Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 3 Tahun Gempa Lombok, Magnitudo 7,0, 555 Orang Meninggal Dunia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Pengungsi membuat tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 3 tahun lalu, tepatnya 5 Agustus 2018, terjadi gempa bumi bermagnitudo 7,0 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Diberitakan Harian Kompas, 6 Agustus 2018, gempa mengguncang Lombok pada pukul 19.46.35 Wita.

Setelah gempa utama terjadi, ada 21 gempa susulan dengan intensitas lebih kecil. Getaran gempa itu terasa hingga di Bali, Flores, bahkan di sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Saat bersamaan juga terjadi gempa di Kabupaten Gunung Kidul, DIY, dan Mentawai, Sumatera Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa di Lombok itu mengagetkan warga. Di Kota Mataram, warga panik dan lari berhamburan ke luar rumah. Dinding tembok dan kaca jendela pada beberapa bangunan roboh.

”Saat berdiri, tiba-tiba terasa oleng. Baru kali ini saya merasakan goyangan gempa yang besar seperti ini,” kata Anastacia Nariswari, warga Kota Mataram.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Badai Petir Sebabkan Kecelakaan Pesawat di Texas

Gempa dangkal, karena patahan naik Flores

Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, gempa yang mengguncang Lombok Timur itu merupakan gempa utama atau main shock dari rangkaian gempa yang terjadi sebelumnya di Lombok pada 29 Juli 2018.

Gempa itu juga termasuk dangkal, yang terjadi akibat patahan naik Flores.

”Gempa dibangkitkan deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Episenternya hampir sama dengan gempa yang terjadi pada 29 Juli lalu di Lombok,” kata Dwikorita di Jakarta.

Gempa di Lombok Timur itu merupakan gempa tektonik dengan episenter pada 8,30 derajat Lintang Selatan dan 116,48 derajat Bujur Timur, yaitu di lereng utara timur laut Gunung Rinjani atau sekitar 18 kilometer arah barat Lombok Timur, di kedalaman 15 kilometer.

Akibat gempa itu, di jalan raya, sejumlah kendaraan hampir bertabrakan karena mobil dan sepeda motor yang dikendarai tiba-tiba oleng.

Kecepatan pun mendadak melambat seperti ada ban yang bocor. Sejumlah bangunan, dindingnya roboh. Selain itu, listrik di beberapa wilayah padam.

Warga setempat hingga Minggu tengah malam belum berani masuk ke rumah masing-masing.

Banyak yang berlindung di halaman rumah atau lapangan dengan menggelar tikar. Tenda-tenda darurat pun dibangun di sejumlah tempat yang aman.

Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mudrik R Daryono, menjelaskan sumber gempa yang terjadi Minggu (5/8/2018) malam berada di segmen yang bersebelahan dengan segmen Lombok yang mengalami gempa berkekuatan M 6,4 pada 29 Juli 2018.

Gempa pertama yang mengguncang Lombok pada pekan lalu bersumber dari segmen yang berada di utara Pulau Lombok.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Arkeolog Temukan Machu Picchu 24 Juli 1911

Rangkaian gempa

Melansir Harian Kompas, 7 Agustus 2018, sebelum terjadi gempa pada 5 Agustus 2018, terdapat gempa pendahuluan (foreshocks) yang terjadi pada 29 Juli. Besarnya M 6,4.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, Senin (6/8/2018), menjelaskan, dua gempa itu disebabkan struktur geologi sesar naik Flores.

Gempa ini memiliki zona deformasi miring ke selatan di bawah Lombok utara dan menciptakan rekahan (rupture) di dasar laut utara Bali.

Pusat gempa Lombok pada 5 Agustus 2018 amat dekat dengan gempa 29 Juli sehingga saling memengaruhi.

Menurut Dwikorita, gempa pada 5 Agustus 2018 berpotensi tsunami meskipun pusat gempa di darat karena sumber gempa adalah bidang patahan menerus hingga patahan itu masuk dasar laut dekat Pantai Lombok di utara.

Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mudrik Daryono, menambahkan, gempa di segmen barat Lombok, 5 Agustus 2018, akibat rambatan energi di segmen utara Lombok.

Saat batuan di segmen sebelahnya tak bisa menahan transfer energi, maka terjadi gempa.

Dua segmen ini menjadi bagian rangkaian segmen di sesar naik balik (backhrust) Bali-Nusa Tenggara atau Flores back thrust. Sesar itu terbentang dari Selat Madura hingga Nusa Tenggara.

Korban jiwa

Diberitakan Kompas.com, 24 Agustus 2018, gempa beruntun yang melanda Lombok selama 3 pekan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan puluhan ribu warga mengungsi.

Menurut data Penanganan Darurat Bencana gempa Lombok per 23 Agustus 2018, gempa bumi mengakibatkan 555 korban meninggal dunia dan 390.529 jiwa penduduk mengungsi.

Kabupaten Lombok Utara merupakan lokasi terdampak paling parah akibat gempa bumi. Di Lombok Utara, sebanyak 466 korban meninggal dunia, 829 korban luka-luka, 134.236 jiwa mengungsi, dan 23.098 rumah rusak akibat gempa.

Korban meninggal lainnya di Kota Mataram sebanyak 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Barat 40 orang, KSB 2 orang, dan Sumbawa 5 korban.

Gempa juga mengakibatkan rumah dan fasilitas umum rusak. Pendataan terakhir menunjukkan sebanyak 80.588 rumah rusak.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat ada 280 gempa susulan mengguncang Lombok, 16 di antaranya dirasakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi