Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Harga Tes PCR di Indonesia Mahal dan Kapan Harganya Turun?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Penumpang pesawat menjalani tes COVID-19 berbasis 'Polymerase Chain Reaction' (PCR) setibanya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (1/7/2021). Pengelola Bandara Ngurah Rai membuka layanan tes PCR dengan tarif Rp900 ribu bagi penumpang pesawat dari daerah keberangkatan yang tidak memiliki fasilitas tes PCR dan penumpang yang membawa surat keterangan hasil negatif COVID-19 PCR tanpa dilengkapi dengan 'barcode' atau 'QR Code' untuk melengkapi persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) yang masuk ke wilayah Bali menggunakan jalur udara. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Polemik perihal mahalnya harga tes PCR di Indonesia menjadi perbincangan khalayak dalam beberapa waktu terakhir.

Harga tes PCR di Indonesia disebutkan lebih mahal daripada negara lain, seperti India.

Diberitakan India Today, 4 Agustus 2021, India memangkas harga tes PCR yang sebelumnya 800 Rupee menjadi 500 Rupee atau setara Rp 96.000 berdasarkan kurs saat itu.

Sementara itu bagi mereka yang ingin melakukan tes PCR di rumah, biayanya 700 Rupee per tes. Sebelumnya tes PCR di rumah dihargai 1.200 Rupee.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta Kementerian Kesehatan untuk menurunkan harga tes PCR di rentang Rp 450.000 hingga Rp 550.000.

Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya

Lantas, mengapa harga tes PCR di Indonesia mahal dan kapan harganya akan turun?

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) Aryati menjelaskan, mahalnya tarif PCR di Indonesia bukan dikarenakan laboratorium yang membuatnya menjadi mahal, tetapi ada berbagai faktor penyebab.

Salah satunya dari harga alat dan bahan baku tes PCR.

Perlu diketahui reagen ekstrasi dan bahan-bahan lain yang dipergunakan untuk tes PCR itu bisa sekali pakai.

Oleh karena itu, perlu ada regulasi tepat yang mengatur pengenaan pajak atau subsidi untuk komponen-komponen tes PCR.

"Pemerintah sebaiknya mengelola dengan baik harga PCR dengan cara mengendalikan harga reagen ekstraksi dan PCR serta bahan habis pakai, dengan cara melakukan mekanisme subsidi atau penghapusan pajak yang benar-benar terukur dan dihitung pemerintah dengan baik," jelas Aryati kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Apa Itu Swab Anal dan Adakah di Indonesia? Ini Penjelasan Ahli

Terkendala karena impor

Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Menurutnya, saat ini Indonesia masih terkendala karena impor.

"Karena tes PCR kita masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," kata Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Baca juga: Belum Dapat SMS? Ini Cara Unduh dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

Sementara itu, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama, murahnya harga tes PCR di India, salah satunya karena pemerintah setempat memberikan subsidi dan jumlah petugas laboratorium yang cukup banyak.

"Banyak juga dibicarakan tentang lebih murahnya bahan baku untuk industri dan juga mungkin ketersediaan tenaga kerja yang besar jumlahnya," ucapnya.

Tjandra mengaku, belum mengetahui secara pasti apakah Indonesia akan mencontoh India yang menurunkan harga tes PCR.

Baca juga: 5 Fakta soal Bantuan Subsidi Upah/Gaji Rp 1 Juta, dari Jadwal Pencairan hingga Cara Mengeceknya

 

Namun, ia mengatakan, jika harga tes PCR lebih murah di Tanah Air, maka lebih banyak masyarakat yang dapat memeriksakan diri sehingga kasus Covid-19 lebih cepat ditemukan.

"Kalau harga lebih murah maka lebih besar kemungkinan masyarakat memeriksakan dirinya sehingga kalau positif dapat segera ditangani dan diisolasi/karantina untuk memutus rantai penularan," kata Tjandra.

Baca juga: Perbedaan Swab PCR, Rapid Test Antigen, dan GeNose untuk Tes Covid-19

Kapan harga tes PCR turun

Saat disinggung terkait kapan harga tes PCR di Indonesia turun, Siti mengatakan, eksekusi penurunan harga tes PCR akan segera diberlakukan.

"Insya Allah sesegera mungkin ya," kata Nadia, kepada Kompas.com, Senin (16/8/2021).

Sebagaimana diketahui, Berdasarkan Surat Edaran Kemenkes nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), ditetapkan batas tertinggi harga tes PCR adalah Rp 900.000.

Baca juga: WHO Kritik Vaksin Berbayar Indonesia, Ini Alasannya

Dalam perjalanannya, Presiden Jokowi meminta Kemenkes untuk menurunkan harga tes PCR untuk Covid-19.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam siaran yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021).

Ia meminta harga PCR maksimal Rp 550.000.

"Saya berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran Rp 450.000-Rp 550.000," kata Jokowi.

Baca juga: Mengenal Varian Delta Plus yang Mulai Terdeteksi di Indonesia

 

Dengan kisaran harga itu, Jokowi juga meminta hasil tes PCR bisa keluar selambat-lambatnya dalam 1x24 jam.

Hal ini, kata Jokowi, berkaitan dengan percepatan penanganan Covid-19, dengan memperkuat kapasitas tes.

Baca juga: Daftar Harga Tes PCR di Berbagai Bandara Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

(Sumber: Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo, Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Rendika Ferri Kurniawan, Inggried Dwi Wedhaswary)

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Swab Test atau PCR

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi