Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Tabung Gas APAR Dibuat Jadi Tabung Oksigen Pasien Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ACHMAD FAIZAL
Tersangka NW (baju kuning) ditangkap polisi karena menjual tabung oksigen rekondisi.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim menggerebek toko penjual oksigen di Jalan Simorejo Timur, Surabaya.

Diduga toko tersebut menjual tabung oksigen yang tidak sesuai dengan dengan syarat medis untuk produk kesehatan.

Mengutip Kompas.com, dalam penggerebekan itu polisi menemukan ratusan tabung gas bekas alat pemadam api ringan (APAR) yang dimodifikasi dan dicat ulang menjadi tabung oksigen.

Tabung bekas APAR tersebut nantinya digunakan untuk membantu perawatan pasien Covid-19 lengkap dengan regulatornya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukurannya macam-macam, ada 1 meter kubik, 1,5 meter kubik, 5 meter kubik hingga 6 meter kubik.

"Produk gas oksigen rekondisi yang berbahaya ini dijual Rp 4 juta untuk ukuran 1 meter kubik lengkap dengan regulatornya," kata Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, di Mapolda Jatim, Rabu (18/8/2021).

Lantas, tahukah Anda bahwa perbuatan tersebut dapat berbahaya dan menambah buruk kesehatan pasien Covid-19?

Baca juga: Jual Tabung Oksigen Berantai hingga Harga Naik 5 Kali Lipat, Pelaku Berdalih Beli di Pasar Loak

Berikut ini bahaya tabung bekas APAR yang disulap menjadi tabung oksigen.

Dilansir dari laman resmi Damkar, APAR atau fire extinguisher adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil.

APAR pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi.

APAR berisi CO2 berbahaya

Ada beberapa jenis APAR, salah satunya berisi karbon dioksida (CO2) yang berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan efektif untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor).

Peneliti dari Pusat Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Yudi Nugraha Thaha mengatakan bahwa tabung karbon dioksida (CO2) yang diisi dengan oksigen (O2) berbahaya untuk kesehatan manusia jika dihirup.

"Ketika tabung CO2 diisi ulang oleh oksigen, kita tidak bisa menjamin apakah tidak ada CO2 yang tersisa dalam tabung. Jika ada CO2 dalam tabung yang tersisa, itu berbahaya bagi paru paru," kata Yudi kepada Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Mengakibatkan keracunan hingga gangguan organ tubuh

Menghirup CO2 dapat menyebabkan keracunan akibat gangguan penyerapan oksigen pada sel tubuh, terutama di paru-paru.

Dilansir dari ethanolrfa.org, gejala yang bisa ditimbulkan jika menghirup CO2 termasuk pusing, sakit kepala, mual, sesak napas, peningkatan denyut jantung, gangguan penglihatan dan pendengaran, gangguan memori, hingga jantung aritmia.

Baca juga: Tabung Bekas APAR Disulap Jadi Tabung Oksigen, Kenali Bahayanya

Yudi menjelaskan, tabung CO2 tidak didesain untuk menahan tekanan gas terkompresi sebesar tekanan gas oksigen jika terisi penuh.

"Kalau untuk tabung CO2, tabungnya didesain dengan ketahanan tekananannya di bawah oksigen, angkanya saya lupa," imbuh dia.

Tabung APAR dan oksigen berbeda bahan

Tabung oksigen didesain dengan bahan khusus yang tahan terhadap tekanan 2.200 psi atau 150 bar.

Karena tabung oksigen didein khusus untuk menahan tekanan 150 bar, tekanan ini tidak dimiliki oleh tabung lain.

“Tidak bisa tabung LPG, CO2, Ar, Nitrogen di-refill oleh oksigen untuk medis, karena tabungnya enggak kuat menahan tekanan oleh oksigen spesifikasi untuk medis,” ujar Yudi dalam wawancara dengan Kompas.com 28 Juli 2021.

Pengisian ulang oksigen medis menggunakan tabung selain untuk kebutuhan tabung oksigen medis juga berpotensi menimbulkan terjadinya kontaminasi.

Baca juga: Bongkar Penjualan Tabung Oksigen di Atas HET, Kapolres Gresik: Rakyat Sedang Susah, Jangan Ambil Untung Pribadi

“Kalau tabung CO2 diisi O2 enggak bisa, karena ada risiko kontaminasi. Dari safety pada bahan tabung pun berbahaya,” kata Yudi.

Tabung oksigen medis lebih tinggi kemurniannya

Penggunaan tabung oksigen medis dengan tabung lain yang peruntukannya tidak untuk kepentingan medis juga tidak diperbolehkan.

Alasannya, tabung oksigen medis lebih tinggi kemurniannya jika dibandingkan tabung oksigen selain untuk kepentingan medis.

“Tabung oksigen medis lebih tinggi kemurniannya, tabung oksigen medis kadar oksigennya 99,5 persen sementara tabung oksigen untuk las kadar oksigennya 99,2 persen,” ujar dia.

Dia mengingatkan untuk menggunakan tabung oksigen sesuai spesifikasinya karena untuk tabung oksigen medis sudah ada standarnya.

Cara mengetahui tabung oksigen asli atau palsu

Yudi mengatakan bahwa perbedaan warna dalam semua tabung gas berfungsi untuk menginformasikan tabung itu difungsikan untuk apa dan sudah didesain sesuai standar.

Untuk mengetahui suatu tabung berisi CO2, biasanya dapat dilakukan uji nyala di laboratorium dengan menggunakan aliran gas yang kecil sekali.

Baca juga: Tabung Bekas APAR Disulap Jadi Tabung Oksigen Beredar di Surabaya, Dijual Rp 4 Juta

"Cuma di lapangan, untuk masyarakat umum ini tidak direkomendasikan," kata Yudi.

"Di lapangan kayaknya susah mengujinya, kecuali pakai sensor CO2 portable. Lebih baik jika ingin membeli tabung oksigen, langsung beli di agen yang terpercaya," imbuhnya memperingatkan.

(Sumber : Kompas.com Penulis Gloria Setyvani Putri | Editor Gloria Setyvani Putri)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi