Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 5 Agustus: Klaster Olimpiade Tokyo 2020 hingga Pembatasan di China

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/EUGENE HOSHIKO
Orang-orang berjalan di sepanjang penyeberangan pejalan kaki Jumat, 30 Juli 2021, di Tokyo, ketika Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memperluas keadaan darurat virus corona ke empat wilayah lagi selain Tokyo menyusul rekor lonjakan infeksi saat ibu kota menjadi tuan rumah Olimpiade.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Lebih dari setahun, dunia masih berada dalam bayang-bayang virus corona.

Meski demikian, vaksinasi Covid-19 di banyak negara kini telah menunjukkan dampak positifnya.

Hingga Kamis (5/8/2021) pagi, berdasarkan catatan Worldometer, virus corona telah menginfeksi 200.903.850 orang dengan 4.268.445 kematian dan 180.884.100 pasien dinyatakan sembuh.

Tercatat, ada 15.751.305 kasus aktif dengan rincian 99,4 persen dalam kondisi sedang dan 0,6 persen kritis atau dalam kondisi serius.

Baca juga: Sinar Terang dalam Kegelapan Pagebluk Corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut 5 negara dengan kasus tertinggi di dunia:

1. Amerika Serikat
Total kasus: 36.159.774
Sembuh: 29.783.667
Meninggal: 631.256

2. India
Total kasus: 31.810.782
Sembuh: 30.967.223
Meninggal: 426.321

3. Brazil
Total kasus: 20.026.533
Sembuh: 18.746.865
Meninggal: 559.607

4. Rusia
Total kasus: 6.356.784
Sembuh: 5.679.842
Meninggal: 161.715

5. Perancis
Total kasus: 6.207.416
Sembuh: 5.721.348
Meninggal: 112.046

Perkembangan Covid-19 di Dunia

Klaster Olimpiade

Sebanyak 12 anggota tim renang artistik Yunan dilaporkan menjalani isolasi saat berlangsungnya Olimpiade Tokyo 2020 di tengah peningkatan kasus Covid-19 di Jepang.

Mengutip AFP, isolasi belasan atlet ini dilakukan setelah lima orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Tim telah menarik diri dari kompetisi yang tersisa dan tujuh anggota yang sejauh ini dites negatif telah setuju untuk pindah ke fasilitas "kontak dekat" dari kasus positif.

"Kami berdoa untuk pemulihan cepat mereka," kata Juru Bicara Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya.

Menurut dia, kasus ini merupakan klaster pertama yang ditemukan di gelaran olahraga terbesar dunia itu.

Baca juga: Terjangkit Covid-19, Tim Renang Artistik Yunani Mundur dari Olimpiade Tokyo 2020

Moratorium WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, akan menghentikan suntikan booster hingga setidaknya akhir September 2021.

Menurut WHO, langkah tersebut untuk mengurangi ketidakadilan dalam distribusis dosis vaksin antara negara kaya dan miskin.

"Kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi, sementara orang-orang yang paling rentan di dunia tetap tidak terlindungi," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

WHO menyatakan, moratorium akan membantu mencapai tujuan vaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada akhir September.

Di negara-negara yang dikategorikan berpenghasilan tinggi oleh Bank Dunia, 101 dosis per 100 orang telah disuntik.

Akan tetapi, 29 negara berpenghasilan terendah, angka itu turun menjadi hanya 1,7 dosis per 100 orang.

Baca juga: WHO: Kesehatan Mental Bisa Jadi Dampak Covid-19 Jangka Panjang

Pembatasan perjalanan di China

China yang sebelumnya sukses mengalahkan Covid-19, kini tengah melakukan kampanye pengujian massal setelah varian Delta menginfeksi seluruh negeri.

Pemerintah daerah di sana telah menguji seluruh kota dan mengunci jutaan orang. Pada Rabu (4/8/2021), dilaporkan 71 kasus infeksi baru.

Otoritas imigrasi China mengumumkan akan berhenti mengeluarkan paspor biasa dan dokumen lain yang diperlukan untuk keluar dari negara itu.

Namun pihak berwenang telah menarik diri dari mengeluarkan larangan total perjalanan ke luar negeri.

Baca juga: Infeksi Covid-19 Menyebar, China Uji Jutaan Orang dan Keluarkan Panduan Perjalanan Baru

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi