Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Indonesia Jika Ibu Kotanya Tenggelam?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/SUSAN WALSH
Presiden Joe Biden berbicara selama konferensi pers di Gedung Putih.
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com – Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), menyentil persoalan pemanasan global saat berpidato di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Selasa, 27 Juli 2021.

Dalam kesempatan tersebut, Biden mengingatkan akan perubahan iklim dan pemanasan global yang mungkin saja mengubah doktrin strategis nasional.

Biden mengatakan, dinas intelijen akan berperan penting dalam menopang kekuatan AS saat menghadapi tantangan baru dan ancaman hibrida.

Mengenai dampak pemanasan global, Biden mengingatkan bahwa masalah lingkungan ini bisa mencairkan es di kutub dan menaikkan permukaan laut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Jika, pada kenyataannya, permukaan laut naik dua setengah kaki lagi (sekitar 0,7 meter), Anda akan melihat jutaan orang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur,” ujar Biden, diberitakan Kompas.com, Jumat (30/7/2021).

Baca juga: Sebelum Prediksi Joe Biden, 40 Persen Wilayah DKI Sudah di Bawah Permukaan Laut

Biden mengatkan, ribuan orang di Afrika Tengah rela saling menghabisi nyawa demi mendapatkan lahan subur yang kian berkurang akibat pemanasan global.

Tak hanya itu, Biden juga menyebut mengenai prediksi tenggelamnya Jakarta akibat naiknya permukaan laut.

“Apa yang terjadi di Indonesia jika perkiraannya benar bahwa dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena akan tenggelam?” katanya.

“Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkunga,” lanjut Biden.

Menurut Biden, suhu Bumi yang semakin panas telah berimbas pada Samudra Arktik yang dingin dan sulit diakses.

“Arktik yang memanas secara dramatis membuka persaingan untuk sumber daya yang dulunya sulit diakses,” ucap Biden.

Baca juga: Senat AS Setujui Pilihan Biden, Angkat Rachel Levine Jadi Asisten Menkes AS

Saat ini, Samudra Arktik telah menjadi bahan rebutan banyak negara untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya.

Tentu saja, hal ini menjadi tanda bahaya bagi kelangsungan eksosistem di Samudra Arktik sekaligus kian meningkatkan ancaman perubahan iklim.

Diberitakan Kompas.com, Senin (27/7/2021), sebagian besar populasi beruang kutub Arktik harus berjuang bertahan hidup pada tahun 2100 karena es yang mencair akibat pemanasan global.

Hal ini dipaparkan oleh sebuah studi dari University of Toronto, Kanada, yang dipublikasikan oleh Nature Climate Change.

Untuk menyelamatkan kehidupan beruang kutub tersebut, emisi gas rumah kaca harus benar-benar ditekan.

“Itulah yang saya maksud tentang perubahan dunia. Apa yang akan terjadi pada doktrin strategis kita dalam 2, 5, 10, 12 tahun ke depan, ketika Anda dapat menaklukkan Kutub Utara tanpa pemecah es?” ungkap Biden.

Sumber: Kompas.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi