KOMPAS.com – Sebuah informasi yang mengatakan bahwa Turki telah memesan vaksin Nusantara sebanyak 5,2 juta dosis, viral dibagikan oleh sejumlah netizen di media sosial.
Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan oleh Kompas.com, informasi tersebut adalah tidak benar.
Dubes RI di Turki dan pihak Kemenkes RI mengatakan, tidak ada informasi yang menyebutkan Pemerintah Turki telah memesan vaksin Nusantara.
Narasi yang beredar
Salah satu warganet yang membagikan informasi tersebut adalah akun Facebook Arini Renny.
“Bukan hoax nih opung
Vaknus udah dipesan Turki 5,2JT dosis
Ngapain mesti nyuruh China bangun pabrik paksin disini??” tulisnya.
Konfirmasi Kompas.com
Terkait dengan informasi tersebut mengutip dari Kontan, Senin (30/8/2021) Duta Besar RI untuk Turki Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa berdasarkan hasil klarifikasi yang ia lakukan kepada pejabat terkait di Turki, isu pemesanan vaksin nusantara oleh pemerintah Turki tersebut adalah tidak benar.
"Berdasarkan hasil klarifikasi saya kepada otoritas berwenang di Turki dapat dipastikan tidak pernah ada pemikiran, rencana, maupun pembicaraan pemerintah Turki untuk membeli Vaksin Nusantara dari Indonesia," ujar Iqbal.
Ia juga menyebut tidak ada kemungkinan kerjasama lain berkaitan Vaksin Nusantara.
"Tidak ada juga pembicaraan mengenai kemungkinan Uji Klinis Vaksin Nusantara tahap 3 di Turki," kata Dubes.
Pihak Duta Besar juga mengatakan bahwa angka terakhir kasus corona di Turki sudah di bawah 17.000 kasus per hari.
Realisasi vaksinasi corona lengkap atau penyuntikan dosis kedua sudah mencapai 45 persen penduduk dan ditargetkan 70 oersen dalam sebulan ke depan.
"Jadi Turki tidak cocok untuk uji klinis vaksin tahap 3," tandas Iqbal.
Saat ini Turki sendiri sudah mengembangkan 3 jenis vaksin buatan sendiri di mana 2 di antaranya sudah memasuki uji klinis tahap ke 3.
Jawaban Kemenkes
Sementara itu dikonfirmasi terpisah, pihak Kemenkes mengatakan belum mengetahui terkait informasi yang beredar tersebut.
“Kami belum terinfo saat ini,” ujar Juru Bicara Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi dihubungi Kompas.com, Senin (30/8/2021).
Dikutip dari situs Kemenkes RI, Nadia juga menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.
“Sel dendritik bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri,” tambah Nadia.
Kesimpulan
Berdasarkan konfirmasi yang dilakukan Kompas.com, narasi yang mengatakan bahwa vaksin Nusantara sebanyak 5,2 juta dipesan Turki adalah tidak benar.
Pihak Kedutaan Besar Turki menyebut bahwa saat ini isu pemesanan vaksin Nusantara oleh Turki adalah tidak benar.
Pihak Kemenkes RI juga tidak mengetahui adanya informasi soal pemesanan vaksin Nusantara tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.