Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Disebut Akan Alami Hiperendemi Covid-19, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/IDHAD ZAKARIA
Sejumlah tenaga kesehatan dan penyintas Covid-19 mengikuti upacara HUT Ke-76 Republik Indonesia di RSI Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (17/8/2021). RSI Banjarnegara menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih yang diikuti tenaga kesehatan dan penyintas Covid-19 dengan menggunakan APD untuk menghormati jasa mereka yang telah gugur dan memberikan semangat kepada rekan sejawat yang masih berjuang menangani pandemi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menuturkan, Indonesia berpotensi mengalami pandemi Covid-19 dalam waktu yang lama.

Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi geografi dan demografi Indonesia.

"Bisa saja di masing-masing negara ada kasus yang bertahan, tetapi sedikit dapat dimitigasi dengan baik risikonya," kata Hermawan, dikutip dari Antara, Kamis (26/8/2021).

"Tetapi bisa jadi juga di beberapa negara akan ada kasus yang tetap tinggi, walaupun WHO sudah mencabut status pandemi," sambungnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya endemi, Hermawan bahkan menyebut Indonesia akan mengalami hiperendemi.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Covid-19 Akan Jadi Endemi, Apa Artinya?

Lantas, apa yang dimaksud dengan hiperendemi?

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, hiperendemi merujuk pada kehadiran wabah secara terus-menerus dalam satu wilayah.

Tak hanya itu, wilayah disebut mengalami hiperendemi ketika suatu wabah atau penyakit dengan kasus yang sangat banyak dan mudah terdeteksi di populasi.

"Ada juga yang mengistilahkan hiperendemi sebagai satu penyakit yang hampir sama di setiap populasi usia," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Baca juga: Ramai soal Covid-22, Benarkah Lebih Berbahaya daripada Covid-19?

Terjadi peningkatan kasus

Dalam kaitannya dengan Covid-19, Dicky menyebut endemi bisa berubah menjadi hiperendemi ketika terjadi peningkatan kasus.

Sebagai informasi, endemi merupakan penyakit yang selalu ada pada populasi atau wilayah tertentu. Salah satu penyakit endemi yang banyak dibicarakan adalah malaria.

Terkait potensi Indonesia mengalami hiperendemi, ia belum bisa memastikan secara tepat.

"Status endemi ini kan belum jelas kapannya. Yang jelas, pasti akan terjadi," jelas dia.

Baca juga: Viral, Video Barcode Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Tidak Dapat Dipindai dengan Aplikasi PeduliLindungi

Menurutnya, hiperendemi akan terjadi di Indonesia ketika penanganan Covid-19 dilakukan sekedarnya dan minim strategi.

Jika strategi pandemi Covid-19 tidak berubah dan hanya mengandalkan vaksinasi, maka Indonesia akan mengalami hiperpandemi.

Baik epidemi, pandemi, endemi, maupun hiperendemi, Dicky menyebut semua istilah tersebut dikeluarkan epidemiolog untuk menggambarkan suatu penyakit.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Covid-19 di Peduli Lindungi

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan kesempatan untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi publik terkait kesehatan.

"Sekali lagi kita menyadari dalam situasi pandemi Covid-19 bahwa kesehatan menjadi masalah bersama yang penting untuk diketahui dan dicegah potensi wabah. Salah satunya ya memahami definisi istilah itu," tutupnya.

Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Ramai Efek Samping Moderna yang Disebut Lebih Terasa ketimbang Vaksin Lain

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Pandemi, Endemi, dan Epidemi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi