Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Level 2-4 Berakhir Besok, Akankah Diperpanjang? Simak Arahan Jokowi Berikut Ini

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot
Pengarahan Presiden Jokowi mengenai kondisi Covid-19 di Indonesia
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 hingga 4 di Jawa dan Bali, akan berakhir besok 23 Agustus 2021. 

 

Sebelumnya, PPKM darurat telah diberlakukan sejak Sabtu (3/7/2021). Awalnya PPKM darurat direncanakan selesai pada 20 Juli 2021, tetapi diperpanjang hingga 25 Juli 2021.

PPKM kemudian berubah nama menjadi PPKM level 4, 3, dan 2, serta diperpanjang lagi sampai 2 Agustus 2021 dan kembali diperpanjang sampai 9 Agustus 2021.

PPKM level 4, 3, dan 2 pun masih belum selesai pada 9 Agustus 2021 dan diperpanjang lagi sampai 16 Agustus 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada Konferensi Pers PPKM, 16 Agustus 2021, pemerintah kembali memutuskan bahwa PPKM level 4, 3, dan 2 diperpanjang lagi sampai 23 Agustus 2021.

Baca juga: Daftar Daerah Level 3 dan Level 4 pada PPKM Jawa Bali 17-23 Agustus 2021

Evaluasi Presiden Jokowi

Jokowi mengatakan virus corona sangat sulit diprediksi.

Karena itu pihaknya meminta semua pihak berhati-hati, meskipun dalam beberapa waktu terakhir terjadi penuruan kasus dan  penurunan BOR (bed occupancy rate/keterisian tempat tidur) di sejumlah wilayah. 

“Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi dan kita tidak waspada, tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak,” kata Jokowi di Madiun, Kamis (19/8/2021). 

Melansir covid19.go.id pada Minggu (22/8/2021) pukul 11.30 WIB, terkonfirmasi sebanyak 3.967.048 kasus positif, dengan 3.522.048 telah sembuh dan 125.342 meninggal dunia.

Fokus isoter

Selanjutnya, agar dapat menurunkan penyebaran kasus, Jokowi memerintahkan pemerintah daerah dapat mengurangi tingkat isoman dan fokus menjadi isolasi terpusat (isoter).

Menurut Jokowi, isoter akan sangat mengurangi penyebaran virus.

Jokowi meminta agar stok obat-obatan selalu tersedia dan segera diberikan bagi yang membutuhkan.

Isolasi terpusat, tambahnya, menjadi kunci yang baik untuk mengurangi penyebaran dan kematian akibat virus corona.

Baca juga: Penjelasan Luhut soal Sampai Kapan PPKM Akan Diperpanjang?

 

Vaksinasi

Selain itu, Jokowi juga meminta vaksinasi harus dipercepat dan jangan sampai ada tumpukan stok vaksin.

“Terkait vaksinasi dipercepat, saya minta bupati/walikota kalau vaksin data langsung habiskan secepat-cepatnya, minta lagi,” paparnya.

Jokowi memaparkan, bulan Agustus ini Indonesia akan banyak kedatangan vaksin Covid-19, yang dapat dimanfaatkan untuk menggenjot tingkat vaksinasi.

“Jangan sampai ada stok vaksin di cold storage bapak ibu semuanya, segera dihabiskan,” tutur dia.

Baca juga: Benarkah SPBU Stop Layani Pengisian Pertalite untuk Motor 2-Tak? Ini Jawaban Pertamina

Penyebab tingginya angka kematian

Jokowi juga menyoroti tingginya kasus kematian yang terjadi di Indonesia.

Pihaknya mengatakan, tingginya kasus kematian di Indonesia disebabkan beberapa hal. 

Di antaranya karena keterlambatan membawa pasien Covid-19 ke rumah sakit dan adanya komorbid (penyakit bawaan).

“Penyebab (kematian) menurut saya kemungkinan yang isoman tidak segera masuk ke isoter, sehingga di bawah ke rumah sakit sudah terlambat,” jelas Jokowi.

“Saturasi sudah turun dibawa ke rumah sakit itu terlambat, juga komorbidnya,” lanjut Jokowi.

Karena itu pihaknya berpesan agar melakukan tiga hal yang dapat membantu meredakan situasi pandemi, yaitu:

  • Memindahkan pasien positif Covid-19 dari isoman ke isoter
  • Mempercepat proses vaksinasi
  • Obat-obatan yang dibutuhkan segera disalurkan dan jangan sampai terlambat. 

Baca juga: UPDATE Corona 22 Agustus: Kasus Infeksi Harian Indonesia Menurun, Tren Kasus Kematian Masih Tertinggi

 

Evaluasi lonjakan kasus

Jokowi memaparkan, Indonesia mengalami banyak penambahan kasus mulai awal bulan Februari 2021, yang kemudian terus menurun hingga Mei.

Namun, kemunculan varian Delta di Kudus dan Bangkalan beberapa waktu lalu, membuat kasus kembali naik secara drastis mencapai sekitar 56 ribu infeksi baru per harinya.

“Begitu muncul di Kudus, di Bangkalan saat itu, di luar dugaan kita karena dari deteksi yang kita lihat itu Jakarta, Indramayu, dan di Medan. Munculnya tempat lain, karena barang ini (virus) nggak kelihatan, langsung melompat ke 56 ribu (kasus baru harian),” jelas Jokowi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Palang Merah 22 Agustus 1864

Peningkatan ini pun memunculkan masukan dari berbagai sisi yang memperingatkan bahwa jika kasus tidak bisa dihentikan, maka diperkirakan pada bulan Agustus akan mencapai 80.000 kasus baru, dan September mencapai 160.000 kasus baru per harinya.

“Kalau tidak bisa menghentikan bisa di atas India,” kata dia.

Jokowi menambahkan, sistem ekonomi berkaitan erat dengan penurunan kasus yang terjadi, sebab jika terjadi penurunan infeksi biasanya diikuti oleh perbaikan ekonomi.

Sehingga, kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya terletak pada penurunan kasus Covid-19.

Selengkapnya evaluasi Presiden Jokowi mengenai kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia dapat disimak di sini: 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi