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Meditasi, Asal Mula dan Berbagai Manfaatnya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Ksenia Makagonov
Mengenal sejarah meditasi
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Meditasi dipercaya menjadi salah satu metode mengelola stres yang efektif dan efisien.

Dengan duduk diam dan melatih pernapasan, meditasi adalah sarana relaksasi yang melatih pikiran untuk melepaskan segala beban yang ada dan segala kecemasan yang membebat tubuh.

Meditasi merupakan metode kuno yang sudah lahir ribuan tahun yang lalu. Awalnya meditasi digunakan untuk melatih kepekaan, melatih fokus dan memunculkan kepedulian kepada sesama atau kasih sayang. 

Kemudian pakar menemukan, bahwa meditasi juga bisa digunakan sebagai cara mengobati dan melepaskan beban tubuh dan pikiran.

Baca juga: Manfaat Meditasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal mula

Jika ingin menilik sejarah meditasi yang sesungguhnya, kita harus kembali ke masa 1.500 Sebelum Masehi.

Meditasi terikat erat dengan kebudayaan agama kuno di Mesir dan China, seperti Yahudi, Hindu, Sikh, juga Budha. 

Meditasi akhirnya berkembang, dari jalur agama dan kepercayaan, masuk ke jalur pengobatan. Seperti Ayurveda di India, juga metode pengobatan kuno di China dan Jepang.

Seperti dicukil dari Time, meditasi kemudian menyebar ke Eropa dan seluruh kawasan Asia melalui jalur sutera di sekitar abad ke-5 dan 6 sebelum Masehi.

Di masing-masing daerah, meditasi berkembang menyesuaikan diri dengan kebudayan-kebudayaan lokal yang ada. 

Kini meditasi dipraktikkan ke dalam berbagai jenis terapi. Masuk juga ke dunia kebugaran, dan menjadi menu utama di dalam kelas-kelas yoga.

Baca juga: Mengenal 7 Jenis Meditasi dan Manfaatnya

Penelitian dan manfaat meditasi

Meditasi terus berkembang. Namun baru dipelajari secara resmi dan serius mengenai manfaatnya di bidang kesehatan, di sekitar tahun 1960.

Seorang peneliti asal India, B.K Anand, menemukan bahwa orang yang bermeditasi bisa masuk ke dalam fase trans yang dalam sehingga ia tak bereaksi ketika suhu panas disentuhkan ke lengannya.

Penelitian di tahun 1967 menyimpulkan juga bahwa orang yang tengah bermeditasi menggunakan 17 persen oksigen lebih sedikit daripada orang yang sadar dan beraktivitas, serta memiliki detak jantung yang lebih tenang dan teratur.

Berbagai penelitian terus dilakukan terhadap meditasi. Dan sampai pada satu kesimpulan yang mirip.

Bahwa teknik duduk diam mengatur napas dan memusatkan pikiran selama bermenit-menit ini bisa digunakan untuk melepas stres, mengurangi kecemasan, dan membuat seseorang lebih tenang dan bahagia.

Selain itu, masih ada pula manfaat kesehatan lain dari teknik meditasi. Seperti mengobati insomnia, meredakan sakit kepala, juga berbagai gangguan kesehatan lainnya.

Baca juga: Mengenal Meditasi dan Cara Terbaik Melakukannya...

Cara bermeditasi

Meditasi memiliki beragam jenis dan kelas. Namun yang paling umum dan sering digunakan adalah mindfulness meditation.

Dicukil dari Insider, mindfulness meditation adalah jenis meditasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Amerika.

Untuk bisa fokus, meditasi ini melatih seseorang untuk memiliki satu jangkar. Bisa berupa  napas, suara, sensasi yang diberikan ke tubuh, hingga objek visual.

Jangkar-jangkar inilah yang akan menjadi pusat fokus, sehingga pikiran tak akan mengembara ke hal-hal yang tak selayaknya dijangkau.

Baca juga: Untuk Penderita Anxiety, Ini Cara Meredakan Kecemasan di Tengah Kabar Duka

Mindfulness meditation bisa dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja. Awali dengan duduk diam di tempat yang tanpa polusi suara dan polusi apapun.

Kemudian aturlah napas, buatlah latihan pernapasan ini menjadi jangkar utama Anda, tempat pikiran Anda berfokus.

Setiap kali pikiran mulai mengembara, tangkap dan bawa pikiran ini kemudian biarkan melayang untuk kemudian hilang. Dan kembalilah berfokus pada jangkar yang ada.

Lama meditasi bukan patokan tercapai tidaknya tujuan yang diharapkan. Tujuan bisa tercapai, jika meditasi dilakukan sering dan teratur. Jadi frekuensi, adalah yang memegang peranan penting di sini. 

Baca juga: Pencegahan dan Penanganan Serangan Panik di Masa Pandemi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi