Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Daftar Komponen yang Bikin Harga Tes PCR Indonesia Mahal?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ HERU MARGIANTO
Ilustrasi.
|
Editor: Artika Rachmi Farmita

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta agar batasan harga tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendeteksi virus Covid-19 diturunkan menjadi maksimal Rp 550.000. Ini dipicu perdebatan mengenai harga tes PCR di Indonesia yang disebut jauh lebih mahal daripada India.

Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan instruksi tersebut dalam video yang dipublikasikan melalui kanal resmi YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021).

Menurut Jokowi, penurunan harga tes PCR menjadi salah satu cara memperbanyak testing.

Sebelumnya, berdasarkan Surat Edaran Kemenkes nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), ditetapkan batas tertinggi harga tes PCR adalah Rp 900.000.

“Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran Rp 450.000 sampai Rp 550.000,” kata Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi mengatakan, perlu kecepatan untuk menekan penyebaran virus agar tak makin meluas. Oleh karena itu, hasil tes PCR pun diminta dapat keluar dalam waktu maksimal satu hari. “Selain itu, juga saya minta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1x24 jam, kita butuh kecepatan,” ujar dia.

Baca juga: Jokowi Minta Harga Tes PCR Diturunkan Jadi Rp 450.000-Rp 550.000

Jauh lebih mahal daripada India

Melansir situs resmi Kemenkes, pada 5 Oktober 2020, terbit surat edaran terkait batasan tarif tertinggi pemeriksaan RT-PCR. Menurut aturan tersebut, batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR termasuk pengambilan swab sebesar Rp 900.000.

Batasan tarif ini berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan RT-PCR atas permintaan sendiri/mandiri.

Batasan tarif tertinggi ini tidak berlaku untuk kegiatan penelusuran kontak atau rujukan kasus Covid-19 ke rumah sakit yang penyelenggaraannya mendapatkan bantuan pemeriksaan RT-PCR dari pemerintah atau merupakan bagian dari penjaminan pembiayaan pasien Covid-19.

Bandingkan dengan negara lainnya yang juga berpenduduk banyak dan dihantam pandemi corona, India. Seperti diberitakan India Today, 4 Agustus 2021, ada penurunan harga tes PCR di negara itu.

Awalnya, harga tes PCR di India adalah 800 rupee, kemudian turun menjadi 500 rupee atau setara Rp 96.000 berdasarkan kurs saat itu. Bagi mereka yang ingin melakukan tes PCR di rumah, biayanya 700 rupee per tes. Sebelumnya malah dihargai 1.200 rupee.

Sedangkan harga rapid tes antigen di India juga turun menjadi 300 rupee.

Baca juga: Perbandingan Harga Tes PCR Berbagai Bandara Dunia, Mana yang Termahal?

 

Semua komponen tes PCR masih impor

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan penyebab harga tes PCR di Indonesia lebih mahal.

Ini dikarenakan posisi Indonesia yang masih perlu mendatangkan bahan baku tes PCR dari luar negeri.

"Karena tes PCR kita masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," kata Nadia, seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Menurut Nadia, sudah ada produksi dalam negeri Indonesia untuk tes PCR, tetapi bahan bakunya masih ada yang harus impor. "Kita sudah ada produksi dalam negeri, tapi masih ada bahan baku yang tetap harus impor," kata Nadia.

 

Banyaknya komponen yang diimpor untuk satu alat tes PCR itu dibenarkan oleh praktisi di lapangan.

Praktisi laboratorium tes PCR di Jakarta Ungke Anton Jaya mengatakan bahwa semua komponen impor, sehingga berpengaruh terhadap mahalnya biaya tes Covid-19 di Indonesia

”Bahkan ujung pipet plastik untuk menyedot reagen saja impor. Setahu saya tidak ada komponen untuk tes PCR yang dibuat di dalam negeri,” katanya dikutip dari Kompas.id, Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Harga PCR di India Lebih Murah Dibanding RI

Ungke menambahkan, sebenarnya biaya tes PCR di Indonesia bisa diturunkan seiring dengan jumlah pemakai tes yang kini jauh lebih banyak. Ini berbeda dengan saat awal pandemi lantaran semua serba terbatas, ditambah suplai yang kurang.

Namun, ia tak yakin penekanan biaya tes PCR di Indonesia bakal semurah di India.

"Tetap tidak akan bisa semurah India yang bisa Rp 150.000-Rp 200.000. India punya produksi sendiri, banyak reagen dan berbagai peralatan laboratorium dari plastik,” katanya.

Sementara itu, peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Papua Hana Krismawati mengatakan perbedaan harga reagen antar daerah.

Harga reagen dan komponen lainnya di Jakarta bisa Rp 200.000. Namun, di Bali bisa lebih mahal, yakni mencapai 300.000.

Kemudian biaya ekstraksi paling murah sekitar Rp 80.000.

Selain itu, ada biaya tenaga kerja, termasuk komponen alat perlindungan diri (APD) staf.

Belum lagi adanya mekanisme lelang dan pengadaan di Indonesia yang telah diatur, sehingga secara tak langsung berkontribusi terhadap bengkaknya biaya tes PCR.

”Selain karena hampir semua bahan impor, di Indonesia ada mekanisme lelang dan pengadaan yang menuntut pihak ketiga. Jadi tidak bisa beli langsung dari suplier pertama, itu ada undang-undangnya. Sudah tiga tahun berkutat dengan pengadaan reagen penelitian menghadapi masalah ini,” katanya.

Sumber: KOMPAS.ID (Ahmad Arif), Kompas.com (Mela Arnani, Nur Fitriatus Shalihah)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com, Kompas.id
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi