KOMPAS.com - Tes Covid-19 penting dilakukan untuk mendeteksi infeksi virus corona pada orang yang merasakan gejala Covid-19, atau melakukan kontak erat dengan orang yang positif Covid-19.
Lantas, apakah Anda kerap kebingungan harus melakukan tes apa untuk mendeteksi virus corona?
Diketahui, pemeriksaan diri dari infeksi Covid-19 dapat dilakukan dengan menggunakan rapid test dan tes swab.
Biasanya dua jenis tes ini dipergunakan sebagai syarat masuk area perkantoran atau syarat perjalanan menggunakan transportasi umum.
Namun, rapid test dengan tes swab memiliki arti dan tindakan pemeriksaan yang berbeda.
Baca juga: Tarif Tes PCR Turun Jadi Rp 495.000, Apa Penyebabnya?
Berikut pengertian dan perbedaan antara rapid test dengan tes swab:
Rapid test
Dilansir dari Kompas.com, 19 Maret 2020, rapid test adalah metode tes atau pengujian yang dapat mendeteksi virus secara khusus dan dapat mengenali fragmen RNA, termasuk RNA SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Jenis sampel
Pemeriksaan rapid tes yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah.
Lama waktu tes
Diketahui, rapid test hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit hingga hasilnya keluar.
Baca juga: Alasan Tes PCR Tak Bisa Langsung Muncul 1x24 Jam
Cara kerja
Mengutip Kompas.com, 4 Juni 2020, rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah. IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat mengalami infeksi virus.
Jika seseorang terinfeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah.
Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh.
Baca juga: Daftar Bantuan dari Pemerintah Selama PPKM dan Cara Mengeceknya
Apabila terbukti atau adanya IgG atau IgM, maka hasil rapid test dinyatakan positif adanya infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19.
Kendati demikian, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorokan atau hidung.
Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh.
Baca juga: 7 Bantuan yang Digelontorkan Selama Pandemi Covid-19
Kelebihan dan kekurangan
Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan.
Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19. Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab.
Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.
Hal ini disebabkan IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid tes, tidak langsung terbentuk begitu seseorang terinfeksi.
Baca juga: Tanda Kapan Pasien Isoman Covid-19 Perlu Segera Dibawa ke Rumah Sakit
Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk. Jadi, semisal seseorang menjalani pemeriksaan rapid tes hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif.
Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu. Begitupun saat hasil rapid test-nya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu.
Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi Covid-19.
Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu benar terinfeksi Covid-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah.
Baca juga: Penyebab Banyaknya Kematian Pasien Isoman Menurut Satgas Covid-19
Tes Swab
Dikutip dari Kompas.com, 1 Juni 2020, tes swab adalah suatu tindakan pengecekan untuk mendapatkan sampel yang digunakan dengan metode polymerasy chain reaction (PCR).
Jenis sampel
Pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung atau tenggorokan seseorang yang hendak diperiksa.
Adapun sampel lendir yang diambil dengan metode swab akan diperiksa menggunakan metode PCR.
Hasil akhir dari pemeriksaan tersebut nantinya menunjukkan ada atau tidaknya virus corona dalam tubuh seseorang.
Baca juga: Syarat dan Cara Dapatkan Bantuan UKT 2021 bagi Mahasiswa Terdampak Covid-19
Lama waktu tes
Pengujian menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasilnya.
Hal ini bergantung pada kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel.
Cara kerja
Untuk cara kerja pengujuan swab hanya dengan metode PCR.
Hasil akhir dari pemeriksaan ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan ada atau tidak virus corona di tubuh seseorang.
Baca juga: Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 Gratis Kemenaker 18-19 Agustus 2021
Kelebihan dan kekurangan
Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2. Namun, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit.
Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa keluar.
Baca juga: Syarat Vaksinasi Covid-19 bagi Ibu Hamil dan Jenis Vaksin yang Diperbolehkan
(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Mela Arnani, Jawahir Gustav Rizal | Editor: Sari Hardiyanto)