Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Bisa Varises jika Tekuk Kaki Sebelum 40 Hari Pasca Melahirkan?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi penyakit pembuluh darah
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Benarkah ibu tak boleh menekuk kaki sebelum 40 hari setelah melahirkan agar tak mengalami varises?

Informasi soal penampakan varises karena menekuk kaki sebelum 40 hari setelah melahirkan, beredar di media sosial.

Unggahan ini dibagikan sejumlah akun di media sosial Facebook dalam narasi yang cukup panjang.

Dalam rangkaian informasi yang dibagikan itu disebutkan pula bahwa ibu yang baru melahirkan juga tidak boleh memakan roti agar usus tidak membengkak.

Selain itu, ada sejumlah informasi lain yang tak boleh dilakukan ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan yang perlu dikonfirmasi kebenarannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di antaranya, soal harus keramas pada pagi hari, luluran, penggunaan stagen, dan lain-lain.

Benarkah informasi itu?

Penjelasan ahli

Untuk mengonfirmasi informasi tersebut, Kompas.com menghubungi dokter spesialis bedah vaskular dan endovaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RSCM Departemen Ilmu Bedah, dr. R. Suhartono, SpB(K)BV.

Dokter Suhartono mengatakan, informasi bahwa ibu yang baru melahirkan tak boleh menekuk kakinya adalah tidak benar.

“Masalah ditekuk, justru setelah melahirkan itu harus dilatih, dia sering digerakin kakinya karena aliran balik tergantung dari pompa dari otot. Pompa itu berjalan kalau kaki digerakin baik ditekuk, diluruskan,” ujar Suhartono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/8/2021).

Ia menjelaskan, varises adalah kondisi di mana terjadi pelebaran dari dinding pembuluh darah balik.

Selain melebar, juga berkelok-kelok sehingga menyebabkan gangguan aliran darah.

Menurut dokter Suhartono, varises bisa terjadi tak hanya di kaki, tetapi juga pada bagian lain seperti esofagus atau panggul.

Namun, penyebutan varises umumnya identik terjadi pada kaki.

Hal yang sama juga disampaikan Sekretaris Jenderal Obstetri dan Ginekologi Indonesia Jakarta Raya (POGI JAYA) , dr. Ulul Albab, SpOG.

Ia mengatakan, informasi itu tidak benar dan mitos lama.

“Ini mitos lama,” ujar dokter Ulul saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Kamis (26/8/2021).

Ia menyebut tak ada penelitian soal itu. Selain itu, penyebab varises ada banyak faktor.

“(Varises) juga tidak hanya pada ibu hamil tapi juga pasien tak hanya perempuan juga laki-laki. Kalau dikhususkan ibu hamil itu mitos saja,” ujar dia.

Apa penyebab varises?

Penyebab varises, kata dokter Suhartono, bisa karena reflug (kebocoran) atau adanya tekanan. Atau, bisa juga karena keduanya.

Pada reflug, terjadi kebocoran di katup pembuluh darah vena bagian luar sehingga yang seharusnya aliran berlangsung satu arah, menjadi kembali lagi ke tempat semula.

Sementara, varises yang disebabkan tekanan, bisa timbul karena tumor dan sebab lainnya.

Pada kondisi hamil, ia menyebut, ibu hamil memang berisiko mengalami varises.

“Kalau dikaitkan ibu yang hamil atau melahirkan, pada ibu yang hamil ada penekanan di perutnya, ada janin, nah itu bisa mengganggu aliran baliknya,” kata Suhartono.

Adapun, secara hormonal, estrogen dan progesteron, juga bisa menyebabkan dinding pembuluh darah mudah melebar sehingga katup berpotensi bocor.

“Itu yang menyebabkan wanita hamil ada risiko varises. Itu yang dicegah dengan memakai stoking khusus bukan dengan tak boleh ditekuk,” ujar Suhartono.

Mengenai stoking yang bisa digunakan adalah stoking medis khusus yang harus diberikan berdasarkan resep dokter.

Hal ini karena stoking tersebut memiliki ukuran tekanan yang harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien sehingga tidak bisa sembarangan dikenakan.

Informasi lainnya

Dokter Ulul membantah informasi bahwa ibu yang baru melahirkan tak boleh makan roti karena bisa menghambat penyembuhan pasca melahirkan dan menyebabkan usus bengkak.

Ia menekankan, ibu hamil dan ibu baru melahirkan memerlukan makanan bergizi, termasuk karbohidrat.

Sementara, informasi bahwa harus keramas pada pagi hari juga tidak benar.

“Prinsipnya bukan keramas pagi hari. Keramas kan bagus buat kesehatan kepala ibu hamil, menyusui, melahirkan, dan sebagainya. Enggak masalah. Mitos (harus pagi),” ujarnya.

Mengenai penggunaan stagen, ia mengatakan, hal itu bisa saja dilakukan untuk menjaga perut agar tidak kendur.

Denan catatan, penggunaan stagen diperbolehkan sepanjang tidak ada kontra indikasi seperti luka di perut yang jika ditekan berbahaya, ada benjolan di perut yang tidak boleh ditekan, serta alergi terhadap bahan korset atau stagen. 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi