Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Jelaskan Kaitan Covid-19 dengan Disfungsi Kognitif

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ker_vii
Ilustrasi virus corona
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com – Infeksi Covid-19 tidak hanya menyerang organ paru-paru. Efek jangka panjangnya bahkan bisa memengaruhi otak.

Adapun efek jangka panjang Covid-19 atau long Covid-19 memiliki gejala yang bervariasi, termasuk pada kemampuan kognitif.

Diberitakan Kompas.com, Sabtu (14/8/2021), penelitian terbaru yang disampaikan pada Alzheimer’s Association International Conference (AAIC) menemukan kaitan antara Covid-19 dan penurunan kognitif. Selain itu, ditemukan pula percepatan penyakit Alzheimer dan gejalanya.

Pada sebagian besar pasien Covid-19, ditemukan gejala neuropsikiatri. Gejala ini berupa kehilangan indra perasa dan indra penciuman dalam jangka panjang yang disertai penurunan kognitif dan atensi. Kondisi ini dinamakan dengan brain fog.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil ini didapat dari penilaian biological marker pada pasien Covid-19 yang mengalami gejala.

Adapun biological marker yang diperiksa berkaitan dengan kasus trauma otak, neuroinflamasi, dan penyakit Alzheimer.

Baca juga: Virus Ebola Muncul di Pantai Gading, Apa Bahaya dan Gejalanya?

Banyak pula ditemukan pasien yang telah sembuh dari Covid-19 namun mengalami peningkatan kecemasan dan depresi.

Selain itu, mereka juga mengeluhkan gejala sulit tidur, mudah lelah, dan gejala neurologis lainnya.

Penurunan kognitif dan kehilangan indra penciuman

Peneliti dari University of Texas Health Science Center di San Antonio Long School of Medicine mempelajari kaitan antara penurunan kognitif dan kehilangan indra penciuman.

Keduanya dianalisis pada pasien orang tua yang telah sembuh dari Covid-19 selama tiga hingga enam bulan.

Lebih dari setengah peserta penelitian yang diteliti, terdapat gejala yang persisten berupa piken. Sementara itu, seperempat di antaranya memiliki masalah kognitif berupa disfungsi bahasa.

Masalah-masalah tersebut berkaitan dengan penurunan fungsi indra penciuma, namun tidak berpengaruh berdasarkan tingkat keparahan Covid-19.

Baca juga: Apakah Virus Marburg Berpotensi Masuk ke Indonesia? Ini Kata Epidemiolog

Covid-19 dan biological marker Alzheimer

Terdapat biological marker dalam darah yang menunjukkan seseorang mengalami trauma otak, neuroinflamasi, dan penyakit alzheimer.

Para peneliti menguji beberapa biological marker ini dalam darah pasien yang telah sembuh dari Covid-19.

Hasil menunjukkan, biological marker tersebut ditemukan pada pasien Covid-19. Ini menunjukkan bahwa untuk jangka panjang, Covid-19 dapat mempercepat penyakit Alzheimer.

Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan dari para peneliti ini.

Editor: Nadia Faradiba

Sumber: Kompas.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi