KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia saat ini memerlukan dua dosis vaksin untuk penggunaanya. Tujuannya agar mendapatkan antibodi yang optimal.
Namun dalam dua dosis vaksin tersebut, tidak langsung disuntikkan dua kali pada tubuh melainkan ada interval waktu yang dibutuhkan.
Sayangnya, karena jarak antara vaksin dosis pertama dan kedua cukup lama (bisa sampai 4 minggu atau lebih), sebagian orang terkadang lupa atau terlambat untuk mendapatkan vaksin dosis kedua.
Baca juga: Mengenal Ilmuwan Dibalik Vaksin AstraZeneca, Dua Nama Asal Indonesia
Bukan hanya karena lupa, ada juga masyarakat yang terlambat mendapatkan vaksin dosis kedua karena keterbatasan suplai vaksin yang masih mengandalkan kiriman dari luar negeri yang bertahap.
Lalu bagaimana jika terlambat mendapatkan vaksin dosis kedua?
Vaksin Covid-19 di Indonesia
Di Indonesia sendiri, hingga Juli 2021 ada empat jenis vaksin Covid-19 yang digunakan. Keempatnya yakni Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, dan Moderna. Di luar itu, rencananya Indonesia juga akan menggunakan vaksin Pfizer sebagai vaksin Covid-19.
Setiap jenis vaksin memiliki rentang waktu antara dosis pertama dan kedua yang berbeda. Berikut rincian rentang waktu antara pemberian vaksin dosis pertama ke dosis kedua:
- Sinovac: 2 sampai 3 minggu
- Sinopharm: 3 sampai 6 minggu
- AstraZeneca: 8 sampai 12 minggu
- Moderna: 3 sampai 6 minggu
- Pfizer: 4 sampai 6 minggu
Lalu kembali ke pertanyaan sebelumnya, bagaimana jika seseorang terlambat menerima vaksin dosis kedua? Apa dampaknya?
Jika terlambat menerima vaksin dosis kedua
Diberitakan Kompas Sains yang melansir Manila Buletin (31/7/2021), jika dosis kedua yang terlambat merupakan vaksin Sinovac, maka tidak akan memengaruhi efektivitas vaksinnya.
Namun dengan catatan jarak kedua suntikannya tidak melebihi 6 bulan. Selama masih kurang dari enam bulan, aman saja untuk melanjutkan vaksin.
Baca juga: Ledek Vaksin Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Infeksi Virus Corona
Hasil yang berbeda ditemukan pada vaksin AstraZeneca. Dilansir dari Oxford University, ternyata dosis kedua yang tertunda justru berpotensi meningkatkan respons imun tubuh.
Hasil penelitian di Oxford University menunjukkan bahwa penundaan hingga 45 minggu antara dosis pertama dan dosis kedua bisa meningkatkan respon imun setelah dosis kedua.
Selain itu, percobaan pemberian booster ketiga setelah lebih dari 6 bulan juga menunjukkan antibodi yang meningkat.
Ini akan menghasilkan sistem imun yang kuat untuk melindungi tubuh dari virus SARS-CoV-2. Sedangkan untuk vaksin Pfizer dan Moderna, hingga saat ini belum ada data apa risiko yang terjadi jika masyarakat terlambat untuk dosis kedua.
Sementara itu Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa jika seseorang terlewat jadwal keduanya, maka orang tersebut harus langsung menyusul jadwal kedua.
Hingga saat ini data berbagai merk vaksin masih terbatas berkaitan efektivitas vaksin kedua yang terlambat.
Terinfeksi Covid-19 setelah vaksin pertama?
Baca juga: Benarkah Antibodi Vaksin Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan?
Jika seseorang terinfeksi Covid-19 setelah menerima vaksin dosis pertama, maka ada perubahan waktu untuk mendapatkan vaksin dosis kedua.
Sesuai aturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berdasarkan rekomendasi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), bagi penyintas Covid-19, vaksinasi baru bisa dilakukan setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.
Apabila setelah dosis pertama sasaran terinfeksi Covid-19, maka dosis pertama vaksinasi tidak perlu diulang, tetap diberikan dosis kedua dengan interval yang sama yaitu 3 bulan sejak dinyatakan sembuh.
(Sumber:Kompas.com/Nadia Faradiba | Editor: Nadia Faradiba)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.