KOMPAS.com - Kota dan kendaraan bermotor, khususnya mobil merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan.
Karena itu, kota seringkali diidentikkan dengan kebisingan, polusi, dan kemacetan. Namun, fakta tersebut tidak berlaku di Kota Pontevedra, Spanyol.
Pontevedra dulunya merupakan kota dengan jalan sempit yang dipenuhi lalu lintas kendaraan dan alun-alun kota yang lebih mirip seperti tempat parkir.
Baca juga: Spanyol Alami Hujan Salju Terburuk dalam 50 Tahun Terakhir, Apa Penyebabnya?
Kini, kota dengan populasi penduduk 83.029 (2019) itu sering dipenuhi pejalan kaki, kereta bayi, dan anak-anak bermain.
Deru mesin kendaraan dan klakson telah berubah menjadi kicauan burung, denting sendok kopi, suara manusia, dan canda tawa anak-anak.
Sejak 2000, pemerintah setempat melarang mobil melintasi kota dan menyingkirkan parkir jalan, seperti dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Mengapa Angka Infeksi dan Kematian akibat Virus Corona di Spanyol Tinggi?
Pasalnya, penyebab kemacetan paling besar di kota itu adalah orang-orang yang mencari tempat parkir.
Mereka menyingkirkan lampu lalu lintas demi bundaran, memperluas zona bebas mobil, dan menggunakan pengaturan lalu lintas di zona luar untuk menurunkan batas kecepatan hingga 30 kilometer per jam.
Dengan membatasi lalu lintas dan menghilangkan hambatan fisik, dewan kota telah mendesain ulang Pontevedra dari sudut pandang seorang anak.
Baca juga: Viral Bumper Honda Civic Remuk Setelah Ditabrak Honda Astrea Prima, Ini Fakta yang Terjadi...
Dirasa lebih ramah bagi anak-anak
Dampaknya pun siginifikan. Selain mengurangi emisi karbon hingga 70 persen, Pontevedra juga lebih ramah bagi anak-anak dan pengasuh mereka.
Tren ini tercermin dalam demografi Pontevedra. Kota ini telah menarik keluarga muda dari seluruh wilayah barat laut Spanyol untuk menetap di kota.
Bahkan kondisi itu terjadi ketika Spanyol secara keseluruhan bergulat dengan tingkat kelahiran yang rendah.
Baca juga: Penjelasan Korlantas Polri soal Ramai Scoopy Pakai Pelat Nomor Putih Tulisan Hitam
Sejak pejalan kaki dimulai pada 2000, populasi anak-anak usia 0-14 tahun juga meningkat sebesar 8 persen di Pontevedra.
"Kami ingin anak-anak bermain di seluruh kota kami, dan memainkan permainan apa pun yang ada di benak kami," kata Penasihat Perkotaan Pontevedra, Cesar Mosquera, dikutip dari Bloomberg.
"Di mana ada anak-anak, ada orang dewasa yang sehat," sambungnya.
Baca juga: Ramai soal Scoopy Pakai Pelat Nomor Putih Tulisan Hitam, Apakah Sudah Berlaku? Ini Ceritanya
Perluasan kawasan pejalan kaki
Pontevedra terus memperluas kawasan pejalan kaki dari pusat ke pinggiran, membebaskan total 669.000 meter persegi yang sebelumnya didominasi oleh mobil.
Tingkat kejahatan juga turun, sehingga menambah perasaan bahwa kota ini aman untuk anak-anak yang tidak dijaga.
Namun, mobil sebenarnya tidak benar-benar dilarang di dalam kota.
Penghuni dengan garasi pribadi dapat membawa mobil mereka masuk. Lalu lintas juga terbuka untuk layanan pengiriman, keadaan darurat, dan bahkan untuk pengemudi pribadi yang perlu mampir ke pusat untuk penjemputan atau pengantaran.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Bomber B-52 Bertabrakan dengan Jet Tanker di Spanyol
Salah satu kebijakan yang paling berdampak pada perilaku warga adalah penghapusan sebagian besar ruang parkir jalan di dalam kawasan prioritas pejalan kaki.
"Kami menemukan bahwa hampir 60 persen kendaraan yang beredar di dalam kota sebenarnya berputar-putar mencari tempat parkir," jelas Mosquera.
"Sekarang, karena mereka tahu mereka tidak akan bisa parkir, mereka berhenti membawa mobil mereka masuk dan mereka menggunakan area parkir luar," sambungnya.
Baca juga: Polusi Udara di Jakarta Disebut Tinggi Saat Dini Hari, Apa Penyebab dan Bagaimana Antisipasinya?