KOMPAS.com - Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang memberikan pelatihan bagi penerimanya, sekaligus semi bantuan sosial.
Penerima Kartu Prakerja akan mendapat dana bantuan total sebesar Rp 3,55 juta.
Rinciannya, uang bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pascapelatihan Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 50 ribu untuk tiga kali.
Berdasarkan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia periode 27 Juli-2 Agustus 2021, sebanyak 86,7 persen penerima Prakerja menggunakan insentif untuk membeli sembako atau bahan pangan lainnya.
Baca juga: Prakerja Gelombang 18 Akan Dibuka, Segera Perbarui Data Diri
Hasil survei
Survei tersebut dihimpun dari data 5.509.055 penerima Kartu Prakerja.
CSIS menghubungi sebanyak 5.435 penerima Kartu Prakerja untuk melakukan verifikasi terkait kebenaran data dan menggunakan 2.000 sampel acak yang mewakili seluruh wilayah di Indonesia.
Para penerima Prakerja menggunakan insentif untuk kebutuhan sebagai berikut:
- Membeli sembako atau bahan pangan 86,7 persen
- Membayar listrik atau air 63,4 persen
- Membeli pulsa atau paket internet 51,9 persen
- Menambah modal usaha 42,4 persen
- Kebutuhan transporatasi 41,9 persen
- Ongkos atau biaya mencari kerja 28,0 persen
- Membayar biaya pendidikan 24,6 persen
- Membayar biaya kesehatan 23,5 persen
- Membayar sewa kos atau rumah 16,1 persen
- Membayar utang 11,9 persen
- Menabung 10,5 persen
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 18 Akan Dibuka, Berikut Golongan yang Tidak Bisa Daftar
Tanggapan penyelenggara
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan, pihaknya mengapresiasi survei yang dilakukan oleh CSIS.
Ia menyampaikan bahwa prgram Kartu Prakerja memang semi perlindungan sosial, sehingga penggunaan insentif bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.
"Ini kan program perlindugan sosial ya. Kalau hanya memberikan uang, ya mungkin uang habis untuk beli listrik, air bahan pangan. Tetapi untuk mendapatkan uang ini harus belajar dulu," kata Denni, saat webinar rilis hasil survei CSIS Indonesia, Jumat (13/8/2021).
Denni menyarankan agar penerima Prakerja lebih memanfaatkan kesempatan ini untuk banyak mengikuti pelatihan dan meningkatkan kapasitas diri.
"Yang belum pernah ikut pelatihan seumur hidupnya itu 125 juta, jadi di sini teman-teman Sobat Prakerja supaya memanfaatkan betul ini kesempatan sekali seumur hidup untuk kemudian berlatih semaksimal mungkin," tutur Denni.
Baca juga: Cara Mengatasi Sertifikat Tidak Muncul di Dashboard Prakerja
Tips memilih pelatihan
Demi pemerataan, penerima Prakerja hanya bisa mendapatkan kesempatan pelatihan dan insentif pada salah satu gelombang saja.
Sejauh ini, ada 1.491 jenis pelatihan yang disediakan oleh 181 lembaga pelatihan.
Denni menyarankan agar penerima memilih sebanyak mungkin sesuai dengan minatnya. Ada beberapa pelatihan yang harganya di bawah Rp 50 ribu.
"Teman-teman juga sebaiknya memperhatikan harganya kira-kira kompetitif enggak. Suapaya teman-teman bisa mendapatkan pelatihan semaksimal mungkin," ujar dia.
Pihak penyelenggara membebaskan Penerima untuk memilih pelatihan sesuai dengan kapasitas dirinya. Hal ini karena setiap daerah memiliki kondisi sosial budaya yang berbeda-beda.
"Kita harus rendah hati bahwa hanya Sobat Prakerja lah yang tahu minat, bakat, dan potensi ekonomi yang ada disekitar mereka," kata Denni.
Meski demikian, Denni mengatakan bahwa skill di dunia digital sangat penting di masa sekarang. Oleh sebab itu, meningkatkan kemampuan yang sesuai dengan persaingan digital sangat disarankan.
"Di hari begini ini, skil yang paling mungkin sekarang meningkat tajam adalah digital," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.