Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Ledakan Gas CO2 di Kamerun, 1.746 Orang dan 3.500 Ternak Tewas

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/ @anchunda_benly
Danau Nyos meledak pada 21 Agustus 1986, awan karbon dioksida (CO2) yang mematikan meledak dari dasar perairan Danau Nyos di barat laut Kamerun, menewaskan 1.746 orang dan sekitar 3.500 ternak.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ledakan gas beracun karbon dioksida (CO2) dari Danau Nyos di Kamerun menewaskan ribuan orang dan ribuan ternak pada 21 Agustus 1986, atau 35 tahun lalu. 

Melansir History, bencana tersebut merupakan bukti nyata bahwa karbon dioksida dapat menjadi sangat mematikan apabila terkonsentrasi dalam jumlah besar.

Total korban tewas mencapai 2.000 orang akibat bencana tersebut, dan empat desa di sekitar Danau Nyos tersapu bersih.

Sebuah sumber melaporkan, jumlah korban tewas adalah 1.746 orang dan 3.500 ternak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa ledakan CO2 diketahui bermula dari Danau Monoun dan berlanjut ke Danau Nyos. Keduanya adalah danau kawah dengan luas sekitar satu mil persegi.

Kedua danau itu terletak di daerah pegunungan terpencil di barat laut Kamerun, sebuah wilayah yang didominasi oleh tebing batu dan vegetasi yang rimbun.

Baca juga: Update Corona 21 Agustus: 5 Negara Kasus Terbanyak | Covid-19 di Thailand Tembus 1 Juta

Semburan gas beracun

Bencana memilukan itu bermula pada bulan Agustus 1984, ketika 37 orang warga yang tinggal di dekat Danau Monoun meninggal secara tiba-tiba.

Namun, insiden tersebut sebagian besar ditutup-tutupi oleh pemerintah. Karena tidak ada listrik atau layanan telepon di daerah itu, maka tidak sulit untuk merahasiakan kejadian itu.

Akibatnya, 5.000 orang yang tinggal di desa-desa dekat Danau Nyos tidak menyadari potensi bahaya yang berasal dari danau di dekat tempat tinggal mereka.

Detik-detik kejadian

Pada 21 Agustus 1986, sekitar pukul 21.30, terdengar suara gemuruh selama 15-20 detik dari Danau Nyos, diikuti oleh terbentuknya awan karbon dioksida dan semburan udara yang berbau tidak sedap.

Awan gas itu dengan cepat bergerak ke utara menuju desa Nyos Bawah.

Beberapa orang mencoba melarikan diri dari awan beracun itu. Mereka kemudian ditemukan tewas di jalan setapak yang merupakan jalan keluar desa.

Hanya dua orang yang berhasil selamat dari desa Nyos Bawah, yakni seorang perempuan dan seorang anak kecil.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 13 Agustus 1961 Tembok Berlin Dibangun, Pisahkan Jerman Barat dan Timur

Gas beracun menyebar

Awan gas beracun itu kemudian berhembus ke desa Cha Subum dan Fang, di mana 500 orang lainnya kehilangan nyawa.

Karbon dioksida membunuh setiap jenis hewan, termasuk serangga-serangga kecil, yang dilaluinya.

Akan tetapi, gas beracun itu tidak mempengaruhi bangunan dan tumbuhan yang ada di wilayah tersebut.

Baca juga: Bahaya Tabung Gas APAR Dibuat Jadi Tabung Oksigen Pasien Covid-19

 

Gejala yang dialami

Korban yang berhasil selamat dari bencana itu dilaporkan mengalami batuk-batuk dan muntah darah.

Penduduk yang tinggal agak jauh dari Danau Nyos baru mengetahui bencana itu ketika mereka mendatangi desa-desa di kawasan tersebut.

Mereka menemukan jasad-jasad manusia serta bangkai ternak tergeletak begitu saja.

Akibat bencana tersebut, diperkirakan 1.700 orang warga dan ribuan hewan ternak yang tinggal di sekitar Danau Nyos kehilangan nyawa.

Baca juga: Terungkap, Dampak Karbon Dioksida pada Bumi 30 Juta Tahun Lalu

Akumulasi karbon berabad-abad

Peristiwa tragis di Danau Nyos segera mengundang perhatian para peneliti untuk mengetahui penyebab bencana itu bisa terjadi.

Melansir Britannica, para peneliti berteori bahwa karbon dioksida yang berasal dari gunung berapi kemungikan telah merembes ke dalam danau.

Rembesan karbon dioksida itu diperkirakan terjadi selama berabad-abad, dan akhirnya terakumulasi di lapisan dalam danau.

Para peneliti memperkirakan bahwa bencana itu dipicu oleh insiden tertentu, seperti tanah longsor besar ke dalam danau, yang membuat gas di dalam danau terlepas.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misteri Hilangnya Kapal SS Waratah 27 Juli 1909

Melansir Slate, sejak bencana Danau Nyos, para peneliti Prancis telah menerapkan program degasifikasi atau penghilangan gas dari cairan.

Pada tahun 2001, mereka memasang pipa yang mengalir ke dasar danau dan memungkinkan gas keluar secara teratur. Dua pipa lagi ditambahkan pada tahun 2011.

Mereka juga memasang sebuah sistem alarm bertenaga surya untuk memonitor tingkat karbon dioksida, memastikan bahwa jika danau meledak lagi, setidaknya akan ada peringatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi