Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Bisnis Hasil Swab Palsu di Bus

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Hoaks
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Di media sosial beredar sebuah video dengan narasi adanya praktik bisnis penjualan hasil swab palsu di dalam bus dengan tarif Rp 90.000 per orang.

Video ini viral di berbagai platform media sosial.

Video yang beredar memperlihatkan seorang wanita berbaju APD tengah membagikan kertas yang disebut sebagai hasil swab.

Dari konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, narasi yang beredar tersebut tidak tepat.

Yang dibagikan adalah hasil tes swab setelah para penumpang itu melakukan tes Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang beredar

Video yang disebut sebagai video bisnis hasil swab palsu salah satunya dibagikan akun Facebook ini..

Ia membagikan unggahan dengan menyertakan narasi sebagai berikut:

“Viral… Bisnis Hasil Swab Palsu di Dalam Bus Rp 90.000 per orang,” tulisnya.

Dalam video itu terlihat seorang wanita mengenakan APD tengah membagikan kertas, dan sejumlah orang terlihat memberikan sejumlah uang kepada wanita tersebut.

Dalam video, terdengar seseorang menanyai wanita tersebut jumlah yang harus dibayar, dan dijawab, "Rp 90.000".

Suara laki-laki tersebut kemudian menanyai jangka waktu dan apakah jika kembali harus melakukan swab ulang. 

Konfirmasi Kompas.com

Peristiwa itu diketahui terjadi di bus yang melintas di wilayah Lampung Selatan.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Lampung Selatan, AKBP Edwin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di rest area Km 33 Jalan Tol Trans-Sumatera, Lampung Selatan.

Video direkam pada Jumat, 23 Juli 2021.

Edwin menjelaskan, penumpang dalam bus tersebut adalah penumpang bus dari Payakumbuh yang hendak menyeberang ke Merak.

Lokasi rest area merupakan tempat rapid test antigen mandiri (berbayar) yang disediakan oleh Organisasi Angkutan Darat (organda).

“Lokasi rapid test itu sifatnya mandiri dan berbayar. Lokasi rapid test itu legal,” kata Edwin.

Rapid test tersebut merupakan kerja sama Assalam Medical Center dan pengelola jalan tol PT Hutama Karya.

Polisi melakukan pemeriksaan terhadap sopir bus, kondektur, dan petugas pelaksana rapid test.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa semuanya sudah sesuai prosedur yakni menggunakan rapid test antigen yang disediakan klinik.

“Awalnya, semua penumpang itu turun dari bus untuk rapid antigen. Sambil menunggu hasil rapid test, para penumpang naik kembali ke dalam bus,” kata Edwin.

Sebelum perempuan ber-APD tersebut terekam membagikan surat bebas Covid-19, kondektur bus sempat diminta mengambil surat dan menarik biaya secara kolektif tapi kondektur tidak bersedia sehingga petugas naik dan membagikan surat serta menarik biaya rapid.

Penanggung Jawab Klinik AMC 3 dr. Pipit Yuliarpan mengklarifikasi kejadian viral tersebut.

Dalam keterangan tertulisnya, ia menegaskan narasi yang beredar yang menyebut video tersebut merupakan bisnis swab test palsu adalah tidak benar.

"Bahwa video tersebut tidak benar atau hoax dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Video tersebut hanya menunjukan proses akhir dari rangkaian alur pemeriksaan Antigen yang kami laksanakan, yaitu pendaftaran, pemeriksaan, pembayaran dan pembagian hasil," kata Pipit seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (28/7/2021).

Kesimpulan

Informasi yang menyebut adanya bisnis hasil swab palsu di dalam bus seharga Rp 90.000 adalah tidak benar.

Pihak-pihak yang dikonfirmasi Kompas.com menjelaskan bahwa video yang viral tersebut merupakan kegiatan legal dan pembagian hasil swab dilakukan setelah penumpang menjalani pemeriksaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi