Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi 3 Pesawat Jet Bertabrakan di Udara, 69 Orang Tewas dan Ratusan Terluka

Baca di App
Lihat Foto
AFP / ATTA KENARE
Jet tempur Sukhoi Su-30 milik Angkatan Udara Iran saat tampil dalam parade militer dalam rangka peringatan ulang tahun angkatan bersenjata pada April 2017 di Teheran.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Hari ini 33 tahun lalu, tepatnya pada 28 Agustus 1988, sebuah kecelakaan tragis terjadi saat pertunjukkan udara di Pangkalan Udara Raimstein di Jerman.

Dilansir dari History, tiga pesawat jet yang sedang bermarnuver bertabrakan di udara dan jatuh ke kerumunan penonton di bawahnya.

Walhasil, 69 dari 100.000 penonton tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan itu terjadi saat pertunjukan udara akan selesai.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang akhir pertunjukan, tim Frecce Tricolori dari Italia yang belum menunjukkan aksinya, bersiap menerbangkan jet Aermacchi MB 339.

Tim ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Ivo Nutallari, yang mencoba bermanuver crossover. Manuver ini amat berbahaya karena terbang sangat dekat antara pesawat satu dan lainnya.

Baca juga: Terlambat Vaksin Dosis Kedua, Apakah Pengaruh pada Efektivitas Vaksin?

Salah perhitungan

Tragedi itu terjadi. Nutallari salah perhitungan, sehingga jetnya menabrak dua pesawat lain dari timnya.

Tiga jet meledak di udara, menyebabkan puing-puing dan bahan bakar jet menghujani kerumunan.

Tiga pilot tewas seketika, begitu pula sekitar 30 penonton. Bahkan lebih banyak orang terluka parah, banyak yang mengalami luka bakar hingga kritis.

Selama dua bulan berikutnya, sekitar 30 korban lainnya meninggal di rumah sakit karena luka bakar dengan derajat yang tinggi.

Setelah tragedi itu, Jerman melarang digelarnya pertunjukan udara untuk publik selama tiga tahun sebelum mengizinkannya lagi dengan memperhatikan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat.

Saat ini, pesawat harus terbang dengan jarak yang ditentukan dari penonton dan manuver tidak boleh dilakukan ke arah kerumunan.

Baca juga: Mulai 1 September, Penumpang Kapal Pelni Wajib Sertifikat Vaksin

Manuver pierced heart

Sementara itu, diwartakan DW, 29 Agustus 2018, saat pertunjukan berlangsung, skadron udara Italia, Frecce Tricolori, berusaha melakukan manuver yang disebut "pierced heart".

Dalam manuver ini seorang pilot akan terbang dan memotong jalan lima pesawat jet yang terbang bersamaan dengan kecepatan 600 kilometer per jam.

Usaha itu berakhir bencana ketika tiga pesawat bertabrakan di udara.

Setelah tabrakan, satu pesawat lantas jatuh ke landasan. Badan pesawat itu terbakar dan tidak langsung berhenti, tetapi meluncur bagaikan bola api ke arah kerumunan orang.

Satu pesawat lain jatuh di samping landasan dan pilotnya tewas.

Pesawat ketiga menabrak helikopter medis, pilotnya berhasil melompat keluar dengan parasut tetapi kemudian tewas di landasan sebelum parasutnya mendarat.

Sedikitnya puluhan orang termasuk ketiga pilot tewas akibat kecelakaan ini dan banyak yang terluka.

Baca juga: Update Corona 28 Agustus: Bandara Changi Singapura Dibuka untuk Umum per 1 September

Korban dapat kompensasi

Mereka yang selamat tapi termutilasi oleh puing-puing pesawat atau cacat karena luka bakar tingkat tiga akhirnya mendapat kompensasi finansial setelah perjuangan melelahkan bertahun-tahun lewat jalur hukum.

Di luar pangkalan udara Ramstein kini dibuat monumen untuk mengenang korban tewas.

Satu tahun dalam masa investigasi, komite penyelidikan Ramstein di parlemen Jerman terpecah menjadi dua faksi yang tidak bisa direkonsiliasi, yakni Faksi Sosial Demokrat (SPD) dan Faksi Demokrat Kristen (CDU/CSU) dengan Partai Liberal FDP.

Komite juga mengeluarkan dua laporan akhir, SPD mengatakan bencana itu dapat dihindari sedangkan CDU/CSU dan FDP mengatakan pilot Italia itu jatuh pingsan.

Setelah kejadian itu para politisi di parlemen sepakat melarang semua pameran penerbangan di Jeman. Namun pelarangan ini tidak berlangsung lama.

Beberapa pihak berargumen kalau pembayar pajak berhak melihat kekuatan angkatan bersenjata negara mereka. Jerman pun kembali menyelenggarakan banyak pertunjukan udara sejak 1990-an.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi