Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Euro 2020 Sebabkan 9.402 Kasus Baru Covid-19 di Inggris

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/DAVID CLIFF
Suporter meninggalkan Stadion Wembley di London, Minggu, 11 Juli 2021, setelah Italia memenangkan pertandingan final kejuaraan sepak bola Euro 2020 antara Inggris dan Italia.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan, gelaran Euro 2020 yang berakhir 11 Juli 2021 lalu memicu munculnya kasus Covid-19 sebanyak lebih dari 9.000 kasus. 

Studi yang dilakukan Departemen Budaya dan Kesehatan Masyarakat Inggris, menemukan bahwa 9.402 tes positif Covid-19 muncul dari para penggemar di pertandingan Euro 2020.

Rinciannya, sebanyak 3.036 orang melaporkan gejala dalam dua hari pertandingan. Gejala yang dialami para penonton itu menunjukkan bahwa infeksi terjadi saat penonton menghadiri pertandingan. 

Baca juga: Ke Mana Pengungsi Afghanistan Pergi Setelah Negara Dikuasai Taliban?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

85 persen kasus Covid-19

Dilansir dari The Guardian, Jumat (20/8/2021), penelitian juga menemukan, lebih dari 85 persen kasus infeksi terkait dengan 49 hari berbagai acara olahraga, musik, dan hiburan di luar ruangan berasal dari delapan pertandingan Euro yang terlibat, dan terutama semifinal dan final.

“Turnamen Euro 2020 dan lolosnya Inggris ke final Euro menghasilkan risiko yang signifikan bagi kesehatan masyarakat di seluruh Inggris bahkan ketika Inggris bermain di luar negeri,” ujar Dr Jenifer Smith, wakil direktur medis untuk Kesehatan Masyarakat Inggris dalam laporan tersebut. 

“Risiko ini muncul tidak hanya dari individu yang menghadiri acara itu sendiri, tetapi termasuk aktivitas yang dilakukan selama perjalanan dan aktivitas sosial terkait," kata Smith. 

Grand Slam Wimbledon

Meskipun sama-sama menimbulkan kerumunan, kasus Covid-19 dalam pertandingan tenis Grand Slam Wimbledon tak sebanyak Euro 2020. 

Diketahui, lapangan Wimbledon dapat mencakup 300.000 penonton. Namun, kasus baru yang dilaporkan hanya 881 kasus.

Angka ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan jumlah kasus baru yang terjadi di Euro 2020.

"Tim peneliti yang hadir di setiap acara ini secara lisan melaporkan perbedaan mencolok dalam perilaku penonton," ujar Smith.

Baca juga: Ilmuwan Vaksin AstraZeneca Dapat Standing Ovation di Wimbledon 2021

 

Kenapa kasus di Euro 2020 lebih tinggi?

Peneliti mengatakan, ada sejumlah hal yang membuat penonton Euro 2020 lebih rentan terinfeksi dibandingkan penonton Wimbledon. Salah satunya perilaku penoton. 

Pada Euro 2020 diketahui penonton berkerumum di sekitar bar, dan kurang mematuhi aturan protokol kesehatan.

"Euro 2020 adalah peristiwa unik dan kecil kemungkinan kita akan melihat dampak serupa pada kasus Covid-19 dari peristiwa di masa depan," kata Smith.

“Namun, data menunjukkan betapa mudahnya virus dapat menyebar ketika ada kontak dekat, dan ini harus menjadi peringatan bagi kita semua saat kita mencoba dan kembali ke normalitas yang hati-hati sekali lagi,” lanjut dia.

Baca juga: PPKM Level 2-4 Berakhir Besok, Akankah Diperpanjang? Simak Arahan Jokowi Berikut Ini

Protokol kesehatan

Sementara itu, Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden mengatakan, pihaknya telah menunjukkan bahwa mereka dapat memperkenalkan kembali olahraga massal dan acara budaya dengan aman.

Ia juga mengimbau kepada penonton untuk tetap berhati-hati saat berbaur di tempat yang sangat ramai.

Selain Euro dan Wimbledon, acara lain di fase akhir adalah serangkaian pertandingan kriket internasional, balap Royal Ascot, turnamen golf Terbuka di Kent, Goodwood Festival of Speed, dan festival musik.

Panitia acara musik mengidentifikasi ada 81 kasus baru Covid-19 di antara 10.000 penonton yang hadir selama 3 hari.

Dowden mengatakan dalam acara yang menimbulkan kerumunan, panitia perlu menerapkan syarat bahwa penonton sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dua dosis dan bukti tes negatif dalam 48 jam terakhir. 

Dia mengatakan, tindakan mitigasi ini tidak dihiraukan oleh mereka yang menonton Euro 2020. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi