Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap-siap Alumni Guru Penggerak Bisa Jadi Kepala Sekolah

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar Instagram Itjen Kemendikbud
Program Guru Penggerak.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Program Guru Penggerak (PGP) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan diproritaskan menjadi pemimpin, salah satunya kepala sekolah.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa Guru Penggerak adalah pemimpin masa depan yang bertalenta, seperti kepala sekolah, pengawas dan lainnya.

“Dari awal saya ingin memastikan bahwa Guru Penggerak adalah talenta pemimpin masa depan, seperti kepala sekolah, pengawas, dan lain-lain. Untuk itu, kami merancang regulasi yang mendukung dan memastikan alumni Guru Penggerak benar-benar mendapatkan prioritas dan kesempatan pertama di posisi kepemimpinan,” ujar Nadiem seperti dirangkum dari laman Kemendikbud Ristek mengutip Kompas.com, Senin (9/8/2021).

Nadiem mengatakan Program Guru Penggerak adalah pelatihan yang diberikan kepada guru sebagai upaya memberikan dampak nyata pembelajaran di kelas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Nadiem: Lulusan Guru Penggerak Diprioritaskan Jadi Kepala Sekolah

Tujuannya agar kelas menjadi lebih menyenangkan dan bukan sekedar pendidikan dan pelatihan (diklat) biasa.

“Guru bukan sekadar dilatih cara mengajarnya saja, tetapi dibuka pemikirannya agar secara mandiri dapat bereksperimen dan percaya diri mengikuti instingnya dalam menciptakan format pembelajaran yang menyenangkan sehingga murid pun merasakan perbedaannya di kelas,” lanjut Nadiem.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kemendikbud membuka program Guru Penggerak dengan memberikan kesempatan bagi widyaiswara, guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan untuk menjadi fasilitator dan pendamping calon Guru Penggerak.

“Kami mengajak para insan pendidikan terbaik bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia dengan bergabung menjadi tim pendukung Guru Penggerak,” terang Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Iwan Syahril dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari tahun ke tahun menunjukkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat hasil PISA rendah di dunia.

Baca juga: Dukung Program Guru Penggerak, YPA-MDR Perkuat Guru Muda Garda Depan

Melihat kondisi tersebut, Kemendikbud melakukan fokus pada peningkatan hasil belajar murid, dan tidak terlepas dari upaya peningkatan kompetensi guru, salah satunya melalui program Guru Penggerak.

“Transformasi pendidikan yang kita cita-citakan bersama, hanya bisa terwujud di saat semua pemangku kepentingan berorientasi pada murid,” imbuh Iwan.

Menurut Iwan, Guru Penggerak dan tim pendukungnya akan mampu mencetak SDM unggul yang berkompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.

“Bergotong royong dengan semua pemangku kepentingan untuk mencetak SDM unggul adalah kunci transformasi pendidikan untuk mencapai visi Indonesia 2045,” tuturnya.

Program Guru Penggerak dirancang dengan menitikberatkan pada kualitas pelatihan dan pendampingan.

Tujuannya agar peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar murid. 

Baca juga: Dirjen GTK: Program Guru Penggerak Bawa 4 Perubahan Pola Pikir

Iwan menyampaikan bahwa program PGP untuk angkatan 2, 3, dan 4 sudah mulai dibuka. PGP angkatan 2 dilaksanakan di 56 kabupaten dan kota, dan saat ini sudah memulai pendidikannya selama 4 bulan.

Untuk PGP angkatan 3 yang juga dilaksanakan di 56 kabupaten dan kota, minggu depan akan dimulai pendidikannya.

(Sumber: Kompas.com/Edukasi Penulis Ayunda Pininta Kasih | Editor Ayunda Pininta Kasih Penulis Wahyu Adityo Prodjo | Editor Wahyu Adityo Prodjo)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi