Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesemutan Bisa Jadi Tanda Berbagai Penyakit, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
freepik
Ilustrasi kesemutan
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Kesemutan merupakan sensasi geli, merinding, mati rasa, atau sakit seperti ditusuk jarum pada bagian tubuh tertentu.

Biasanya kesemutan terjadi pada kaki, tangan, pundak, atau bagian tubuh lainnya. Kondisi yang dalam dunia medis dikenal dengan sebutan paresthesia ini terbagi menjadi dua jenis, sementara dan berkepanjangan.

Seperti namanya, kesemutan sementara terjadi hanya dalam waktu singkat. Biasanya kondisi ini terjadi akibat adanya tekanan pada saraf bagian tubuh dalam waktu yang cukup lama, namun akan hilang dalam waktu singkat.

Sementara kesemutan berkepanjangan biasanya berlangsung sangat lama dan membutuhkan penanganan tim medis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (22/9/2020), berikut beberapa penyakit yang ditandai dengan munculnya gejala kesemutan.

Baca juga: Harimau Ragunan Positif Covid-19, Ini Gejala Covid-19 pada Hewan

1. Cedera saraf

Kesemutan bisa menjadi tanda adanya masalah atau cedera saraf. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh banyak hal, mulai dari saraf kejepit, saraf rusak, hingga saraf hancur.

Jika mengalami hal ini, cara yang paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan konsultasi kepada dokter. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, merekomendasikan tes darah, CT scan, MRI, serta biopsi saraf.

2. Penyakit autoimun

Kesemutan juga bisa jadi tanda penyakit autoimun. Penyakit ini memang dapat menyebabkan peradangan kronis.

Beberapa penyakit autoimun yang menimbulkan gejala sering kesemutan di antaranya sindrom Guillain-Barre, lupus, dan rheumatoid arthritis.

3. Infeksi

Kaki, tangan, atau bagian tubuh lainnya yang mengalami kesemutan bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi virus atau bakteri.

Baca juga: Jangan Remehkan, Ini Perbedaan Flu Biasa dengan Gejala Covid-19

Lyme, herpes, cytomegalovirus, Epstein-Barr, dan HIV/AIDS adalah contoh penyakit akibat infeksi virus atau bakteri yang membuat pengidapnya seringkali merasakan sensasi kesemutan.

4. Mengonsumsi alkohol berlebihan

Minum minuman beralkohol terlalu banyak juga dapat menyebabkan kesemutan berkepanjangan.

Peminum alkohol biasanya kekurangan tiamin yang menyebabkan gangguan saraf neuropati perifer. Selain itu, minum minuman alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan kerusakan saraf atau gangguan neuropati alkoholik.

5. Kekurangan atau kelebihan vitamin tertentu

Mengonsumsi vitamin dalam dosis yang tidak tepat juga bisa menyebabkan tubuh sering mengalami kesemutan.

Vitamin E, B1, B6, B12, dan niasin sangat penting untuk menunjang kesehatan saraf. Akan tetapi, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa, penyebab penting dari gangguan saraf neuropati perifer.

Baca juga: Kenali Gejala Sisa Setelah Sembuh dari Covid-19, Apa Saja?

6. Penyakit sistemik

Kesemutan juga bisa jadi tanda munculnya penyakit sistemik, seperti gangguan ginjal, penyakit hati, kerusakan pembuluh darah, atau penyakit darah.

Beberapa gangguan pada jaringan ikat, peradangan kronis, kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroid), kanker dan tumor yang menyerang saraf juga bisa memicu kesemutan.

7. Sindrom saraf terjepit

Penyebab sering kesemutan lainnya juga bisa dipicu penyakit sindrom saraf terjepit. Beberapa gangguan saraf terjepit, seperti sindrom carpal tunnel dan kelumpuhan saraf dapat menyebabkan kaki dan tangan sering kesemutan.

8. Diabetes

Dilansir dari WebM                            D melalui KOMPAS.com, kesemutan juga bisa menjadi tanda seseorang mengidap penyakit diabetes.

Pada penyakit neuropati diabetes, kesemutan umumnya muncul dari kedua telapak kaki, naik ke seluruh kaki, menjalar ke lengan, sampai ke kedua telapak tangan.

Sumber: KOMPAS.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi