Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pemimpin Redaksi Kompas.com
Bergabung sejak: 21 Mar 2016

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Medali Olimpiade dan Standar Tinggi di Balik Permintaan Maaf Eko Yuli

Baca di App
Lihat Foto
SIGID KURNIAWAN
Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan melambaikan tangan sesuai melakukan angkatan clean and jerk dalam kelas 61 kg Putra Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, Minggu (25/7/2021). Eko Yuli berhasil mempersembahkan medali perak dengan total angkatan 302 kg.
Editor: Amir Sodikin

KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu?

Semoga kabarmu baik karena anugerah kesehatan.

Menghadapi makin rumitnya tantangan untuk tetap sehat, semoga kita diberi kekuatan, ketekunan, dan kesabaran.

Kekuatan, ketekunan, dan kesabaran agar terus bisa berupaya baik di tengah keterbatasan dan ketidakpastian yang tinggi.

Ketika segala sesuatu tidak pasti, teruslah berbuat baik. Kebaikan adalah kunci keselamatan jiwa dan raga. Demikian kebijaksanaan kuno yang meneguhkan dan menurut saya tepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijaksanaan kuno yang bersumber dari tradisi Budhis ini saya jumpai dari tulisan seorang teman yang tengah jatuh cinta pada Bali dan keheningannya.

Oya, Minggu (25/7/2021) lalu, pemerintah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Meskipun diperpanjang sampai 2 Agustus 2021, tidak lagi ada istilah darurat yang dilekatkan. Karena perbedaan kondisi nyata masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota, pemerintah memilih mengunakan istilah level 1-4 sesuai kegentingannya. 

Dari data pemerintah, secara nasional memang terjadi tren penurunan angka kasus positif Covid-19 seminggu terakhir dibandingkan seminggu sebelumnya.

Keterisian rumah sakit secara nasional juga mengalami penurunan setelah sebelumnya melonjak tajam hingga tidak mampu menampung.

Karena tren belum cukup meyakinkan lantaran sejumlah catatan, mendengarkan masukan pihak-pihak yang terdampak, dan mempertimbangkan kondisi di lapangan, pemerintah  memperpanjang PPKM dengan sejumlah penyesuaian.

Sebagai gambaran, Senin (26/7/2021), ada penambahan 28.228 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka ini menyumbang total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 3.194.733 orang, terhitung sejak 2 Maret 2020.

Meskipun ada penambahan 40.374 pasien sembuh akibat Covid-19 yang membuat jumlah pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia saat ini mencapai 2.549.692 orang, angka kematian masih tinggi.

Pada periode 25-26 Juli 2021, ada 1.487 pasien Covid-19 meninggal dunia. Sejak pandemi, ada 84.766 orang meninggal dunia karena Covid-19.

Melihat ancaman yang masih tinggi ini, semoga kamu tetap disipilin menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan orang lain. Disiplin ini semoga menjadi hal yang makin ringan dilakukan. 

Lantaran belum terkendalinya situasi sampai tenggat waktu yang ditetapkan, pemerintah kemudian meminta maaf.

Permintaan maaf itu dimulai dari Luhut Binsar Pandjaitan, orang kepercayaan Presiden Joko Widodo di segala cuaca.

Sebagai yang dipercaya menjadi Koordinator PPKM darurat Jawa-Bali, Luhut meminta maaf karena belum maksimalnya penanganan PPKM Jawa-Bali.

Sebelumnya, Luhut membuat pernyataan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia terkendali di tengah kasus yang terus melonjak.

Pernyataan tersebut memancing kritik dan kemarahan publik yang mendapati kenyataan yang bertentangan dengan pernyataan pemerintah.

Setelah itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga meminta kepada seluruh rakyat Indonesia terkait penanganan Covid-19 yang belum sempurna.

Erick menjelaskan, dengan kekuatan yang dimiliki, pemerintah bersama semua pihak terus bekerja sekeras-kerasnya.

Sebuah langkah yang baik untuk merespons psikologi masyarakat yang mendapati dampak langsung pandemi. Meminta maaf.

Lewat mata dan kepala sendiri, kita merasakan kesulitan mengakses layanan kesehatan saat mendapati diri sendiri, anggota keluarga atau kerabat kita sakit. Kabar duka juga makin dekat menghampiri.

Kerendahan hati dengan meminta maaf lantaran pandemi belum terkendali memang tidak mengubah fakta dampak pandemi yang nyata.

Namun, sikap itu meredakan emosi publik dan bisa jadi pijakan pemerintah melakukan sejumlah evaluasi dan perbaikan.

Kita mendapati, setelah permintaan maaf itu, sejumlah perubahan dilakukan dengan lebih baik. Kritik dan saran didengarkan karena adanya sikap rendah hati yang mendasari permintaan maaf.

Ada yang mengkritik permintaan maaf pejabat pemerintah itu tidak tulus. Tapi sudahlah. Pesan kepada pemerintah lewat sejumlah kritik sudah sampai dan kita melihat ada perbaikan meskipun belum sepenuhnya.     

Oya, soal permintaan maaf, kita dapat contoh luar biasa dari standar tinggi atlet agkat besi kebanggan Indonesia, Eko Yuli Irawan.

Menyumbangkan medali perak di Olimpiade Tokyo 2020 yang membuat Indonesia dipandang di ajang Olimpiade, Eko Yuli meminta maaf karena belum bisa mempersembahkan medali emas.

Permintaan maaf itu disampaikan Eko Yuli saat dihubungi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali usai pertandingan di Tokyo International Forum, Minggu (25/7/2021).

Mewakili Indonesia, Eko Yuli berkompetisi di cabang olahraga angkat besi kelas 61 kg putra. Lifter berusia 32 tahun itu menempati peringkat kedua dengan total angkatan 302 kg.

Eko Yuli mencapai angkatan snatch terbaik dengan beban 137 kg, sedangkan di angkatan clean & jerk dia mencapai 165 kg.

Dia hanya kalah dari lifter unggulan asal China, Li Fabin, yang mencatat total angkatan 313 kg dan meraih emas. Medali perunggu diraih Igor Son dari Kazakhstan dengan total angkatan 294 kg.

Perak Eko Yuli menambah perolehan medali Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

Sebelumnya, medali pertama Indonesia juga lahir dari angkat besi melalui lifter Windy Cantika Aisah. Windy Cantika meraih perunggu di kelas 49 kg putri.

Capaian Eko Yuli di Tokyo melanjutkan tradisinya meraih medali di ajang Olimpiade sejak 2008 di Beijing saat meraih perunggu. Di London 2012, Eko Yuli juga meraih perunggu. Perak diraih Eko Yuli di Rio 2016.

Dengan empat medali, Eko Yuli menjadi atlet Indonesia dengan koleksi medali Olimpiade terbanyak sepanjang sejarah.

Catatan Eko Yuli menggeser rekor jumlah medalinya yang diraih legenda angkat besi putri Indonesia, Raema Lisa Rumbewas yang meraih tiga medali Olimpiade pada periode 2000-2008.

Dengan semua capaian yang membanggakan itu, Eko Yuli meminta maaf.

Tidak hanya lewat kata-kata, tetapi dari bahasa tubuh usai gagal mengangkat barbel yang membuatnya memperoleh medali perak.

Sebuah standar tinggi yang ditetapkan Eko Yuli. Ketika standar itu tidak tercapai, dengan ketulusan lewat kata-kata dan bahasa tubuh, permintaan maaf disampaikan.

Kita tidak usah membandingkan permintaan maaf Eko Yuli ini dengan permintaan maaf para pejabat di negeri ini.

Apa yang dilakukan Eko Yuli dengan standar yang tinggi hanya contoh saja, bukan pembanding karena memang tidak sebanding.

Ungkapan atau pernyataan yang dinyatakan dengan ketulusan akan sampai dan dan mengena ke hati masyarakat secara tepat.

Ketulusan Eko Yuli tertangkap meskipun tidak berkata-kata sekalipun.

Saya selalu yakin, apa yang disampaikan dengan hati, akan sampai dan diterima oleh hati-hati yang lain.

Apa yang disampaikan dengan pikiran, akan sampai dan diterima oleh pikiran-pikiran yang lain.

Apa yang disampaikan dengan basa-basi, akan sampai dan diterima sebagai basa-basi juga.

Kita biasanya mendapatkan sesuatu sesuai dengan apa yang kita berikan. Tidak lebih, bisa kurang, bahkan kerap tidak mendapatkan.

Salam tulus,

Wisnu Nugroho

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi