Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Corona 17 Agustus: Tambahan Kasus di Indonesia Kurang dari 20.000, tapi Angka Kematian Harian Jadi yang Tertinggi di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
worldometers
Tabel 10 negara dengan penambahan angka kematian harian tertinggi di dunia.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.

Melansir data dari laman Worldometers, hingga Selasa (17/8/2021) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 208.642.039 (208 juta) kasus.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 187.036.058 (187 juta) pasien telah sembuh dan 4.382.883 orang meninggal dunia.

Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 17.223.098 dengan rincian 17.116.118 pasien dengan kondisi ringan dan 106.980 dalam kondisi serius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya

Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 37.723.251 kasus, 638.737 orang meninggal, total sembuh 30.230.487
  2. India: 32.249.900 kasus, 432.112 orang meninggal, total sembuh 31.441.260
  3. Brasil: 20.378.986 kasus, 569.581 orang meninggal, total sembuh 19.255.927
  4. Rusia: 6.621.601 kasus, 171.305 orang meninggal, total sembuh 5.899.917
  5. Perancis: 6.476.864 kasus, 112,753 orang meninggal, total sembuh 5.913.459.

Catatan: data yang ditampilkan dapat berubah seaktu-waktu tergantung dari kondisi wilayah tersebut.

Baca juga: Alasan Mengapa Harga Tes PCR di Indonesia Mahal dan Kapan Harganya Turun?

Indonesia

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Senin (16/8/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif bertambah 17.384 dari 78.377 orang yang diperiksa dalam 24 jam terakhir.

Sehingga jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 3.871.738 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan sebanyak 29.925 orang.

Baca juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Berikut 4 Cara Mudah Tunjukkan Status Vaksinasi Covid-19

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 3.381.884 orang.

Pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 juga bertambah sebanyak 1.245 orang, sehingga totalnya kini menjadi 118.833.

Tambahan 1.245 tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan angka penambahan kematian harian tertinggi di dunia di bawah Rusia dengan 806 kematian.

Baca juga: Belum Dapat SMS? Ini Cara Unduh dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

AS

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperingatkan warga AS untuk tidak bepergian ke Turki karena meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di negara itu.

Dilansir dari Reuters, Selasa (17/8/2021), pada saat yang bersamaan, CDC justru melonggarkan panduannya untuk batasan perjalanan ke India.

CDC memasukkan Turki sebagai negara dengan level Covid-19 sangat tinggi, yakni level 4, tetapi menurunkan India ke level 2 atau risiko sedang.

Baca juga: Obesitas, Covid-19, dan Meningkatnya Risiko Kematian...

Presiden AS Joe Biden pada 30 April, melarang sebagian besar warga non-AS yang telah berada di India selama 14 hari sebelumnya untuk memasuki AS imbas meningkatnya kasus Covid-19.

Saat itu, larangan tersebut tak berlaku bagi pelancong dari Turki.

Selengkapnya dapat dibaca di sini

Baca juga: Pernyataan Joe Biden dan Ancaman Tenggelamnya Jakarta

Sri Lanka

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mencopot menteri kesehatan Pavithra Wanniarachchi, yang secara terbuka mendukung ilmu sihir dan ramuan ajaib untuk memerangi Covid-19, saat infeksi dan kematian di negara itu mencapai rekor tertinggi.

Dilansir dari Aljazeera, Senin (16/8/2021), Wanniarachchi mendapat perawatan intensif pada Januari 2021 usai tertular virus, meskipun secara publik mengonsumsi dan mendukung "ramuan ajaib" melawan Covid-19 yang dibuat oleh seorang ahli sihir.

Ia juga menuangkan sepanci air "berkah" ke sungai pada November 2020 setelah seorang "dewa" gadungan mengatakan kepadanya bahwa itu akan mengakhiri pandemi di negara berpenduduk 21 juta orang itu.

Selama masa jabatan Wanniarachchi, kementerian kesehatan mendapat kecaman keras pada pekan lalu karena meremehkan infeksi virus corona.

Walaupun kini sudah tidak menjabat sebagai menteri kesehatan, dia akan tetap berada di kabinet, Rajapaksa memberinya jabatan di kementerian transportasi.

Baca juga: Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Lewat PeduliLindungi

Turki

Turki mengizinkan masyarakatnya yang telah divaksin menggunakan Sinovac untuk mendapat vaksinasi tambahan menggunakan Pfizer.

Diwartakan Reuters, Senin (16/8/2021), menurut kementerian kesehatan, hal itu dinilai akan memudahkan perjalanan ke negara-negara yang belum menyetujui vaksin dari China.

Turki telah memberikan 83 juta vaksin untuk melawan Covid-19, terutama vaksin Coronavac dari Sinovac dan vaksin Pfizer-BioNTech.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

Pada minggu-minggu pertama, vaksinasi secara eksklusif menggunakan vaksin China, yang belum disetujui di beberapa negara Barat.

Pada Juli 2021, pihak berwenang mulai memberikan dosis ketiga kepada petugas kesehatan dan orang berusia di atas 50 tahun, karena penelitian menunjukkan bahwa antibodi yang dipicu oleh vaksin Sinovac menurun setelah sekitar enam bulan.

Lebih dari enam juta dosis booster telah diberikan, dan kementerian mengatakan pada Senin bahwa orang yang telah diberikan dosis booster Pfizer dapat menerima suntikan Pfizer kedua jika diperlukan untuk perjalanan.

Baca juga: 3 Juta Vaksin Moderna Tiba di Indonesia, Ditujukan untuk Siapa?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi