Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Penyintas Covid-19 Tetap Perlu Divaksin? Ini Penjelasan WHO

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AGIE PERMADI
Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma konvaselen di PMI Bandung, Jalan Aceh, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). Permintaan plasma konvaselen di Kota Bandung cukup tinggi bahkan sempat mencapai angka 581 permintaan, akan tetapi jumlah permintaan itu tak sebanding dengan pendonornya.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar orang yang pernah terjangkit Covid-19 tetap harus mendapatkan vaksinasi.

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, tingkat antibodi orang yang telah terinfeksi Covid-19 bisa berbeda-beda.

Suntikan vaksin Covid-19 menurutnya bisa menjadi peningkat sistem kekebalan tubuh.

"Meskipun Anda telah terinfeksi Covid-19, Anda harus melanjutkan dan mengambil vaksinasi saat tersedia untuk Anda, karena vaksin kemudian berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh," kata Soumya, Jumat (20/8/2021), mengutip laman WHO.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Efek Samping Vaksin Moderna Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain, Apa Sebabnya?

Perlu menunggu beberapa minggu

Bagi mereka yang pernah terinfeksi virus corona dan ingin mendapatkan vaksinasi, WHO menyarankan untuk menunggu waktu beberapa minggu.

Saat ini, WHO dan berbagai negara di seluruh dunia sedang mengusahakan pemerataan distribusi vaksin. Stok vaksin yang ada perlu diprioritaskan bagi kelompok-kelompok rentan.

"Dan karena ada kekurangan pasokan vaksin di banyak negara, mereka meminta orang yang telah terinfeksi untuk menunggu selama 3 atau 6 bulan. Tetapi dari sudut pandang ilmiah dan biologis, Anda dapat mengambil vaksin segera setelah Anda sepenuhnya pulih dari Covid," jelas Soumya.

Ketika terinfeksi Covid-19, tiap orang memiliki respons kekebalan yang bervariasi, tergantung seberapa parah infeksi yang ia alami.

Soumya mengatakan, pada beberapa penelitian menunjukkan, orang yang mengalami infeksi sangat ringan atau tanpa gejala, kemungkinan orang itu membentuk tingkat antibodi yang sangat rendah terhadap Covid-19.

Baca juga: Potensi KIPI Vaksin Covid-19 Moderna dan Cara Mengatasinya...

Antibodi sebelum dan sesudah vaksin

WHO mendapat banyak pertanyaan terkait perbedaan kondisi antibodi sebelum dan sesudah mendapat suntikan vaksin Covid-19.

Saat seseorang mendapat vaksin Covid-19, peneliti bisa memastikan jenis kekebalan yang akan mereka dapatkan.

Akan tetapi, untuk memeriksa kekebalan akibat infeksi secara alami, Soumya belum bisa memastikan karena belum ada yang cukup tentang hal itu.

Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna dan Siapa Saja yang Boleh Menggunakannya?

Lebih lanjut, Soumya tidak menyarankan agar orang-orang untuk melakukan tes antibodi untuk memastikan kekebalan tersebut.

"Jenis kekebalan yang berkembang setelah infeksi alami bervariasi dari orang ke orang, dan sangat sulit untuk diprediksi. Vaksin telah distandarisasi dalam hal dosis antigen yang diberikan, dan ini didasarkan pada banyak uji klinis yang telah dilakukan," jelasnya.

Ia menegaskan bahwa vaksin Covid-19 yang ada dalam daftar penggunaan darurat WHO bisa mencegah angka rawat inap dan tingkat keparahan infeksi.

Meski demikian, protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menjaga kebersihan tetap menjadi kunci utama.

Baca juga: Mengenal Pfizer, Vaksin Covid-19 yang Baru Tiba di Indonesia

Mencegah terinfeksi kembali 

Hal senada juga diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi sekaligus Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis.

Prof Iris menjelaskan, pada tubuh penyintas Covid-19, antibodi memang akan terbentuk secara otomatis. Namun, antibodi tersebut tidak bertahan lama dan akan mulai menurun sekitar 3 bulan setelahnya.

Untuk mencegah tubuh terinfeksi kembali atau reinfeksi, maka seorang penyintas harus tetap mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

"Antibodi hanya bertahan sampai 3 bulan, paling lama 8 bulan. Tapi 3 bulan sudah mulai menurun, karena itu tetap dianjurkan harus divaksinasi untuk mencegah reinfeksi," ujarnya dalam Dialog Kabar Kamis KPCPEN yang bertajuk "Prokes Diperketat Saat PPKM Darurat" di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (8/7/2021).

Terkait dengan waktu tunggu 3 bulan, menurutnya hal itu dilakukan demi pemerataan vaksinasi sehingga kekebalan kelompok atau herd immunity dapat segera tercapai.

"(Divaksin) 2 bulan, sebulan, boleh enggak? Boleh kalau orang itu sehat, tidak ada long Covid. Tapi masalahnya kita kan mau herd immunity, pemerataan vaksin untuk semuanya," kata dia.

"Karena itu, dianggap 3 bulan dulu, (antibodi) sudah mulai menurun baru dia vaksinasi supaya yang lain bisa kebagian. Sementara penyintas ini kan masih punya imunitas yang alamiah," jelasnya.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Resmi! Tes PCR Covid-19 Turun Harga

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi