Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepi Pengunjung, Pedagang Malioboro Kibarkan Bendera Putih

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO
Suasana Malioboro terlihat sepi, penyekatan dilakukan oleh Pemkot Yogyakarta untuk mencegah warga nongkrong di sekitaran Malioboro, Senin (5/7/2021)
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Para pedagang di Malioboro, Yogyakarta, kibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah terhadap pandemi Covid-19 serta aturan PPKM yang ditetapkan pemerintah.

Bendera putih dipasang mulai dari jalan masuk Malioboro hingga di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (30/7/2021), aksi pengibaran bendera putih itu bukanlah bentuk protes melainkan ungkapan kesedihan akibat kondisi ekonomi yang semakin sulit.

"Bukan protes, imbauan supaya mengerti perasaan PKL bahwa ekonomi lumpuh total, tidak ada pedagang, tidak ada pengunjung," kata Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro, Desio Hartonowati.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menyerah secara universal. Kami enggak bisa berbuat apa-apa lagi," imbuhnya.

Menurut Desio, semua pedagang terkena imbas pandemi Covid-19 dan penerapan PPKM, namun yang paling kesulitan adalah para pedagang lesehan yang baru bisa menggelar lapak dagangannya pada sore hari.

Baca juga: Aturan Baru Bandara Soekarno-Hatta Selama PPKM Level 4

Kita buka pukul 18.00 WIB, aturan jam 20.00 WIB tutup. Kami minta kebijakan pemerintah daerah supaya bisa berjualan sampai pukul 23.00 WIB," ujarnya.

Selain itu, pedagang pun mengeluhkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah yang hingga kini belum tersalurkan secara merata.

"Ya kalau kaki lima parah, terutama kuliner. Karena sejak Covid-19 ada belum pernah ada bantuan apapun dari pemerintah. Kita mengetuk hati pemerintah supaya memberikan sedikit bantuan kepada terutama pedagang kaki lima yang ada di Malioboro," ucap Dimanto (64), salah satu pedagang kaki lima di Malioboro.

"Sekarang lebih berat, diperbolehkan jualan tapi akses jalan masih ditutup. Kita membuat makanan thok tapi tak bisa jual. Pembeli belum ada. Kalau akses dibuka mungkin banyak pembelinya. Kalau sekarang ditutup belum ada pembeli," terangnya.

Baca juga: Ini Perbedaan Aturan PPKM Level 1, 2, 3 dan 4

Pengusaha hotel dan restoran Garut kibarkan bendera putih

Sebelumnya, aksi pengibaran bendera putih juga dilakukan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut, Jawa Barat, pada Senin (19/7/2021).

Tak hanya itu, bendera putih yang berkibar di setiap hotel di Garut itu dilengkapi dengan emoji menangis.

Dikutip dari Tribunjabar.id melalui KOMPAS.com, aksi tersebut merupakan bentuk kesedihan atas ketidakpastian nasib perhotelan dan restoran selama masa pandemi Covid-19.

"Pengibaran bendera putih ini adalah sebuah refleksi hati kita yang menangis. Kita di tempat usaha sendiri seperti orang yang sudah meninggal," ujar Ketua PHRI Garut, Deden Rohim.

Menurut Deden, seluruh pelaku usaha di industri ini sudah menuruti aturan-aturan yang diterapkan pemerintah. Namun, pemda malah terkesan membiarkan para pelaku usaha.

"Jika PPKM Darurat ini diperpanjang misalnya, ya saya akan serahkan seluruh karyawan. Silakan minta ke negara untuk mereka bisa makan karena gua sudah tidak mampu bayar," ujar Deden.

Baca juga: H-2 Sebelum PPKM Level 4 Berakhir, Ini Aturan yang Masih Berlaku

Deden berharap, pemerintah memberikan kompensasi kepada para pelaku usaha perhotelan dan restoran di masa pandemi Covid-19.

"Ya minimal dikasih keringanan lah pajaknya. Kita disuruh tutup sementara pajak harus bayar," tegasnya.

Sejarah bendera putih sebagai tanda menyerah

Dilansir dari History melalui KOMPAS.com, bendera putih sudah digunakan sebagai tanda menyerah sejak ribuan tahun lalu.

Hal ini diketahui dari tulisan seorang penulis sejarah Romawi Kuno, Livy yang menggambarkan penyerahan diri pasukan Vitellian yang ditandai dengan pengibaran bendera putih.

Baca juga: Cara Makan Maksimal Waktu 20 Menit di Warteg Selama PPKM Level 4

Kain putih merupakan warna yang mudah terlihat saat berada di medan perang. Bendera putih kemudian menjadi umum dalam peperangan di negara barat, namun simbol ini juga muncul di China saat Dinasti Han Timur pada tiga abad pertama Masehi.

Kini, bendera putih bukan hanya menjadi simbol menyerah secara internasional, tapi juga sebagai tanda memulai gencatan senjata atau negosiasi di medan perang.

Sumber: KOMPAS.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi