Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Sebut Porang Bisa Gantikan Beras, Mana yang Lebih Sehat?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ COLNIHKO
Ilustrasi nasi goreng shirataki dengan sayur-sayuran.
|
Editor: Artika Rachmi Farmita

KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut porang akan menjadi makanan sehat sebagai pengganti beras pada masa depan dalam beberapa kesempatan belakangan.

“Porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbs dan juga rendah kadar gula. Saya kira ini akan menjadi makanan sehat di masa depan. Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah,” paparnya.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Jokowi mengunjungi pabrik pengolahan tanaman umbi-umbian porang, PT Asian Prima Konjac, di Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Kamis (19/8/2021).

Hasil panen porang amat menjanjikan per musim tanam, yakni bisa mencapai Rp 40.000.000 dalam kurun delapan bulan di musim tanam pertama.

Menurut Jokowi, industri porang memiliki nilai yang sangat besar dan pasarnya pun masih terbuka lebar untuk digarap dalam negeri. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan porang di pasar ekspor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki yang Sedang Naik Daun

Porang dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan di antaranya berupa beras dan mi shirataki, kwetiau, bakso, sosis, es krim, tepung, chips, dan sebagainya.

Makanan berbentuk mi dan beras ini dipercaya bagus untuk menurunkan berat badan. Kandungan kalorinya tidak sebanyak nasi putih maupun karbohidrat lainnya.

Untuk membandingkan mana yang lebih sehat antara shirataki dan nasi dari beras, silakan mengamati perbedaan efeknya bagi kesehatan:

Mengenal beras porang alias shirataki

Shirataki bisa berupa beras dan mi yang terbuat dari glucomannan, sejenis serat yang berasal dari akar tanaman konjac atau konnyaku.

Tanaman ini banyak tumbuh di Jepang, China, dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Di Jepang sendiri, akar konjac diolah menjadi banyak hal, seperti tahu, obat-obatan, hingga pengganti nasi.

Dilansir dari The Kitchn, shirataki dibuat dengan cara mencampur serat glukomanan dengan air dan sedikit kapur agar mudah dibentuk.

Ketiga campuran bahan ini kemudian direbus lalu dibentuk memanjang hingga berbentuk tipis layaknya mi pada umumnya. Namun, ada pula yang dibentuk menyerupai nasi.

Shirataki mengandung karbohidrat yang lebih sedikit daripada mi atau beras pada umumnya.

Mi shirataki ini justru mengandung banyak serat, tetapi bukan dari pati atau zat tepung.

Laman Healthline menyebutkan bahwa terdapat sekitar 97 persen air dan 3 persen serat glukomanan dalam shirataki.

Hal inilah yang lantas membuat shirataki rendah kalori, sehingga dipercaya bagus untuk diet. Satu porsi shirataki atau sekitar 112 gram, memiliki kandungan kalori sebanyak 15 kkal.

Baca juga: Mengenal Mie Shirataki, Olahan Porang yang Ampuh Menurunkan Berat Badan

Sedangkan kandungan karbohidratnya hanya sekitar empat gram saja, di samping mengandung tiga gram serat dan satu gram protein.

Berkat kandungan kalorinya yang rendah, Anda dapat menjadikan shirataki sebagai pengganti nasi terutama apabila sedang diet.

Cermat mengkonsumsi nasi atau memilih beras 

Beras kaya akan karbohidrat dan dapat memiliki skor GI yang tinggi. Seorang penderita diabetes mungkin harus berpikir beberapa kali untuk mengonsumsinya dalam porsi besar.

Sebab, penelitian membuktikan bahwa mengonsumsi nasi dalam porsi yang sembarang dapat memengaruhi kadar gula darah seseorang.

Sebuah penelitian berjudul “White rice consumption and risk of type 2 diabetes: meta-analysis and systematic review” mengungkapkan bahwa orang yang makan nasi putih dalam kadar tinggi dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

 

Dengan demikian, jika seseorang sudah mencapai tahap pradiabetes, ia harus berhati-hati dengan asupan nasi hariannya.

Kemudian, untuk orang yang telah didiagnosis memiliki diabetes, sebaiknya ia benar-benar menjaga asupan nasinya. Dalam sekali makan, paling tidak ia hanya mengonsumsi karbohidrat sebanyak 45 hingga 60 gram saja.

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Harus Membatasi Makan Nasi?

Namun, ada beberapa varietas beras yang memiliki kadar GI rendah daripada nasi putih pada umumnya.

Beberapa varietas beras tersebut antara lain beras merah, beras basmati, dan padi liar dari genus Zizania. Ketiga jenis beras ini memiliki kandungan serat, nutrisi, dan vitamin yang lebih tinggi daripada beras putih.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Penderita Diabetes Harus Membatasi Makan Nasi?"

Sumber: Kompas.com (Penulis: Lea Lyliana, Galih Pangestu Jati, Alifia Nuralita Rezqiana)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi