Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Mural-mural Dihapus, Begini Sejarah Mural

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/@nganjukmelawan_
Foto mural di dinding di Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan yang viral usai dihapus oleh pemerintah setempat.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Media sosial ramai dengan mural bergambar wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) disertai tulisan '404: Not Found'.

Diberitakan TribunNews, Jumat (13/8/2021), mural ini terletak di Batuceper, Tangerang, Banten, tepatnya di terowongan inspeksi Tol Kunciran-Bandara Soekarno Hatta.

Polres Metro Tangerang Kota belum mengetahui siapa pembuat mural itu. Setelah viral, polisi dan jajaran aparat terkait kini menghapus mural itu dengan menimpanya menggunakan cat warna hitam.

Meski demikian, jejak digital mural ini terekam oleh warganet, bahkan menjadi semakin ramai.

Hingga Minggu (15/8/2021) pukul 11.00 tagar Jokowi 404 Not Found telah ditweet sebanyak 15,1 ribu kali, sedangkan tagar mural ditweet sebanyak 39,3 ribu kali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya itu, di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, mural yang ada pada salah satu sudut jalan juga dihapus.

Mural itu berisi tulisan bermuatan kritik, "Dipaksa Sehat di Negeri yang Sakit".

Sebenarnya, mural merupakan karya seni yang sudah ada bahkan sejak zaman sebelum Masehi. Bagaimana sejarahnya?

Baca juga: Ramai Mural Jokowi 404: Not Found dan Deretan Mural yang Dihapus Petugas

Sejarah mural

Mural dikenal sebagai lukisan yang terdapat di dinding, langit-langit atau di permukaan datar, cembung dan cekung yang biasanya berskala besar.

Melansir Mural Form, 27 April 2017, mural sudah ada sejak 30.000 sebelum Masehi (SM).

Berawal dari temuan lukisan paling awal di gua Chauvet Prancis. Kemudian, lukisan lainnya berasal dari makam Mesir pada 3150 SM, di Pompeii pada 100 SM hingga 79 M, dan di Minoan pada 1700-1600 SM.

Periode ini merupakan periode di mana lukisan kuno dikenal sebagai zaman Paleolitik Atas.

Lukisan mural kerala adalah salah satu contoh fresco secco. Ketika teknik melukis mural pada plester basah berakar di Italia, sekitar tahun 1300, kualitas lukisan dinding tumbuh. Dari sinilah lukisan mural mulai terbentuk dan menjadi modern.

Gaya lukisan mural yang paling terkenal adalah Fresco, tetapi ada banyak metode dan teknik seni muralisme Meksiko di zaman modern.

Pelopor gerakan ini antara lain Diego Rivera, David Siqueiros, dan Jose Orozco.

Teknik mural Fresco menggunakan cat larut air dan kapur cuci. Ia melukis pada permukaan besar dan menghasilkan lukisan dinding.

Setelah campuran mengering, warnanya baru akan terbentuk. Selama ribuan tahun, metode lain yang dikenal sebagai teknik Marouflage juga digunakan.

Di zaman modern ini, orang membuat mural dengan metode berbeda-beda. Ada yang menggunakan cat minyak, cat tembok, cat semprot atau bahan lain yang sangat populer.

Makna mural

Dikutip dari Jasson World, mural memiliki peran penting dalam mendokumentasikan peradaban.

Banyak mural-mural kuno menceritakan bagaimana budaya di zaman itu, cara berburu, tradisi dan keagamaan penduduk di zamannya.

Banyak lukisan dinding di dunia Tibet, baik kuno maupun kontemporer, dibuat sebagai bagian dari praktik Buddhis yang meditatif dan reflektif.

Sementara, selama periode Baroque di Prancis, Jerman dan Inggris, pelindung seni dan royalti yang kaya memiliki lukisan dinding dan alegoris di langit-langit dan rumah serta istana mereka.

Seni mural muncul di dinding dan langit-langit baik di dalam maupun di luar ruangan berkembang seiring berjalannya waktu.

Di masa sekarang, mural lebih kontemporer, dan telah menjadi sarana menyampaikan ekspresi sosial.

Mural dan ruang publik

Lukisan mural di zaman modern lebih revolusioner karena membawa pemahaman bahwa dinding dan langit-langit tidak harus polos.

Mural sangat penting dalam dunia seni dan dunia kontemporer karena mural bisa membawa seni ke ruang publik. Karya ini juga bisa membuat orang lebih sadar akan seni.

Selain itu, mural juga bisa menjadi alat komunikasi. Pelukis dapat menyampaikan aspirasi dan ekspresinya pada publik melaliu lukisan di dinding.

Ukuran lukisan yang besar akan menarik perhatian publik yang membuatnya jadi cara yang efektif untuk mengkomunikasikan pesan.

Secara tak langsung, mural juga bisa mempengaruhi sikap orang-orang yang melihatnya. Terlepas dari apakah publik setuju atau tidak, mural membuktikan bahwa kekuatan seni rupa bisa jadi sarana ekspresi sosial, bahkan ekspresi politik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi