Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Penamaan Badai-badai di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Jason Leung
Ilustrasi badai
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Badai Henri menghantam Amerika sejak Sabtu (21/08/2021). Sebelumnya, Amerika juga diterjang oleh Badai Tropis Elsa yang terjadi sepanjang Juli.

Henri, Elsa, Sandy, Jose, Grace, Katrina, Harvey, Irma, dan masih banyak lagi, adalah nama-nama badai yang menerjang negara-negara di dunia dan menimbulkan kerusakan yang tidak sedikit.

Badai, memang selalu dinamai dengan nama manusia. Di balik penamaan badai, ada cerita yang menggelitik untuk diulik.

Menurut para ahli meteorologi dunia, badai memang harus diberi nama yang berbeda-beda agar semua orang mudah mengingatnya dan bersiaga jika ada ancaman badai datang.

Dari beberapa nama yang ada di dunia, dipilihlah nama panggilan dari manusia. Salah satu alasannya adalah, nama manusia tak mengenal habis dan batas. Jadi akan cukup digunakan untuk menamai badai-badai baru yang mungkin datang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejarah Kantung Teh, dari Kain Sutra Menjadi Kertas Filter Berpori Halus

Asal mula penamaan badai

Dilansir dari Reader's Digest, badai pertama kali diberi sebutan dengan nama santo atau orang suci.

Hal ini lantaran badai tersebut menghantam Puerto Rico di hari perayaan orang suci. Maka badai yang terjadi tahun 1876 tersebut diberi nama Badai San Felipes.

Baru di tahun 1900-an, ahli meteorologi dari Australia menerapkan sistem baru. Yaitu menamai badai dengan nama-nama panggilan wanita. 

Sistem penamaan baru ini diikuti oleh negara-negara di dunia termasuk Amerika, selama hampir 80 tahun lamanya.

Para pelaut di masa Perang Dunia II menamai badai yang mereka temui di laut dengan nama-nama isteri dan anak perempuan mereka. 

Baru di 1979, penamaan badai seperti itu dinilai seksis dan mulai ada perubahan sistem penamaan badai. Yaitu penambahan nama-nama panggilan pria, seperti Henry, Jose dan Harvey.

Baca juga: Sejarah Es Krim dan Perkembangan Variannya dari Tahun ke Tahun

Mereka yang memilih nama

Lantas siapa yang memberi atau memilih nama ini? Tentu saja adalah mereka, para ahli meteorologi dunia yang tergabung dalam Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Badai-badai di dunia dinamai berdasarkan wilayah di mana terjadinya badai tersebut.

Di wilayah Atlantik, WMO memiliki 6 daftar nama yang masing-masing sesuai urutan abjad dari A hingga W, namun tanpa Q, U, X, Y dan Z. Nama-nama tersebut merupakan nama laki-laki dan perempuan secara bergantian.

Keenam daftar yang ada akan digunakan secara berulang setiap enam tahun. Jadi nama badai di tahun 2018 akan digunakan kembali di tahun 2024. 

Baca juga: Ramai soal Mural-mural Dihapus, Begini Sejarah Mural

Namun jika dalam satu tahun ada lebih dari 21 badai yang terjadi di wilayah Atlantik, maka nama badai akan ditambah nama dari alfabet Yunani yaitu Alpha, Beta dan Gama.

Nama badai di luar wilayah Atlantik dinamai dengan nama-nama panggilan yang beragam, namun tetap atas persetujuan WMO.

Dari berbagai nama, ada beberapa nama yang tak boleh digunakan. Salah satunya adalah nama pembunuh atau penjahat-penjahat terkenal di dunia. Jika penamaan tetap menggunakan nama-nama ini, maka PBB akan mengajukan veto.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Palang Merah 22 Agustus 1864

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi