Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Rekor Mati Dua Bulan Berturut-turut

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Supradi
Editor: Heru Margianto

TIM Riset Rekor MURI sempat mempertimbangkan anugerah MURI kepada saya atas rekor manusia masih hidup dua kali dalam dua bulan berturut-turut diberitakan sudah mati.

Namun tampaknya batal karena tidak etis pendiri MURI memperoleh penghargaan MURI di samping pasti masih lebih banyak warga lebih unggul ketimbang saya dalam berulang kali diberitakan mati padahal masih hidup.

Berarti saya tampak masih hidup ini sebenarnya adalah zombie alias mayat hidup sebab sudah dua kali diberitakan mati.

Pemberitaan pertama bahwa saya mati adalah pada tanggal 7 Juli 2021 disusul pemberitaan ke dua bahwa saya mati lagi pada tanggal 13 Agustus 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberitaan kedua lebih meyakinkan ketimbang pemberitaan ke dua sebab dilengkapi dengan teks yang jelas dan tegas menginformasikan bahwa Jaya Suprana meninggal dunia 13 Agustus 2021 pukul 4.30 di RS Sulanti Suroso Jakarta setelah sebulan terpapar Covid 19.

Lain kali sebaiknya istilah setelah sebulan ditiadakan saja sebab banyak teman berkomunikasi dengan saya sehari sebelum pemberitaan saya mati.

Mengharukan bagaimana karena saya masih hidup maka saya memiliki kelebihan ketimbang teman-teman yang benar-benar sudah berpulang yaitu saya bisa melihat bagaimana para sahabat menyampaikan belasungkawa kepada sanak keluarga saya akibat dugaan bahwa saya sudah mati sesuai dengan pemberitaan bahwa saya sudah mati.

Bahkan ada beberapa teman lama di mancanegara yang lama tidak terdengar kabar-beritanya menyapa saya untuk tahu saya benar-benar mati atau tidak.

Kasihan Ibu Ayla dan Mas Osmar sebagai dua saksi hidup yang tahu benar bahwa saya belum mati terpaksa harus sibuk menyebar berita membantah berita saya sudah mati.

Cukup banyak pula para sahabat yang punya nomor hape saya langsung japri menelpon hape saya untuk cross checking langsung kepada saya untuk menanyakan saya sudah mati atau belum.

Terpaksa pula saya satu per satu saya jawab bahwa saya masih hidup dengan tambahan komentar bahwa jika saya sudah mati berarti yang mengklarifikasi saya masih hidup adalah arwah saya.

Semula saya anggap lelucon saya tentang arwah itu cukup lucu tetapi ternyata tidak semua menganggap lelucon saya itu lucu. Malah ada yang marah karena saya main-main dengan arwah saya sendiri sebagai lelucon tidak lucu.

Bahkan ada yang marah akibat sudah telanjur menangisi saya mati malah saya tidak tahu diri bikin lelucon tentang kematian saya sendiri.

Ada pula yang menganggap pemberitan dua kali dan dua bulan berturut-turut nerupakan karma saya akibat saya pernah dua kali menyakiti hati pihak tertentu sehingga dua kali dendam terhadap saya.

Ada pula yang bilang berita saya mati itu agar saya kapok setiap hari menulis naskah mboten-mboten yang mengganggu kenyamanan mereka namun tujuan bikin saya kapok menulis pasti kandas sebelum saya benar-benar mati.

Ada pula yang menuduh saya sendiri yang narsis bikin berita saya mati demi mendongkrak popularitas diri saya sendiri.

Tetapi yang paling kurang ajar adalah para direktur perusahaan Jamu Jago setelah mengetahui bahwa saya masih hidup maka langsung tidak menyia-nyiakan kesempatan memanfaatkan momentum untuk kreatif bikin iklan dengan menempelkan foto kepala dan wajah saya pada tubuh Yesus Kristus dengan teks komentar setelah tiga hari bangkit dari kematian berkat minum jamu Purwoceng produksi Jamu Jago.

Saya protes keras karena pada iklan Purwoceng itu kepala saya tidak tampak gundul akibat rambut panjang Yesus Kristus masih tampak di belakang kepala gundul saya sehingga tidak tampak gundul.

Bagi para fundamentalis mohon jangan polisikan para direktur Jamu Jago atas tuduhan pelecehan agama. Para direktur Jamu Jago adalah umat Nasrani yang saleh serta sangat hormat terhadap Yesus Kristus. Swear!

Jika mau polisikan sebaiknya saya saja yang Nasrani tidak saleh dan mumpung saya masih hidup.

Selanjutnya mari kita tunggu pemberitaan ketiga tentang saya mati sementara pada kenyataan saya memang benar-benar sudah mati.

Apabila ternyata saya masih hidup berarti saya menggugurkan rekor saya sendiri tentang orang masih hidup dua kali dua bulan berturut-turut dengan rekor baru yaitu orang masih hidup tiga kali berturut-turut diberitakan sudah mati padahal masih hidup.

Kecuali ternyata yang ketiga kali saya benar-benar sudah mati. Lebih mudah pura-pura hidup ketimbang pura-pura mati.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi