Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Virus Corona Delta dan Delta Plus, Apa Bedanya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19 Varian Delta Plus
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Kasus Covid-19 dengan varian virus corona Delta dan Delta Plus telah ditemukan di Indonesia.

Kasus Covid-19 dengan varian Delta Plus dilaporkan Satgas Covid-19 Provinsi Jambi.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jambi, Johansyah, mengatakan, kasus varian Delta teridentifikasi dari sampel yang dikirimkan RS Raden Mattaher.

Rumah sakit tersebut mengirim 454 sampel ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Juni 2021.

Hasilnya, ada 7 orang yang terinfeksi varian Delta. Dari 7 orang itu, 2 orang terjangkit varian AY.1 atau varian Delta Plus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedangkan 5 orang lainnya terjangkit varian AY.3.

Baca juga: 7 Fakta Varian Delta Plus, dari Gejala hingga Cara Mencegahnya

Apa perbedaan varian Delta dan Delta Plus?

Mengutip Medical News Today, 6 Juli 2021, varian Delta merupakan mutasi virus yang pertama kali diidentifikasi pada Desember 2020 di India.

Varian Delta dikenal pula dengan sebutan B.1.617.2.

Varian Delta dengan cepat menjadi varian yang paling umum diidentifikasi di India dan saat ini juga menjadi varian dominan di Inggris.

Varian ini telah menunjukkan peningkatan transmisi 40 sampai 60 persen dibandingkan varian alfa dominan sebelumnya.

Varian Delta Plus

Sementara, varian Delta Plus merupakan turunan dari varian Delta.

Perbedaan antara varian Delta dan Delta Plus terletak pada mutasi tambahan K417N pada protein lonjakan virusnya.

K417 ini yang dipakai virus menginfeksi sel-sel sehat.

Mutasi K417N saat ini juga menjadi perhatian karena mutasi tersebut juga ditemukan pada varian beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Varian Delta Plus dikenal sebagai B.1.617.2.1 atau AY.1.

Baca juga: Ada Varian Corona Delta Plus, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Badan Kesehatan Masyarakat Inggris pertama kali menetapkan varian Delta Plus sebagai varian perhatian pada 11 Juni 2021.

Otoritas India melakukan langkah yang sama pada 22 Juni 2021.

Kini, ada 11 negara yang melaporkan adanya 197 kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta Plus SARS-CoV-2.

Reuters, 23 Juni 2021, memberitakan, hingga 16 Juni ada ratusan kasus yang ditemukan di 11 negara, yaitu:

  1. Inggris
  2. Kanada 
  3. India 
  4. Jepang 
  5. Nepal
  6. Polandia  
  7. Portugal  
  8. Rusia  
  9. Swiss  
  10. Turki  
  11. Amerika Serikat  

Penyelidikan

Kepada Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, saat ini varian Delta Plus hanya menyumbang sebagian kecil dari urutan Delta.

Akan tetapi, WHO mengingatkan, varian ini tetap berisiko terhadap kesehatan masyarakat seperti varian lainnya karena varian-varian yang muncul telah menunjukkan peningkatan penularan.

Konsorsium SARS-CoV-2 Genomics India (INSACOG) yang mengurutkan genom virus SARS-CoV-2 saat ini juga terus mengikuti penyelidikan evolusi Delta Plus.

Adapun INSACOG mencantumkan sejumlah kekhawatirannya tekait Delta Plus yakni:

  • Peningkatan transmisibilitas
  • Ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru
  • Potensi pengurangan respons antibodi monoklonal.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi