Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 26 Juli: Kasus Harian Indonesia Masih Tertinggi di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Warga keturunan India melakukan proses kremasi keluarganya yang meninggal di Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (24/7/2021). Krematorium Cilincing melayani pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 sejak 19 Juli 2021.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, pandemi telah mengubah kebiasaan hidup orang-orang di penjuru dunia.

Virus corona penyebab Covid-19 masih merebak di berbagai negara, dan belum terkendali hingga hari ini.

Upaya seperti penerapan protokol kesehatan, vaksinasi dan penguncian wilayah terus diterapkan.

Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin (26/7/2021) pagi, angka kasus Covid-19 di dunia sebanyak 194.789.654 kasus.

Dari jumlah itu, 176.743.065 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara, 4.174.555 orang meninggal akibat Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia:

Indonesia

Pekan lalu, Indonesia ada di ke-15 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Kini, Indonesia ada di urutan ke-14 kasus terbanyak mengungguli Polandia, Meksiko, dan Afrika Selatan.

Sementara, angka kasus hariannya masih tertinggi di seluruh dunia.

Berdasarkan data kasus harian, Minggu (25/7/2021), ada 38.679 penambahan kasus baru. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai 3.166.505 kasus.

Dari total kasus tersebut, 2.509.318 di antaranya dinyatakan sembuh.

Sementara, 1.266 orang meninggal akibat Covid-19 sehari terakhir. Sehingga, total kematian akibat virus corona di Indonesia tercatat 83.279 kasus.

Pemerintah pun kembali menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4, yang berlaku mulai 26 Juli-2 Agustus 2021.

Baca juga: Update 25 Juli: Supek Covid-19 Capai 275.145 Kasus

Jepang

Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19, telah berjalan selama 2 hari di Jepang.

Melansir The Guardian, Minggu (25/7/2021), ibu kota negara ini sekarang dalam keadaan darurat Covid-19 keempat.

Ada 1.763 infeksi baru, jumlah tertinggi kasus infeksi sejak awal pandemi di negara tersebut. Sementara, rata-rata pergerakan tujuh hari melonjak lebih dari 36 persen dari minggu sebelumnya.

Hingga Minggu, penyelenggara telah melaporkan 132 kasus sejak awal bulan, termasuk 13 atlet, 40 ofisial, dan 66 kontraktor.

Kaisar Jepang, Naruhito, memilih untuk "memperingati" daripada "merayakan" pembukaan Olimpiade dalam pidatonya di stadion nasional pada Jumat (23/7/2021) lalu.

Warga Jepang pun bersikap waspada. Berdasarkan jajak pendapat oleh kantor berita Kyodo, 87 persen responden khawatir Olimpiade akan menyebabkan lonjakan kasus virus corona.

Pada survei yang sama, 71 persen mengakui bahwa mereka sangat menantikan untuk menontonnya. Ini menjadi dilema tersendiri bagi pemerintah dan warga Jepang.

Baca juga: Mengapa Rusia Disebut ROC di Olimpiade Tokyo 2020?

Inggris

Rata-rata kasus seminggu di Inggris menunjukkan penurunan 15,4 persen dibanding minggu sebelumnya.

Mengutip BBC, Senin (26/7/2021), jumlah kasus mulai turun di Inggris, dengan beberapa bukti penurunan mungkin dipicu oleh keluarnya tim sepak bola dari turnamen Euro 2020, meskipun tren penurunan terus berlanjut sejak saat itu.

Data menunjukkan, jumlah orang dites Covid-19 menurun selama dua minggu terakhir, yang menurut para ilmuwan menjadi penyebab turunnya angka kasus yang dilaporkan. Namun, ini bukan menjadi satu-satunya faktor.

Aturan Covid-19 di Inggris dilonggarkan sejak 19 Juli 2021, menghapus pembatasan jarak sosial di bar dan restoran, serta memungkinkan klub malam dibuka kembali.

Selain itu, cuaca bagus selama 2 minggu terakhir di sebagian besar negara meningkatkan kegiatan sosial di luar rumah.

Beberapa ilmuwan mengatakan dampak pelonggaran ini sulit diprediksi.

Prof Woolhouse dari Universitas Edinburgh mengatakan mungkin akan ada peningkatan lain dalam kasus musim panas ini.

Baca juga: Menkes Inggris Minta Maaf soal Twit Tak Usah Takut Covid-19

Afrika Selatan

Afrika Selatan mencabut pembatasan penjualan alkohol pada hari kerja dan pelonggaran antarprovinsi.

Mengutip Reuters, Minggu (25/7/2021), Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan gelombang ketiga virus corona mungkin telah mencapai puncaknya.

Dia mengubah status negara ke level 3 yang disesuaikan, berdasarkan sistem lima tingkat penanganan pandemi Covid-19.

Pembatasan masih diberlakukan untuk pertemuan di dalam dan di luar ruangan. Jam malam berlaku pukul 22.00-04.00 waktu setempat. Penjual boleh beroperasi Senin-Kamis.

Negara itu telah mengalami gelombang infeksi ketiga parah selama sebulan terakhir akibat varian Delta. Namun, jumlah kasus mulai menurun dalam beberapa hari terakhir.

Setelah mencapai puncaknya sekitar 26.500 kasus sehari pada awal Juli, telah menurun menjadi rata-rata sekitar 12.000 per hari seminggu terakhir.

Tunisia

Warga negara di ujung benua Afrika, Tunisia, melakukan aksi demo menuntut pemerintah mundur setelah lonjakan kasus Covid-19 yang memperburuk masalah ekonomi.

Diberitakan Al Jazeera, Minggu (25/7/2021), demo di beberapa kota itu meneriakkan slogan-slogan menuntut Perdana Menteri Hichem Mechichi mundur dan parlemen dibubarkan.

Polisi menggunakan semprotan merica untuk pengunjuk rasa yang melemparkan batu.

Krisis melanda Tunisia sejak revolusi 2011, ditambah dengan pandemi yang mengakibatkan pengangguran melonjak dan layanan negara menurun.

Pada awal Juli, Kementerian mengatakan, sistem kesehatan Tunisia telah "runtuh" di bawah beban pandemi, yang telah menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dalam populasi sekitar 12 juta.

Sementara, lumpuhnya pemerintah bisa menggagalkan upaya untuk menegosiasikan pinjaman Dana Moneter Internasional yang dianggap penting untuk menstabilkan keuangan negara.

Akan tetapi, pemotongan pengeluaran yang akan memperburuk penderitaan ekonomi bagi rakyat biasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi