Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Influencer Diduga Suntik Vaksin Ketiga, Penjelasan Kemenkes, dan Tanggapan Epidemiolog

Baca di App
Lihat Foto
Instagram
Tangkapan layar story instagram viral tentang influencer vaksinasi dosis ketiga
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan terkait dugaan adanya influencer yang mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 ketiga atau booster belum lama ini viral di media soal Instagram.

Unggahan itu dibagikan akun Instagram @johandjayanto yang kemudian dibagikan ulang oleh akun Twitter @cathydjaya hingga akun Instagram @lambe_turah.

Dari tangkapan layar terlihat lambang DPRD DKI Jakarta dan keterangan "9.18 AM Tuesday (hari Selasa), Vaccine shot x 3: Booster".

Baca juga: Video Viral Lansia Naik Sepeda 15 Kilometer untuk Vaksinasi Covid-19, Tak Punya HP untuk Daftar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu nama akun dan wajah influencer itu disensor.

Story itu pun dihapus 6-8 jam setelah diposting, menurut keterangan yang ditulis akun Instagram @johandjayanto.

Selain itu akun Instagram @johandjayanto juga menuliskan hal berikut ini di komentar postingan @lambe_turah:

"Hi, saat ini dari Dinkes & Kemenkes sudah contact saya untuk klarifikasi dan semua bukti sudah di mereka. Menurut saya nggak perlu cari tau ya siapa influencernya dan saya juga nggak bakal sebut itu siapa. Mungkin aja dia cuma diajak dan kebetulan aja di-story entah apa motivasinya. Lalu sadar kalo kontroversial, post dia dihapus 6-8 jam kemudian. Dalam waktu segitu, tentu ada ratusan/ribuan followers lain yg juga liat. Kalo kalian liat, ga perlu di spill ya namanya. Nanti jadi cyber bullying. Terima kasih."

Baca juga: Viral Pengibaran Bendera Putih di Sejumlah Tempat sebagai Tanda Menyerah, Bagaimana Sejarahnya?

Sebelumnya, akun Twitter @cathydjaya menulis narasi di Twitter sebagai berikut:

"temen w cerita (di IG) kalau ada influencer yang dapat vaksin DOSIS KETIGA.
INFLUENCER. bukan Nakes.
buktinya apa? si influencer nge-post di IG story dia sendiri. temen w sempat capture sblm dihapus.
btw coba lihat lokasi vaksinnya dimana hehehe
hint: government building"

Akan tetapi Twit viral tersebut saat ini sudah dihapus.

Baca juga: Ramai soal Pengemudi Truk Tak Beri Jalan Rombongan Alutsista TNI, Bagaimana Aturannya?

Lakukan investigasi

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi hingga Kamis (29/7/2021) mengatakan, Kemenkes masih melakukan investigasi.

"Ini masih diklarifikasi ke DKI," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

Diberitakan Kompas.com, Kamis (29/7/2021), Plt Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta Augustinus mengakui foto viral di media sosial soal "vaksinasi Covid-19 dosis ketiga" mengambil latar gedung DPRD DKI Jakarta.

"Kita yakini itu gedung DPRD DKI, tapi yang menyatakan statement ada booster vaksinasi ketiga inilah saya enggak tahu," kata Augustinus.

Baca juga: 3 Juta Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Ditujukan untuk Siapa?

Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menjelaskan, memang ada vaksin yang menurun efikasinya setelah 6 bulan, sehingga perlu memperkuat dengan menambah dosis ketiga.

Selain itu beberapa negara akan melakukan vaksinasi ketiga, akan tetapi ada catatannya.

"Kita harus memahami juga bahwa ada keterbatasan stok. Ini masalahnya yang jadi kendala itu," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman

Stok vaksin Covid-19 terbatas

Terkait booster, menurut Dicky karena stok vaksin Covid-19 di Indonesia terbatas, sehingga hal itu harus diprioritaskan kepada orang-orang yang membutuhkan saja.

Dicky menjelaskan, booster diberikan pada orang-orang yang rawan dari sisi pekerjaan atau kondisi tubuhnya.

Adapun dari sisi pekerjaan, dia mencontohkan, seperti tenaga kesehatan (nakes), para petugas di hotel tempat karantina, dan pelayan publik (yang benar-benar melayani/bertemu publik).

Baca juga: Warganet Keluhkan Pendaftaran Vaksin Covid-19 Pakai Fotokopi e-KTP, Ini Penjelasan Kemenkes

Lalu dari segi kondisi tubuh seperti para lansia yang rentan memburuk kondisinya jika terserang Covid-19.

"Ini yang harus diprioritaskan. (booster) Untuk masyarakat umum, tergantung ketersediaan dulu. Yang urgent sesuai prioritas dulu," tegasnya.

"Kalau bener ada di luar itu (melakukan booster), alasan apa pun itu namanya kita tidak belajar dari kesalahan, sehingga stok tidak cukup, kematian tetap terjadi, karena target yang harusnya dilakukan untuk memberikan vaksinasi kepada kelompok rawan itu tidak selesai. Akhirnya korbannya ya masyarakat kematian tinggi, kesakitan, karena vaksinasinya tidak sesuai public health," kata Dicky.

Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?

Standar WHO

Sambil menunggu vaksinasi selesai, pemerintah berkewajiban melakukan strategi 3T dan 5M yang diperkuat di semua daerah.

Terkait merek vaksin apa yang digunakan di vaksin ketiga, idealnya sama dengan dosis pertama dan kedua.

Akan tetapi, lanjut Dicky, jika tidak ada stoknya maka tidak masalah menggunakan merek vaksin yang berbeda.

"Enggak berbahaya. Yang berbahaya kalau dengan vaksin yang belum teruji. Kalau dengan vaksin yang saat ini sudah memenuhi standar WHO, artinya sudah memenuhi standar keamanan efektivitas.

Baca juga: WHO Kritik Vaksin Berbayar Indonesia, Ini Alasannya

Selain itu kombinasi atau mix and match vaksin bukan hal yang baru. Dia mencontohkan saat Ebola juga bisa menggunakan merek vaksin yang berbeda.

Dicky menambahkan negara lain yang akan melakukan booster yaitu Israel, Amerika, Australia, dan lain-lain.

Israel menggunakan Pfizer untuk dosis pertama dan kedua, serta untuk dosis ketiga.

"Tapi masalahnya perbedaannya dengan Indonesia, mereka jumlah vaksinnya cukup," imbuhnya.

Baca juga: Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO

Mencampur vaksin Covid-19

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, 20 Juli 2021, terdapat beberapa negara yang sudah dan berencana mencampur dosis vaksin Covid-19.

Alasannya beragam, di antaranya kekurangan pasokan vaksin Covid-19 hingga menambah imun.

Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan untuk tidak mencampur dan mencocokkan (mix and match) vaksin Covid-19 dari produsen yang berbeda.

Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya

Berikut ini 11 negara yang sudah atau berencana mencampurkan dosis vaksin Covid-19:

  1. Indonesia
  2. Vietnam
  3. Bahrain
  4. Bhutan
  5. Kanada
  6. China
  7. Italia
  8. Rusia
  9. Korea Selatan
  10. Uni Emirat Arab
  11. Thailand.

 Baca juga: 11 Negara yang Berencana atau Sudah Memutuskan Mencampurkan Dosis Vaksin Covid-19, Termasuk Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kriteria Kontak Erat pada Kasus Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi