Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donor Organ: Apa Saja yang Bisa Didonorkan dan Syaratnya

Baca di App
Lihat Foto
Dok. iStockPhoto
Ilustrasi jantung.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Drama Korea (drakor) Hospital Playlist yang memasuki musim kedua di bulan Agustus 2021, menumbuhkan minat warga Korea Selatan untuk turut mendonorkan organ mereka.

Mengutip Dr Health, Rabu (25/8/2021), Organisasi Donor Darah dan Organ Nasional Korea Selatan mencatat ada sebanyak 16.231 orang telah terdaftar sebagai pendonor organ sejak 1 Juli-11 Agustus 2021.

Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.

Apalagi setelah episode 7 tayang, jumlah pendaftar donor organ bertambah 7.042 orang hanya dalam waktu satu minggu. Jumlah itu juga meningkat sebelas kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 9 Drakor dengan Rating Tertinggi Agustus 2021: Penthouse 3 hingga Hospital Playlist 2

Lalu, bagaimana prosedur donor organ di Indonesia? Apa saja yang perlu diketahui?

Organ yang dapat didonorkan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH-FINASIM mengatakan, saat ini transplantasi organ telah berkembang begitu pesat.

Pihaknya menjelaskan, sejauh ini transplantasi organ yang bisa dilakukan yaitu transplantasi organ kornea, ginjal, hati, pankreas, jantung, paru, dan usus halus.

Namun, secara umum yang paling banyak dilakukan termasuk di Indonesia adalah transplantasi ginjal.

"Teknik memindahkan organ juga sudah canggih, untuk transplantasi ginjal proses pengambilan organ dari donor hanya dengan teknik laparaskopi sehingga luka operasi sangat minimal bagi pemberi organ tersebut (donor)," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Menurut Ari, teknik pengambilan organ ginjal dengan cara laparaskopi ini sudah dikembangkan di rumah sakit ternama di Indonesia.

Baca juga: Donor Plasma Konvalesen Pasien Covid-19: Syarat, Cara Mendaftar, dan Tempat Donor

 

Syarat Donor

Selain itu, Ari menjelaskan bahwa sebelum donor melakukan donor organnya, ada sejumlah proses yang harus dilakukan atau disebut skrining donor.

"Skrining donor ini prosesnya panjang, karena terjadi proses tukar-menukar organ tersebut, bukan suatu proses seperti kita melakukan penggantian onderdil mobil," ujar Ari.

Aturan mengenai donor organ diatur juga dalam Permenkes No 38 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Transplantasi Organ. 

Beberapa syarat administrasi di antaranya: 

  1. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP.
  2. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun dibuktikan dengan KTP, kartu keluarga, dan/atau akta kelahiran;
  3. Membuat pernyataan tertulis tentang kesediaan Pendonor menyumbangkan Organ tubuhnya secara sukarela tanpa meminta imbalan;
  4. Memiliki alasan menyumbangkan Organ tubuhnya kepada Resipien secara sukarela;
  5. Mendapat persetujuan suami/istri, anak yang sudah dewasa, orang tua kandung, atau saudara kandung Pendonor;
  6. Membuat pernyataan memahami indikasi, kontra indikasi, risiko, prosedur Transplantasi Organ, panduan hidup pascatransplantasi Organ, serta pernyataan persetujuannya; dan
  7. Membuat pernyataan tidak melakukan penjualan Organ ataupun perjanjian khusus lain dengan pihak Resipien.

Baca juga: Soal Donor Organ Tubuh, Filipina Ungguli India

 

Donor tidak memenuhi syarat

Sedangkan syarat kesehatan di antaranya dinyatakan sehat oleh dokter sebagai donor. 

Sedangkan donor yang tidak memenuhi syarat yaitu apabila menderita kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

  • Infeksi, misalnya HIV, hepatitis B, hepatitis C, ebola, toksoplasmosis, dan malaria
  • Diabetes, khususnya yang tidak terkontrol dan sudah parah
  • Gagal ginjal
  • Penyakit jantung
  • Kanker, terutama pada pasien kanker stadium lanjut atau yang sedang menjalani pengobatan kanker

Karena itu sebelum mendonorkan organ, seseorang akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu, termasuk golongan darah. 

Apabila tidak cocok, maka organ tersebut tidak dapat diberikan pada golongan darah yang berbeda.

Adapun proses operasi pengambilan organ juga harus dilakukan ditempat dimana organ yang diambil untuk segera ditransplantasi ke resipien.

"Semakin cepat organ tersebut dipindahkan akan sebagai baik untuk kesuksesan dari proses transplantasi tersebut," jelas Ari. 

Baca juga: Kekurangan Donor Organ Tubuh, China Keluarkan RUU Baru

 

Risiko menjadi pendonor

Ketika memutuskan untuk menjadi donor, pertimbangkan hal tersebut denganbaik. 

Keuntungan terbesar menjadi donor adalah tahu bahwa tindakan mulia Anda mungkin dapat menyelamatkan nyawa orang lain.

Entah itu orang tua, saudara, sahabat atau orang yang tidak Anda kenal sama sekali.

Namun yang juga perlu diketahui, donasi organ seringkali melibatkan tindakan bedah major.

Semua tindakan bedah melibatkan risiko tertentu misalnya pendarahan, infekai, reaksi alergi, penyumbatan darah, atau kerusakan jaringan sekitar organ.

Meski dalam tindakan bedah, dokter akan membius kedua pihak, seringkali masih ada rasa sakit dan tidak nyaman pascaoperasi. Plus, Anda mungkin akan memiliki luka operasi yang sakit atau tidak akan hilang.

Baca juga: Fakta Serangan Bom Kabul Afghanistan: Pelaku, Lokasi, dan Jumlah Korban

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi