Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Nasi Dingin Lebih Sehat untuk Dikonsumsi?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/JCOMP
Ilustrasi nasi putih.
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Nasi sudah menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia sejak dulu kala. Bahkan tak sedikit orang Indonesia yang merasa belum kenyang bila belum menyantap nasi.

Padahal, terlalu banyak mengonsumsi nasi dalam kurun waktu yang lama berisiko menimbulkan berbagai penyakit, termasuk diabetes.

Meski begitu, muncul sebuah teori yang menyebutkan bahwa untuk mengurangi risiko peningkatan gula darah, masyarakat dianjurkan mengonsumsi nasi dingin, benarkah demikian?

Nasi memiliki indeks glikemik tinggi

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (12/7/2021), nasi dapat membuat gula darah dalam tubuh meningkat karena memiliki indeks glikemik yang tinggi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi mengandung zat pati. Sedangkan zat tersebut terbagi mejadi dua jenis, yaitu bisa dicerna dan tidak bisa dicerna.

Baca juga: 5 Manfaat Nasi Basi untuk Tanaman Aglonema, Jadi Lebih Subur

Nasi yang baru matang mengandung zat pati yang bisa dicerna, sehingga usus mudah mengolahnya menjadi glukosa dan mengedarkannya melalui pembuluh darah.

Hal inilah yang perlu diwaspadai pengidap diabetes, karena zat itulah yang mengakibatkan peningkatan gula darah.

Penderita diabetes lebih disarankan untuk mengonsumsi zat pati resisten yang tidak bisa dicerna usus. Makanan yang mengandung zat pati resisten tidak akan menyebabkan kenaikan gula darah dalam tubuh sehingga cenderung lebih aman.

Kandungan nasi dingin

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Pubmed NCBI membuktikan bahwa nasi dingin memiliki zat pati resisten yang tinggi sehingga lebih aman dikonsumsi pasien diabetes.

Nasi dingin yang dimaksud adalah nasi yang diperoleh dengan menyimpannya di dalam kulkas dengan suhu 4 derajat celcius selama 24 jam, kemudian dihangatkan sebelum makan.

Baca juga: 7 Penyebab Nasi Cepat Basi di Rice Cooker

Hasilnya, nasi yang didinginkan ini memiliki zat pati resisten hampir tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan nasi panas.

Penelitian tersebut juga melakukan tes indeks glikemik dengan membandingkan nasi panas dengan nasi dingin.

Studi itu melaporkan, mengonsumsi nasi dingin terbukti menghasilkan gula darah yang lebih rendah dibandingkan mengonsumsi nasi panas yang baru matang.

Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung teori bahwa nasi dingin lebih sehat bagi penderita diabetes, karena tidak membuat gula darah meningkat secara signifikan.

Selain itu, kalori di dalam nasi dingin juga menurun hingga 50 sampai 60 persen. Oleh sebab itu, nasi dingin juga cocok dikonsumsi orang yang sedang diet.

Baca juga: 5 Perbedaan Nasi Kapau dan Nasi Padang

Cara aman mengonsumsi nasi dingin

Jika tidak disimpan dengan benar, nasi dingin dapat menyebabkan keracunan pada orang yang mengonsumsinya.

Berikut ini cara menyimpan nasi putih yang benar agar dingin namun tidak mengakibatkan keracunan:

Dinginkan nasi maksimal selama 1 jam di suhu ruang. Jika lebih dari itu, makanan berisiko menjadi tempat berkembang biak bakteri.

Kemudian, masukkan nasi ke dalam beberapa wadah untuk memudahkan saat dipanaskan sebelum dikonsumsi. Pilih wadah kedap udara lalu tutup rapat agar terhindar dari infeksi bakteri.

Masukkan wadah nasi ke dalam kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat celcius untuk mencegah tumbuhnya spora pada nasi.

(Penulis: Nadia Faradiba)

Sumber: KOMPAS.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi