Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatur Keuangan dan Investasi bagi Pekerja dengan Gaji UMR

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/LOVEYDAY12
Ilustrasi menabung
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mengelola keuangan bulanan, terutama dalam masa pandemi seperti saat ini bisa menjadi tantangan banyak orang. 

Termasuk bagi pekerja dengan gaji upah minimum regional (UMR). 

Sebab apabila salah dalam mengelola atau tidak hati-hati, bisa terkuras sebelum akhir bulan atau berganti ke bulan berikutnya.

Baca juga: Bahaya Badai Sitokin Covid-19: Simak Gejala, Cara Mencegah, dan Pengobatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, bagaimana cara atau tips mengelola keuangannya?

Perencana keuangan dari OneShildt, Budi Raharjo CFP mengatakan bahwa umumnya keuangan terbagi menjadi beberapa pos pengeluaran.

"Pos-pos pengeluaran itu antara lain pos pengeluaran untuk kebutuhan hidup, cicilan utang, tabungan, investasi, dan asuransi," ujar Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Menurut Budi, tidak ada parameter khusus untuk mengelola sejumlah pos pengeluaran tersebut. 

Namun, untuk memudahkan biasanya dapat dibagi menjadi metode 40-30-20-10, dengan rincian sebagai berikut:

Pos pengeluaran bagi pekerja gaji UMR

Apabila pekerja bergaji UMR, Budi menyarankan, sebaiknya nilai pengeluaran cicilan dibatasi menjadi hanya maksimal 20 persen dari penghasilan.

"Hal ini dilakukan agar cicilan tidak memberatkan arus kas yang ujung-ujungnya membuat sulit untuk menabung dan prioritas penting lainnya," ujar Budi.

Oleh karena itu, skema pembagian pos-pos pengeluaran menjadi berbeda dengan sebelumnya. Berikut ini rinciannya:

Baca juga: 3 Langkah Mudah Raih Kebebasan Finansial bagi yang Bergaji UMR

 

Dana darurat

Budi juga menyarankan, sebelum berinvestasi sebaiknya mempertimbangkan pondasi keuangannya juga. Apakah dana darurat sudah dimiliki, proteksi kesehatan sudah tersedia atau belum.

"Dana darurat itu masuk dalam pos menabung dan investasi," ujar Budi.

Jadi, prioritas menabung saat misalnya gaji masih UMR adalah menabung untuk memenuhi mengisi dana darurat terlebih dahulu.

Setelah memenuhi misalnya 3 bulan pengeluaran, maka baru dapat memutuskan untuk merencanakan investasi atau mencicil suatu aset produktif.

Baca juga: Cara Mudah Mengatur Keuangan, Coba Metode 50-30-20

Investasi 

Budi menjelaskan, investasi yang bisa dicoba bagi pekerja dengan penghasilan pas UMR yakni reksadana.

"Investasi reksadana tentunya sudah sangat terjangkau bahkan untuk mereka yang punya penghasilan UMR," ujar Budi.

"Karena nilainya investasi bisa sangat murah mulai dari Rp 100.000 bahkan beberapa ada yang bisa dibeli lebih rendah daripada itu," lanjut dia.

Dalam pos asuransi, jika di perusahaannya pekerja itu sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan maka dapat dialokasikan untuk menambah kemampuan menabung.

Kemudian, pahami juga mengenai produk investasi, legalitas, kesesuaian dengan profil berinvestasi kita dan tujuan investasinya.

Budi menambahkan, reksadana dengan risiko rendah seperti reksadana pasar uang dapat menjadi langkah awal belajar investasi di reksadana tersebut.

Baca juga: Perkembangan Investasi dan Keuangan di Indonesia

 

Investasi pakai uang dingin

Sementara itu, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengatakan, prinsip berinvestasi itu adalah "memarkir uang dingin" yang dimiliki ke dalam suatu instrumen investasi selama beberapa lama agar berkembang makin besar jumlah dan nilainya.

Artinya, uang dingin itu adalah ketika keberadaannya tidak bisa diakses dengan cepat ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka kita tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan lainnya.

"Nah berarti syaratnya berinvestasi adalah yang digunakan bukanlah uang untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Andy saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Waspadai, Ini Daftar 28 Investasi Bodong yang Disetop OJK

Dengan begitu, jika kebutuhan sehari-hari belum dapat terpenuhi dengan baik, maka sebaiknya jangan berinvestasi lebih dulu.

Di sisi lain, ketika belum bisa berinvestasi, maka tetap perlu menyisihkan untuk ditabung ataupun dana darurat.

Sebab, sifat dana darurat ini harus dapat segera dan mudah untuk diakses sewaktu-waktu akan digunankan.

"Dalam jangka panjang dana ini tentu akan bergulung terus semakin besar dan menguntungkan kita sendiri," lanjut dia.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi