Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Porang Akan Menjadi Makanan Masa Depan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR
Bibit tanaman Porang berupa umbinya siap di tanam di kebun milik anggota DPRD Manggarai Timur, Vinsensius Reamur, Jumat, (16/4/2021). (KOMPAS.com/DOK-Vinsensius Reamur)
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Porang memang sedang naik daun belakangan ini. Selain mulai diketahui mengenai berbagai manfaatnya untuk kesehatan, harganya pun cukup tinggi di pasaran.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Jumat (20/8/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, porang akan menjadi makanan pengganti beras pada masa depan.

Hal ini dia sampaikan saat mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjac, di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Kamis (19/8/2021).

“Porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbo, dan juga rendah kadar gula," ujar Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat, karena kadar gulanya sangat rendah,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan kunjungannya tersebut, Jokowi menjelaskan bahwa satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 hingga 20 ton porang.

Baca juga: Ini 5 Manfaat Porang bagi Kesehatan

“Saya tadi menanyakan, porang per hektar bisa menghasilkan berapa ton, disampaikan satu hektar (ha) bisa menghasilkan 15 sampai 20 ton,” kata Jokowi.

Jokowi menambahkan, hasil panen porang di musim tanam pertama bisa mencapai Rp40.000.000 dalam kurun waktu delapan bulan.

Menurut Jokowi, tingginya permintaan porang di pasar ekspor membuat industri tanaman umbi ini memiliki nilai yang sangat besar dan terbuka lebar untuk digarap di dalam negeri.

Ditambah lagi, porang juga bisa dibuat menjadi berbagai macam jenis olahan seperti mi, beras, kwetiau, bakso, sosis, es krim, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, Jokowi berharap, industri porang di Indonesia dapat mengekspor olahan porang agar nilai jual produk semakin tinggi.

“Kita harapkan kita tidak akan mengekspor porang dalam bentuk mentahan, tapi seperti yang kita lihat tadi di sini, ini sudah setengah jadi. Ini bisa menjadi tepung dan Insya Allah tahun depan sudah menjadi barang jadi, menjadi beras porang,” ucapnya.

Baca juga: Disebut Jokowi Makanan Masa Depan, Ini Potensi dan Kegunaan Tanaman Porang

Jokowi pun meminta kepada Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar terus mengembangkan industri porang dari hulu hingga hilir.

Mentan SYL pun menyatakan, dia dan jajarannya berkomitmen untuk terus mengembangkan industri porang Tanah Air.

“Ada dua pilihan Bapak Presiden untuk didorong maksimal, antara lain komoditi porang dan yang kedua sarang burung walet. Hari ini, tentu saja seperti harapan Bapak Presiden, budidaya porang kita kembangkan,” ujar SYL.

SYL mengungkapkan, harga porang di pasaran saat ini sedang tinggi. Bahkan, harga beras porang shiratake dibanderol dengan harga lebih dari Rp200.000 per kg.

“Harga porang sekarang bagus, tetapi kita tidak boleh bergantung pada ekspor. Oleh karena itu, mengolah produk turunan porang harus dilakukan sendiri di Indonesia,” tegasnya.

Sentra porang di Indonesia

Saat ini, sentra porang terluas di Tanah Air berada di Provinsi Jatim, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah (Jateng), Sulawesi Selatan (Sulsel), Jawa Barat (Jabar), dan beberapa wilayah lainnya.

Baca juga: Jangan Keliru, Begini Cara Bedakan Porang dan Umbi Sejenis Lainnya

Adapun eksistensi porang periode 2020 seluas 19.950 ha, sedangkan pada periode 2021 mencapai 47.461 ha.

Indonesia berencana memiliki sentra porang seluas 100.000 ha pada 2024 yang tersebar di 15 provinsi, serta didukung industri olahan dan pasarnya.

Kementerian Pertanian (Kementan) merencanakan, target tanam porang pada 2021 seluas 10.000 ha.

Rinciannya meliputi 1.000 ha di Aceh, 1.000 ha di Jabar, 1.500 ha di Jateng, 3.000 ha di Jatim, 1.000 ha di NTT, 500 ha di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan 2.000 ha di Sulsel.

Mengapa harga porang mahal?

Menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si, harga porang mahal karena tingginya permintaan dan petani porang memanfaatkan momentum tersebut.

Baca juga: Cara Menanam Porang Tanpa Modal, Potensi Untung Puluhan Juta Rupiah

"Ya ini karena penggunaannya sangat luas itu, jadi (harga porang) relatif mahal," kata Edi.

"Karena penggunaannya luas, barang itu (tanaman porang) banyak dicari orang," imbuhnya.

Edi mengatakan, manfaat tanaman porang ini memang cukup banyak, mulai dari aspek sosial, ekonomi, bahkan medis.

Tanaman umbi-umbian ini memiliki beberapa sifat yang mungkin belum ditemukan dari jenis umbi lainnya. Hal itu membuat porang berkhasiat terutama untuk kesehatan.

(Penulis: Alifia Nuralita Rezqiana | Editor: Mikhael Gewati)

Sumber: KOMPAS.com

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi