Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tanaman Hias Harganya Bisa Begitu Mahal? Ini Kata Ahli

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/PIXEL-SHOT
Ilustrasi tanaman hias di dalam ruangan.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Di tengah pandemi, banyak orang mengoleksi tanaman hias sebagai hobi.

Selain mempercantik dan menyegarkan ruangan, tanaman hias bisa menjadi pelepas stres.

Namun, tidak sembarang tanaman hias yang dikoleksi. Beberapa jenis tanaman hias dengan daun menarik menjadi incaran kolektor.

Bahkan, untuk 1 pot tanaman hias jenis tertentu harga yang dibanderol bisa mencapai jutaan rupiah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa yang membuat jenis tanaman hias tertentu menjadi populer dan tinggi harganya?

Baca juga: 8 Tanaman Hias yang Efektif Bersihkan Udara di Rumah

Penjelasan ahli

Ketua Laboratorium Pengelolaan Lanskap dari Jurusan Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hadi Susilo Arifin mengatakan bahwa tanaman hias yang sempat dan masih populer yakni jenis monstera dan ketapang biola.

Menurut dia, jenis tanaman hias yang populer itu bersifat musiman saja.

"Jadi, kalau popularitas tanaman hias itu musiman, ya misalnya dulu sempat terkenal jenis tanaman anthorium, ada gelombang cinta, corong, dan lainnya, harganya pun mahal," ujar Hadi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/8/2021).

Menilik tanaman hias yang populer sejak akhir 2020 hingga saat ini, Hadi mengatakan, jenisnya adalah monstera atau janda bolong.

Namun, tanaman yang tergolong monstera atau janda bolong ini, ada pula yang jatuh harganya dan tak menjadi mahal lagi.

"Harganya bisa naik bisa tenggelam lagi, karena tanaman hias itu kan banyak, ada yang berukuran besar, ada juga yang kecil jenisnya," lanjut dia.

Baca juga: 5 Penyebab Bercak Hitam pada Daun Tanaman Hias

Faktor yang memengaruhi popularitas tanaman hias

Sementara itu, Hadi menjelaskan bahwa faktor yang memengaruhi atau yang membuat suatu jenis tanaman menjadi populer sehingga harganya naik karena adanya influencer yang mempromosikannya.

Ia menambahkan, ketika orang-orang melihat influencer memiliki tanaman jenis tertentu yang belum terkenal, dan dinilai bagus, maka penonton cenderung menirunya.

"Karena influencer memiliki tanaman, maka ia juga dapat mempromosikannya kepada masyarakat, hingga tanaman itu jadi populer," ujar Hadi.

"Ia (tanaman) jadi terkenal karena ada yang mempopulerkannya," lanjut dia.

Fenomena tokoh yang ditiru atau diikuti oleh banyak orang dan membuat barang menjadi memiliki nilai jual yang tinggi, juga dikenal dengan sebutan trendsetter.

Hadi mengatakan, adanya suatu tanaman yang menjadi populer itu bergantung pada trendsetter yang ahli dalam mempromosikan barang.

Maka tidak heran jika tanaman hias jenis tertentu menjadi barang yang populer secara musiman saja.

"Pinter-pinternya trendsetter, karena dia bisa menangkap momentum ini, dia berpikir apakah orang-orang bakal tertarik atau tidak jika ia mengenalkan suatu produk atau barang tertentu," ucap dia.

Baca juga: 5 Manfaat Cangkang Telur untuk Tanaman Hias

Cara melihat tren tanaman hias

Di sisi lain, Hadi juga berpesan kepada masyarakat agar jeli dan skeptis dalam melihat suatu tren.

Apabila ada orang yang menjual tanaman hias sampai dengan harga puluhan bahkan ratusan juta, maka perlu untuk mempertimbangkan, apakah layak jika tanaman tersebut diberi harga segitu.

"Misalnya, tanaman monstera atau janda bolong, dia dinamakan janda bolong itu berasal dari kata 'rondo bolong', rondo itu artinya daun, jadi maknanya daun yang bolong," ujar Hadi.

Ia juga menyampaikan bahwa tanaman janda bolong termasuk mudah untuk merawatnya, dan tidak memerlukan teknik tertentu.

"Sebenarnya kan tanaman itu makhluk hidup biasa, bisa dikembangbiakan, bisa diperbarui, di-stek atau dari batang anakan juga bisa tumbuh," lanjut dia.

Oleh karena itu, masyarakat juga perlu paham bagaimana tanaman yang hendak dipeliharanya itu tumbuh dan apakah memerlukan penanganan khusus atau tidak.

Selain itu, jika suatu jenis tanaman betul-betul disukai, Hadi mengatakan, ada juga orang-orang tertentu yang secara emosional dan bermain di kalangan tertentu juga.

Artinya, suatu tanaman itu dapat dipopulerkan di kalangan yang tertentu saja, hingga membuat orang lain ikut-ikutan untuk membeli dengan harga berapa pun.

"Ya orang yang ikut-ikutan ini harusnya berpikir jernih, karena tanaman itu bisa di-stek ya, dipotong, ditanam sudah tumbuh lagi," ujar Hadi.

"Sayangnya, banyak orang enggak paham, taunya terima, beli bagus, senang, mahal ya tidak mengapa," lanjut dia.

Hal ini lah yang sebaiknya dihindari agar kita dapat bijak dalam memilih dan membeli tanaman hias.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi