Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Google Doodle Tampilkan Sariamin Ismail, Perempuan yang Lawan Belanda dengan Sastra

Baca di App
Lihat Foto
Google Doodle hari ini menampilkan sosok Sariamin Ismail

KOMPAS.com - Google Doodle merayakan ulang tahun ke-12 Sariamin Ismail, novelis perempuan pertama di Indonesia.

Google pun membuat ilustrasi Sariamin dengan karyanya bernama Ayang Cempaka.

Google Doodle menampilkan ilustrasi Sariamin memakai baju khas Minangkabau bernuansa merah dan merah muda. Seniman perempuan itu digambarkan sedang menulis pada setumpuk kertas.

Di sekitar perempuan itu tampak daun hijau menjalar membentuk tulisan Google.

Siapa Sariamin Ismail?

Sariamin Ismail merupakan seniman Minangkabau yang lahir di Talu, Sumatera Barat, pada 31 Juli 1909.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Google Doodle Tampilkan Sariamin Ismail, Novelis Perempuan Pertama di Indonesia

Menurut Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin via Kompas.com, Sariamin mengenyam pendidikan sekolah dasar (Goverment School) dan lulus dalam waktu 5 tahun pada 1921.

Setelah lulus sekolah dasar, Sariamin melanjutkan pendidikan di sekolah guru (Meisjess Normaal School) dan lulus pada tahun 1925.

Ia kemudian mengabdi sebagai guru di Bengkulu. Kemudian pada tahun 1930, ia dipindahkan ke Padangpanjang.

Pada tahun 1939, Sariamin dipindahkan ke Aceh. Ia pernah mengajar di Kuantan (riau) dari 1941-1969.

Sambil terus menulis, ia mengajar di berbagai kota di Indonesia.

Beberapa jabatan pernah ia emban, yakni sebagai ketua Jong Islarnieten Bon Dames Afdeling Cabang Bukittinggi (1928-1930) dan anggota DPRD Riau (1947-1948).

Semasa kecil, Sariamin memiliki ketetarikan pada dunia sastra. Saat berusia 10 tahun, ia mulai mendalami dunia puisi. Kemudian ketika menginjak remaja di usia 16 tahun, tulisan-tulisan Sariamin menghiasi sejumlah surat kabar lokal.

Dilansir Antaranews, Sariamin Ismail juga pernah menjadi wartawan pada tahun 1930-an dan sering menulis di majalah yang dikelola perempuan, Soeara Kaoem Iboe Soematra.

Melalui majalah itu, ia menyuarakan penolakannya terhadap poligami dan menekankan pentingnya hubungan keluarga inti di Minangkabau.

Lawan Belanda dengan sastra

Sariamin termasuk penulis angkatan Pujangga Baru. Ia memiliki banyak nama pena.

Nama pena yang populer adalah Selasih, dan muncul pada novel Kalau Tak Untung pada tahun 1933.

Baca juga: Profil Sariamin Ismail, Novelis Perempuan Pertama Indonesia yang Ada di Google Doodle Hari Ini

Novel dengan nama samaran Selasih itu tercatat sebagai karya novel pertama di Indonesia yang ditulis seorang perempuan.

Beberapa nama samaran juga kerap ia gunakan untuk novel-novelnya. Antara lain Sekejut Gelingging, Seri Tanjung Dahlia, Seri Guning, Seri Gunung,Bunda Kanduang, Mande rubiah, Ibu Sejati, dan Seleguri.

Sariamin sengaja menggunakan nama samaran demi menghindari penangkapan Belanda.

Ia memang dicari oleh kolonial Belanda karena tulisannya yang dinilai provokatif dan penuh hasutan.

Beberapa karyanya memang berisi narasi perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Karya-karya Sariamin

Kalau Tak Untung (novel, 1933)

Pengaruh Keadaan (novel, 1937)

Rangkaian Sastra (1952)

Panca Juara (cerita anak, 1981)

Nakhoda Lancang (1982)

Cerita Kak Mursi (cerita anak, 1984)

Kembali ke Pangkuan Ayah (novel, 1986)

Puisi Baru (bunga rampai, 1946)

Puisi Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (bunga rampai, 1979)

Puisi Tonggak 1 (bunga rampai, 1987)

(Sumber: Antaranews.com, Kompas Tren/ Penulis: Rosy Dewi Arianti Saptoyo | Editor: Rendika Ferri Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Farid Assifa
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi