Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Ngelakonilogi Dimantapkan Tommy Awuy

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY.COM
Ilustrasi.
Editor: Heru Margianto

DARI kejauhan sejak lama saya mengagumi Tommy Awuy yang terkesan memiliki pemikiran tidak sudi terhanyut arus arogansi sains mau pun akademis secara menyeluruh.

Saya merasakan getaran sukma seirama senada searah setujuan dengan Edmund Husserl, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre hadir pada pemikiran Tommy Awuy.

Berkat jasa Nasir Tamara mengajak saya gabung ke paguyuban Satupena maka saya beruntung bisa berjumpa secara non-ragawi namun ya-batini dengan tokoh mahapemikir merangkap mahapendidik Nusantara masa kini ini.

Bahkan saya sempat memperoleh kehormatan untuk mewawancara Sang Tokoh Sulawesi Utara secara zoom melalui acara Jaya Suprana Show.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin kagum

Setelah mengenal lebih dekat maka kekaguman terhadap Tommy Awuy makin menjadi-jadi apalagi akibat beliau kreatif dan keren memberi nama putri kembar beliau sebagai Philo dan Sophy.

Dari Mas Tommy saya memperoleh kesadaran bahwa saya sudah berada di jalan yang benar dengan sejak kanak-kanak lebih merasa mantap belajar dari yang ngelakoni ketimbang yang berteori seperti misalnya ayah-ibu saya yang mengilhami saya menggagas ngelakonimologi.

Maka, saya berupaya belajar dari para tokoh yang ngelakoni seperti misalnya belajar main piano dari Deflef Kraus dan Friederich Gulda, belajar komposisi musik metafisikal dari Karl Heinz Stockhausen, belajar filsafat wayang dari Ki Nartosabdho, belajar estetika langgam Jawa dari Anjar Any, belajar kemanusiaan dari Sandyawan Sumardi, belajar kearifan Islam dari Cak Nur, belajar menghayati puisi dari Gus Mus, belajar keberpihakan ke kaum tertindas dari Gus Dur.

Ngelakonimologi 

Dari Mas Tommy saya belajar memetik kesadaran bahwa pada hakikatnya ngelakonimologi mirip dengan fenomenologi akibat meski secara beda pendekatan namun sama-sama berikhtiiar mempelajari apa yang disebut sebagai pengalaman.

Dari Mas Tommy pula saya memperoleh kesadaran bahwa sama dengan kelirumologi pada dasarnya ngelakonimologi hanya merupakan istilah yang sebenarnya sudah diejawantahkan oleh manusia jauh sebelum istilahnya dibuat apalagi dikenal oleh manusia.

Sejak mulai bisa berpikir sebenarnya manusia sudah memiliki kesadaran bahwa apa yang disebut sebagai pengalaman merupakan bagian hakiki melekat pada peradaban manusia.

Pada hakikatnya apa yang disebut sebagai fenomenologi dan ngelakonimologi sulit lepas dari segenap jenis dan bentuk pemikiran tentang apa yang disebut kesadaran yang kini merupakan sasaran pemikiran manusia mengarah ke dalam diri sendiri masing-masing.

Sesama getaran sukma dengan epistemologi, ontologi, psikologi, antropologi, ethologi, ekologi, molekularbiologi, astronomi, astrobiologi, kosmologi, teologi, metafisika, hinduisme buddhisme, eksistensialisme, kejawenisme, serta isme-isme dan logi-logi lain-lainnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi