Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Keputusan, Apakah PPKM Diperpanjang Lagi atau Tidak?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Petugas kepolisian berjaga di pos pemeriksaan ganjil genap yang diterapkan karena adanya perpanjangan PPKM level 4 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah beberapa kali melakukan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai salah satu upaya menekan mobilitas warga untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

PPKM Level 4 yang di wilayah Jawa-Bali akan berakhir pada hari ini, Senin (16/8/2021).

Seperti diketahui, kebijakan PPKM telah dijalankan 3 Juli 2021. Saat itu, masih disebut PPKM Darurat.

Istilah PPKM Darurat kemudian diubah menjadi PPKM Level 4, yang disesuikan dengan kondisi penularan kasus di daerah.

Apakah PPKM akan diperpanjang lagi atau tidak? Hingga Senin pagi, belum ada pengumuman resmi pemerintah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: UPDATE 15 Agustus: Sebaran 1.222 Kasus Kematian Covid-19, Jateng Masih Tertinggi

Simak evaluasi Satgas Covid-19, evaluasi Presiden Joko Widodo, dan masukan dari epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman.

Evaluasi Satgas Covid-19

PPKM yang diberlakukan saat ini dinilai efektif menekan laju kasus Covid-19.

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021), Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Brigjen TNI (Purn) Alexander Ginting mengatakan, selain menekan laju mobilitas masyarakat, PPKM juga dianggap efektif meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

“PPKM efektif meningkatkan kinerja posko PPKM di desa kelurahan, PPKM kabupaten kota untuk melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan penindakan terhadap warga,” kata Alex.

Alex menyebutkan, PPKM meningkatkan kinerja pelacakan kontak, 3T, perilaku 3M, dan serbuan vaksinasi.

Meski terjadi penurunan kasus Covid-19, ia mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan disiplin protokol kesehatan. Alasannya, positivity rate di Indonesia belum di bawah 5 persen.

Ada sejumlah provinsi yang masih menjadi perhatian Satgas Covid-19, di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan DI Yogyakarta.

Provinsi-provinsi ini menjadi perhatian karena masih mencatatkan jumlah kasus aktif yang signifikan.

Evaluasi Presiden Jokowi

Sementara itu, melalui video yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021), Presiden Joko Widodo mengklaim bed occupancy rate (BOR) menurun.

Hal itu disampaikannya sebagai evaluasi dampak pemberlakuan PPKM terhadap Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit.

Menurut Jokowi, BOR di DKI Jakarta di kisaran 29,4 persen. Angka ini merupakan BOR paling rendah di Pulau Jawa.

Secara nasional, kata Presiden, BOR tercatat di kisaran 48 persen.

Jokowi juga menyoroti soal kapasitas testing dan tracing. Ia menekankan, testing harus terus diperbanyak agar pemerintah dapat segera mengetahui mereka yang terpapar Covid-19 dan bisa melakukan penanganan.

Dengan demikian, tidak memperbesar peluang menularkan kepada orang lain.

"Seminggu terakhir saya melihat angka testing di kisaran 130 ribu-140 ribu dan untuk indikator tracing diantara 5 sampai 7. Meskipun ini masih berada di kategori sedang tapi saya patut apresiasi karena ada peningkatan," ujar Jokowi. 

Catatan epidemiolog

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, PPKM Level 4 di Jawa-Bali bisa diperpanjang dengan perubahan level.

Ia berpandangan, level PPKM di beberapa wilayah di Jawa-Bali sudah bisa diturunkan.

"Akan sangat baik dan aman tetap di level 3, turunnya bertahap. Ada banyak hal yang harus kita pastikan," ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).

Perkembangan baik lainnya, menurut Dicky, penerapan 3T dan 5M sudah lebih baik dibanding sebelumnya.

"5M ini sudah ada perbaikan, namun saya kira masih perlu banyak kita perbaiki. Terutama di masalah mobilitas kerumunan keramaian ini yang melibatkan juga aspek ekonomi dan perkantoran," kata Dicky.

Ia juga mengingatkan, soal angka positivity rate, angka kematian, dan keterisian rumah sakit. 

"Tapi lebih detail yang di rumah sakit berapa orang yang di ICU, berapa orang yang mendapat ventilator untuk Covid-19. Bukan hanya persentase, tapi lebih spesifik. Itu akan sangat membantu," ujar Dicky.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi