Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Bisa Mengubah Warna Rambut? Ini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Joseph Chan
Ada kaitan erat antara stres dan perubahan warna rambut
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Stres bisa berakibat macam-macam, mulai penurunan atau kenaikan berat badan, munculnya berbagai masalah pada kulit, hingga perubahan warna rambut.

Fakta yang terakhir, dikuatkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Columbia University yang menyebutkan bahwa ada kaitan erat antara stres dan pertumbuhan uban pada rambut kita.

Seperti dilansir dari Times of India, penemuan tersebut kini sudah dipublikasikan secara resmi di jurnal eLife.

Pada studi tersebut, selain ditemukan fakta bahwa stres bisa memicu pertumbuhan uban, juga ditemukan fakta lain bahwa pertumbuhan uban yang menggila di kepala bisa dicegah atau dihentikan ketika stres diobati dan ditangani dengan benar.

Hal ini kontras dengan penelitian sebelumnya, yang dilakukan pada sebuah tikus, bahwa pertumbuhan uban karena stres akan berlangsung permanen. Dalam artian tak bisa dihentikan prosesnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Masker Alami untuk Menjinakkan Rambut Kering yang Mengembang

Proses pertumbuhan rambut

Pertumbuhan rambut, termasuk uban, mengalami proses yang runut dan teratur sesuai sistem metabolisme tubuh.

Sebelum lahir ke permukaan kepala, rambut akan berbentuk folikel di dalam kulit kepala. Di fase ini, folikel akan dipengaruhi oleh berbagai macam hal termasuk hormon stres dan hormon-hormon lain yang diproduksi oleh tubuh dan otak.

Ketika akhirnya "lahir" dan muncul ke permukaan kulit kepala, para faktor yang memengaruhi folikel ini akan menjadi permanen dan mengkristal menjadi bentuk yang berbeda-beda. Salah satunya adalah menjadi helai rambut yang bernuansa putih keperakan.

Baca juga: Halau Uban dengan Kulit Kentang

Ketika seseorang mengalami stres jangka panjang, hormon stres akan sangat memengaruhi folikel dan memengaruhi sistem perwarnaan rambut. 

Jika tiap helai rambut diamati dengan teliti menggunakan alat khusus, maka akan terlihat bahwa rambut yang terlihat hitam legam tak memiliki warna yang semuanya hitam sempurna.

Masing-masing helai rambut memiliki gradasi warna sendiri-sendiri, tergantung banyak tidaknya hormon stres yang memengaruhi folikel ketika mereka belum muncul ke permukaan kepala.

Ada yang berwarna hitam legam karena tumbuh di suasana hati bahagia, ada yang sedikit abu-abu karena tumbuh di mood yang kurang terjaga dengan baik.

Baca juga: Kenapa Uban Bisa Muncul pada Usia Muda?

Proses berkurangnya uban

Martin Picard PhD, profesor dari Columbia University, melakukan penelitian yang melibatkan 14 orang sukarelawan.

Masing-masing sukarelawan diminta memiliki catatan harian yang berisi soal level stres yang mereka alami dari hari ke hari.

Catatan tersebut kemudian dibandingkan dengan kondisi helai rambut masing-masing orang dari waktu ke waktu.

Di situlah ditemukan bahwa seiring stres yang mereda, helai rambut yang berkurang pigmennya ternyata juga memperbaharui diri. Dari warna yang kurang pekat, menjadi lebih pekat.

Baca juga: Untuk 50 Tahun ke Atas, Begini Cara Menyiasati Uban agar Tetap Bisa Tampil Menawan

Dari penelitian tersebut didapatkan pula bahwa rambut yang memutih disebabkan oleh berkurangnya stem cell pada folikel. 

Berkurangnya stem cell ini ditengarai disebabkan oleh banyaknya hormon stres yang memengaruhi pembentukan folikel.

Meski dari penelitian didapatkan bahwa helai rambut memperbaiki proses pigmentasinya seiring berkurangnya stres yang ada, namun hal itu tak bisa terjadi pada mereka yang sudah menuju usia senja.

Uban di usia senja tak hanya dipengaruhi oleh faktor stres saja, namun juga proses penuaan dalam sel-sel tubuh.

Baca juga: 5 Langkah Memanjangkan Rambut dengan Cepat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi