Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Hujan Meteor Alfa Capricornid Juli 2021 dan Cara Menyaksikannya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SKY2020
Ilustrasi hujan meteor
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) menyampaikan bahwa ada dua hujan meteor yang akan berlangsung pada Juli 2021.

Adapun dua hujan meteor itu adalah Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.

Peneliti Pusat Sains dan Antariksa (Pusainsa) Lapan, Andi Pangerang mengatakan, Indonesia juga berkesempatan menyaksikan fenomena astronomi ini.

"Puncak dari kedua hujan meteor ini terjadi pada 28 Juli 2021 pukul 10.00 WIB/11.00 WITA/12.00 WIT," ujar Andi kepada Kompas.com baru-baru ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, Andi menjelaskan bahwa hujan meteor baru bisa disaksikan pukul 19.45 WIB/WITA/WIT dari arah Timur-Tenggara sampai 29 Juli 2021 pukul 05.30 WIB/WITA/WIT dari arah Barat-Barat Daya.

"Jadi, menyesuaikan dengan waktu terbitnya titik radian untuk masing-masing zona waktu," lanjut dia.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi ketika Matahari Mati? Ini Penjelasan Lapan

Hujan meteor Alfa Capricornid

Asal mula penamaan fenomena hujan meteor Alfa Capricornid berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Alfa Capricorni (Algedi) konstelasi Capricornus.

Menurut Andi, hujan meteor Alfa Capricornid sudah aktif sejak 3 tahun lalu dan berakhir pada 15 Agustus 2021.

"Hujan metepr Alfa Capricornid terbentuk dari sisa komet 169P/NEAT," kata dia.

Selain itu, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid yakni 5 meteor per jam.

Sebagai tambahan, kelajuan komet Capricornid sebesar 86.400 km/jam.

Baca juga: 9 Komet yang Akan Melintas pada 2021, Apa Saja?

Hujan meteor Delta Aquarid

Sementara, penamaan hujan meteor Delta Aquarid berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Delta Aquarii (Skat) konstelasi Aquarius.

Terkait pembentukannya, hujan meteor Delta Aquarid diduga terbentuk dari sisa debu komet 96P/Machhloz.

"Delta Aquarid aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan ketampakan terbaik saat sebelum fajar astronomis (sekitar pukul 03.00-04.00 WIB/WITA/WIT)," kata Andi.

Lebih lanjut, intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteor per jam dengan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.

Baca juga: Fenomena Matahari Berada di Atas Kabah 15 Juli dan Cara Menentukan Arah Kiblat

Cara melihat hujan meteor

Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena langit ini, Andi mengatakan, bisa melihat tanpa alat bantu optik apa pun.

"Tanpa bantuan alat optik, tapi dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apa pun di sekitar medan pandang," kata dia.

Ia mengimbau, masyarakat yang melihat diharapkan bersabar untuk menantikan kedua hujan meteor ini, mengingat intensitas yang relatif sedikit.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Terbesar Saturnus Titan Ditemukan

Meski begitu, masyarakat dapat mengabadikannya menggunakan kamera baik DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang (long exposure).

Untuk waktu pengamatan, Andi mengatakan, hujan meteor memang optimal diamati pada waktu berikut:

  • Sebelum tengah malam, di mana Bulan masih memasuki fase Sabit Awal
  • Setelah malam saat Bulan sudah memasuki fase Sabit Akhir

Baca juga: Bisa Diamati di Seluruh Indonesia, Catat Jadwal Saksikan Komet Neowise

Tak hanya memperhatikan waktu, lamanya waktu pemotretan juga akan memengaruhi kualitas hasil gambar yang diperoleh.

"Cahaya bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor ini," ujar Andi.

Oleh karena itu, masyarakat tidak dapat menyaksikan maupun mengabadikan kedua hujan meteor jika intensitas maksimum secara optimal dikarenakan saat puncak hujan meteor masih memasuki fase Bulan Susut (Benjol Akhir).

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi