KOMPAS.com - Tanaman porang yang sempat ramai pada 2019 kini kembali ramai diperbincangkan.
Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut porang sebagai makanan sehat dan akan menjadi pengganti beras di masa depan.
Pernyataan itu ia sampaikan saat mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjak di Kota Madiun, Jawa Timur pada Kamis (19/8/2021).
"Porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbo dan juga rendah kadar gula. Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah," kata Jokowi.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Porang, Kerabat Bunga Bangkai yang Memiliki Nilai Jual Tinggi
Lantas apa itu tanaman Porang, kegunaan, dan bagaimana potensinya?
Manfaat dan kegunaan
Peneliti Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI Ina Erlinawati mengatakan, porang masih satu keluarga dengan bunga bangkai, nama latinnya yakni Amorphophallus muelleri.
Dari semua bagian tanaman, umbi porang-lah yang disebutkan memiliki nilai jual yang tinggi.
Hal itu dikarenakan umbinya memiliki kandungan Glucomannan dan kalsiumnya cukup tinggi.
Baca juga: 3 Tanaman yang Jadi Sorotan di 2019: Bajakah, Kratom, dan Porang
Produk porang yang biasa diolah dan dipasarkan dari umbi segar adalah chips, tepung porang (konjac flour), dan tepung glukomanan (konjac glucomannan).
Biasanya, tepung porang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya pangan fungsional, pakan ternak, pengikat air, dan pembentuk gel.
Baca juga: 5 Fakta soal Tanaman Porang
Porang juga bisa ditambahkan pada pembuatan mi. Sebab, penambahan 1 persen tepung porang dapat meningkatkan kandungan protein, lemak, pati, serat dan pengembangan mi.
Selain untuk kebutuhan konsumsi, porang juga bisa dimanfaatkan untuk membuat lem organisk serta penjernih air.
Porang juga bahkan menjadi salah satu bahan pembuatan komponen pesawat terbang.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Tanaman Porang
Potensi tanaman Porang
Melansir pemberitaan Kompas.com, tanaman porang berpotensi dapat menghasilkan lebih dari Rp 3 miliar di lahan 1 hektar dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.
Hal itu disampaikan oleh salah seorang petani dan pakar porang dari Porang Sleman Boy.
Idris menjelaskan, biaya pengolahan lahan sekitar Rp 72,6 juta, pemupukan dan perawatan Rp 45,6 juta, biaya bibit dan upah tanaman Rp 163 juta, total biaya panen Rp 28 juta, dan total biaya tenaga kerja Rp 48 juta.
Menurutnya, hasil tanam porang pada musim pertama bisa mencapai Rp 300 juta dan Rp 960 juta musim kedua.
Baca juga: Asal-usul Janda Bolong yang Tengah Jadi Buruan Banyak Orang
Selain itu, hasil umbi basah dua musim Rp 2 miliar memiliki total penghasilan Rp 3,34 miliar. Sehingga, pendapatan bersih dari total penghasilan dengan dikurangi modal adalah sebesar Rp 2,98 miliar.
Pemilik Porang Sumatera Boy, Eddy Effendi menuturkan, ada 13 negara yang menunggu produksi porang.
Eddy memaparkan, ekspor porang kini sudah menembus Jepang, Korea, China, bahkan mulai ke Eropa, Amerika, dan Australia.
Baca juga: 10 Tanaman Hias yang Sedang Naik Daun dan Manfaat Merawatnya
Sumber: Kompas.com (Nur Rohmi Aida/Luthfia Ayu Azanella/Dewantoro | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary/Farid Assifa)