Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 5 Bahaya dan Dampak Buruk Makan Terlalu Cepat bagi Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/SANDER DALHUISEN
Beberapa orang sangat doyan makan, tetapi kebiasaan tersebut tak membuat tubuhnya gemuk.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Setiap orang memiliki cara makan yang berbeda-beda. Sebagian orang punya kebiasaan makan dengan cepat, begitu pun sebaliknya.

Sementara orang lain juga membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan makanan.

Makan terlalu cepat ternyata dapat berakibat buruk bagi kesehatan.

Oleh karena itu bagi Anda yang terbiasa makan dengan cepat, sebaiknya untuk menghilangkan kebiasaan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal ini karena dapat menyebabkan penyakit yang menganggu kesehatan tubuh Anda.

Berikut ini bahaya dan dampak buruk makan terlalu cepat dan terburu-buru bagi kesehatan yang dirangkum dari Kompas.com.

1. Tersedak

Saat seseorang makan terlalu cepat, maka akan lebih banyak menelan langsung makanan daripada menguyah terlebih dahulu.

Kondisi ini berisiko dapat menyebabkan Anda tersedak. Meskipun dianggap remeh, namun tersedak juga dapat berakibat fatal.

Tersedak dalam dunia medis juga dapat mengakibatkan kematian. Kondisi seseorang tersedak makanan menyebabkan irtiasi tenggorokan.

Baca juga: Makan Cepat Bikin Gemuk dan Picu Masalah Jantung

Kemudian terjadinya kerusakan tenggorokan, hingga kematian akibat sesak napas.

Oleh karena itu, penting untuk mangajari anak agar makan secara perlahan, serta mengunyah makanan dengan hati-hati mencegah tersedak.

2. Diabetes

Kebiasanan makan dengan terburu-buru dapat mendorong tubuh secara ekstra ke arah penyakit diabetes tipe 2.

Pasalnya, makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, ditandai dengan kadar gula darah dan insulin tinggi.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak menggunakan insulin secara efektif dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring waktu.

Tentu saja, makan cepat berhubungan dengan obesitas sebagai penyebab utama resistensi insulin.

Namun, sebuah studi menemukan bahwa, makan cepat dapat juga menambah risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 meski mereka mengontrol tingkat body mass index (BMI).

3. Obesitas

Melansir Health Line, otak manusia membutuhkan waktu untuk memproses sinyal kekenyangan.

Faktanya, otak Anda mungkin membutuhkan waktu hingga 20 menit untuk menyadari bahwa Anda sudah kenyang.

Baca juga: Alasan Pemerintah Atur Makan 20 Menit: Tak Semua Bisa Pesan-Antar

Saat Anda makan dengan cepat, jauh lebih mudah untuk makan lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan tubuh Anda.

Seiring waktu, asupan kalori berlebih ini dapat menyebabkan penambahan berat badan. Sebuah studi pada anak-anak menemukan bahwa 60 persen dari mereka yang makan dengan cepat, juga akan makan berlebihan.

Pemakan cepat juga 3 kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Jadi, makan cepat telah dipelajari sebagai faktor risiko potensial untuk menjadi kelebihan berat badan dan obesitas.

4. Sindrom metabolik

Melansir laman Clean Eating, makan cepat dan kenaikan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Sindrom ini adalah sekelompok faktor yang meningkatkan risiko tidak hanya diabetes, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.

Sebuah studi melibatkan hampir 9.000 orang usia lebih dari 40 tahun yang tidak memiliki sindrom metabolik pada awalnya.

Selama tiga tahun ke depan, pemakan cepat diketahui lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik daripada mereka yang makan lebih secara perlahan.

Secara khusus, pemakan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah.

Baca juga: Suka Makan Cepat dan Sedikit Mengunyah? Siap-siap Gemuk!

Kondisi ini adalah dua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik, dan sering kali merupakan pertanda penyakit jantung.

Sekelompok faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.

5. Gastritis

Selain itu, makan terlalu cepat juga dikaitkan dengan gastritis erosif, peradangan yang menggerogoti lapisan perut.

Gangguan ini menyebabkan kerusakan yang dangkal atau terkadang tukak yang dalam.

Dalam sebuah penelitian dari Korea, lebih dari 10.000 pasien menjalani pemeriksaan termasuk endoskopi saluran pencernaan bagian atas, yakni prosedur menggunakan tabung berlampu dengan kamera kecil yang mengalir ke tenggorokan, melalui kerongkongan dan masuk ke perut.

Dokter lebih mungkin menemukan tanda-tanda gastritis erosif pada pasien yang mengatakan bahwa mereka adalah pemakan cepat.

Baca juga: Selebritas Korsel Lahap 5 Mangkuk Mie dalam 48 Detik, Ini Bahaya Makan Cepat

Salah satu kemungkinan alasannya, yaitu orang yang menelan makanan mereka secara terburu-buru cenderung makan berlebihan.

Sementara, makan berlebihan, pada gilirannya dapat menyebabkan makanan duduk lebih lama di perut, sehingga lapisan perut terpapar lebih banyak asam lambung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi