Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasusnya Ditemukan di Indonesia, Ini Gejala Terinfeksi Varian Corona Delta Plus

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19 Varian Delta Plus
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Varian Covid-19 Delta Plus atau AY.1 telah terdeteksi di Indonesia.

Varian Delta plus adalah turunan dari varian Delta, dengan satu-satunya perbedaan yang diketahui adalah mutasi tambahan, K417N, pada protein lonjakan virus.

Protein ini memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tiga kasus varian Delta Plus terdeteksi di dua provinsi, yaitu Jambi dan Sulawesi Barat.

Ketiga pasien itu kini telah dinyatakan sembuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sehat, kan sampelnya diambil satu bulan lalu," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Varian Virus Corona Delta dan Delta Plus, Apa Bedanya?

Apa saja gejala terinfeksi virus corona varian Delta?

Melansir MPNRC, sejumlah gejala yang ditimbulkan pada varian ini adalah batuk kering, kelelahan, atau demam pada umumnya.

Gejala parah dari varian ini mungkin termasuk sesak napas dan sakit perut.

Pasien Covid-19 dengan varian Delta plus juga dapat merasakan gejala ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, anosmia, dan sakit kepala.

Diketahui, kasus yang melibatkan varian Delta plus telah dilaporkan di 11 negara, termasuk Amerika Serikat.

Inggris pertama kali menyatakan Delta plus sebagai "variant of concern" pada 11 Juni 2021 dan diikuti oleh India pada 22 Juni 2021.

Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian ini hanya menyumbang sebagian kecil kasus.

"Delta dan varian lain yang menjadi perhatian tetap menjadi risiko kesehatan masyarakat yang lebih tinggi, karena mereka telah menunjukkan peningkatan penularan," kata WHO, dikutip dari Medical News Today.

Baca juga: Ada Varian Corona Delta Plus, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

Konsorsium SARS-CoV-2 pada Genomics (INSACOG) India mengungkatkan tiga kekhawatiran pada varian Delta plus.

Ketiganya adalah peningkatan transmisibilitas, ikatan yang lebih kuat dengan reseptor sel paru-paru, dan potensi pengurangan respons antibodi monoklonal.

Hingga saat ini, belum ada cukup data untuk menunjukkan tentang efektivitas vaksin terhadap varian Delta plus.

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda jelas apakah varian ini menginfeksi orang yang telah divaksin.

Tak hanya itu, tak ada negara dengan kasus varian Delta plus yang melaporkan lonjakan tingkat infeksi.

Sebagai informasi, banyak vaksin yang telah tersedia menunjukkan bukti mencegah rawat inap dan penyakit parah pada pasien varian Delta.

Vaksin Pfizer dan Oxford-AstraZeneca sangat efektif, dengan efektivitas masing-masing 96 persen dan 92 persen setelah kedua dosis.

Studi tentang vaksin Moderna dan Covaxin juga menunjukkan bahwa mereka mampu menetralkan varian virus ini.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi