Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Vaksin & Virus = Tom & Jerry

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Fitria Chusna Farisa
Foto dokumentasi fotografer Presiden, Agus Suparto, memperlihatkan Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi door to door di Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/8/2021).
Editor: Heru Margianto

TERBERITAKAN, kementerian Kesehatan Israel melaporkan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech hanya efektif 39 persen di Israel di mana varian Delta sedang merajalela tetapi masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap penyakit parah dan rawat inap.

Laporan tersebut bertentangan dengan data dari Inggris yang menemukan bahwa suntikan vaksin itu 88 persen efektif melawan gejala penyakit yang disebabkan berbagai varian.

Namun, vaksin dua dosis masih bekerja sangat baik dalam mencegah orang sakit parah, menunjukkan efektivitas 88 persen terhadap rawat inap dan efektivitas 91 persen terhadap penyakit parah, menurut data Israel yang dimaklumatkan Kamis 22 Juli 2021.

Suntikan masih dibutuhkan dalam mencegah infeksi parah, membantu sistem rumah sakit tidak terlalu kewalahan menuju bulan-bulan musim dingin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Delta yang terdeteksi sudah ada di lebih dari 104 negara mengkhawatirkan para dokter karena terjadi banyak kasus infeksi terobosan yang terjadi pada orang yang sudah divaksinasi penuh.

Di sisi lain bermunculan berita tentang kegagalan vaksin menaklukkan virus Corona dan segenap varian mutasi.

Masing-masing produsen sibuk mempromosikan keberhasilan vaksin Corona bikinan diri sendiri menangkal pagebluk Corona sambil menyatakan virus produksi produsen lain tidak efektif.

Suasana serba membingungkan mirip suasana bingungologis pada masa kampanye pemilu.

Efektivitas

Pemberitaan tentang vaksin yang dinyatakan hanya efektif 39 persen terhadap varian Delta bisa ditafsirkan sebagai berita positif karena ternyata masih ada 39 persen efektivitas vaksin terhadap virus Corona.

Namun bisa juga ditafsirkan sebagai berita negatif akibat ternyata vaksin yang sudah susah payah disediakan para ilmuwan virus hanya 39 persen efektif terhadap varian Delta yang berarti 61 persen gagal melindungi manusia dari angkara murka virus Corona.

Terkesan memang benar bahwa vaksin yang kini beredar pada hakikatnya memang belum melampaui ambang minimal masa uji klinis untuk menyatakan benar-benar efektif akibat memang dibuat secara terburu-buru mengejar waktu demi berupaya melindungi kesehatan manusia dari pagebluk Corona yang mulai merajalela di planet bumi sejak awal 2020.

Kejar-kejaran

Berarti memang benar bahwa vaksin buatan manusia sedang dalam kondisi sibuk kejar-kejaran dengan virus Corona yang juga lincah menyesuaikan diri dengan vaksin buatan manusia untuk melawan virus Corona.

Apabila vaksin menyerang dari kiri maka virus Corona berkelit ke kanan. Apabila vaksin menyerang dari kanan maka virus Corona menghindar ke sisi kiri.

Virus Corona juga sibuk memutasikan diri untuk menjadi varian yang lebih sulit ditaklukkan oleh vaksin buatan manusia yang terus-menerus berkembang.

Pendek kata memang vaksin dan virus sedang asyik mempergelar adegan kejar-kejaran seperti yang dilakukan Si Kucing Tom dan Si Tikus Jerry. Sambil tidak jelas siapa berperan sebagai Tom dan siapa berperan sebagai Jerry.

Setiap insan manusia termasuk saya terpaksa hanya bisa harap-harap-cemas atau cemas-cemas-harap menonton adegan kejar-kejaran antara virus dengan vaksin sambil berupaya seoptimal mungkin untuk mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular mau pun menularkan virus Corona.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi