Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprotes Pekerja Seks, OnlyFans Tak Jadi Larang Konten Pornografi

Baca di App
Lihat Foto
DW INDONESIA
Logo OnlyFans.
|
Editor: Artika Rachmi Farmita

KOMPAS.com - Baru saja pekan lalu mengumumkan rencana larangan konten berbau pornografi mulai 1 Oktober 2021, OnlyFans tiba-tiba membatalkannya usai diprotes pekerja seks.

Layanan berlangganan konten eksklusif dari kreator itu mendadak memutuskan untuk menunda pelarangan tersebut.

Melalui akun Twitter resminya, OnlyFans mengatakan telah mendapat kepastian dan kebebasan dari "para rekanan perbankan" untuk mendukung berbagai genre kreator.

OnlyFans menyatakan tidak akan melanjutkan dengan kebijakan yang diperbarui.

"Terima kasih telah membuat suara Anda didengar," kicau OnlyFans.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami telah mendapatkan jaminan yang diperlukan untuk mendukung komunitas kreator kami yang beragam dan telah menangguhkan perubahan kebijakan 1 Oktober yang direncanakan. OnlyFans adalah singkatan dari inklusi dan kami akan terus menyediakan rumah bagi semua kreator."

Baca juga: OnlyFans Larang Konten Seksual Eksplisit, Berlaku 1 Oktober

Perubahan kebijakan OnlyFans ini dilakukan setelah rencana pelarangan konten pornografi memicu kontroversi dan kecaman dari penggunanya. Sebagian merupakan pekerja seks yang turut berkontribusi mempopulerkan OnlyFans.

Salah satunya ialah jaringan keadilan sosial nasional Sex Workers Outreach Project USA menyatakan keprihatinannya. Dikutip dari USA Today, Kamis (25/8/2021), mereka memprotes keputusan awal OnlyFans yang ingin menghapus konten eksplisit.

Baca juga: Rencana Batal, OnlyFans Tetap Izinkan Konten Pornografi

Menurut mereka, penghapusan konten porno dapat berdampak lebih buruk bagi keberlangsungan keamanan para pekerja seks.

"Kami telah lama mendukung pengurangan dampak buruk, martabat, dan mendukung hak-hak pekerja seks dan orang yang diperdagangkan. OnlyFans telah membuat kebijakan yang akan menciptakan lebih banyak kerugian bagi pekerja seks dan orang yang diperdagangkan dalam jangka panjang," ujar mereka melalui sebuah pernyataan tertulis.

Didirikan pada 2016, popularitas OnlyFans menanjak dalam waktu relatif singkat, antara lain karena konten pornografi yang termuat di dalamnya. Layanan ini memungkinkan pekerja seks menjual konten porno ke pelanggan yang membayar biaya subscription.

Baca juga: Bakal Larang Konten Porno, Mengenal OnlyFans yang Populer sejak Pandemi

 

OnlyFans belakangan berupaya memposisikan diri sebagai platform untuk semua jenis kreator yang bisa digunakan oleh semua orang, mulai dari musisi hingga chef.

Namun, pornografi masih menjadi kategori terpopuler di situs tersebut.

Dihimpun KompasTekno dari CNBC, Kamis (26/8/2021), OnlyFans kini memiliki 130 juta pengguna, 2 juta kreator konten, serta dilaporkan mencatat cash flow sebesar 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun tahun lalu.

Sumber: USA Today, Kompas.com (Penulis: Kevin Rizky Pratama|Editor: Oik Yusuf)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi