Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Negara ke 5 dengan Jumlah Bayi Prematur Tertinggi di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Indonesia menduduki peringkat kelima sebeagai negara yang memiliki jumlah bayi prematur tertinggi di dunia.

Sebanyak 15 juta bayi lahir prematur setiap tahunnya di dunia, dilaporkan dari jumlah tersebut, sebanyak 1,1 juta bayi meninggal karena berbagai komplikasi.

Kondisi prematur terjadi karena bayi yang lahir di bawah usia kurang dari 32 minggu, dengan berat badan di bawah 1.500 gram.

Berbagai hal dapat diduga sebagai faktor penyebab terjadinya bayi prematur, salah satunya ialah defisiensi vitamin D.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin D berfungsi untuk mempertahankan kondisi keseheatan bayi, sehingga tidak terjadi inflamasi ketika keluar dari rahim.

Selain itu juga sebagai penjaga keseimbangan saluran cerna agar mampu bekerja dengan baik, sehingga tidak terjadi kondisi disbiosis atau ketidakseimbanganan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan seseorang.

Baca juga: 4 Komplikasi Medis yang Sering Dialami Bayi Prematur

Salah satu peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Putri Maharani Tristanita Marsubrin mengatakan penelitian yang dilakukannya ini adalah satu-satunya penelitian di Indonesia yang bertujuan mengetahui peranan Vitamin D terhadap pembentukan bayi prematur.

“Jadi, dalam penelitian ini, apabila ditemukan kasus seorang ibu yang akan melahirkan calon bayi dengan usia di bawah 32 minggu atau berat di bawah 1.500 gram, maka akan langsung dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D. Setelah bayi lahir, akan dilakukan pengambilan darah di tali pusar pada bayi untuk melihat kadar vitamin D dan regulator. Tujuannya adalah untuk mencegah bayi terkena rakhitis,” ujar Putri, saat menyelenggarakan sidang promosi doktor secara virtual beberapa waktu lalu.

Rakhitis merupakan kelainan pertumbuhan tulang pada anak akibat kekurangan vitamin D. Ia juga mengungkapkan, bahwa pada faktanya sebanyak 88.3 persen ibu di Indonesia mengalami defisiensi vitamin D.
Defisiensi vitamin D yang terjadi baik pada ibu maupun bayi ini dipicu oleh minimnya pengetahuan ibu untuk mencari informasi, kesadaran yang masih rendah dan menganggap biasa masalah defisiensi vitamin D, serta kurangnya akses sosialisasi mengenai hal tersebut.

Oleh sebab itu, peran Kementerian Kesehatan ataupun tenaga kesehatan sangatlah vital untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil baik melalui televisi, radio, sosial media, spanduk, atau media lainnya yang memungkinkan.

Putri menegaskan bagi para ibu yang memiliki bayi dengan kelahiran prematur, agar tidak sembarangan memberikan obat antibiotik.

Penyebabnya kaerna bayi prematur ketika dipaksakan untuk diberikan obat antibiotik secara terus-menerus, justru akan memperburuk kondisi kesehatan bayi tersebut, seperti timbulnya alergi.

Bayi dengan kelahiran prematur merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua terbesar untuk anak-anak di bawah usia lima tahun setelah pneumonia.

Hal ini menandakan masalah penyakit ini tidak bisa dianggap sebelah mata, dan perlu tindakan serius dalam penanganannya.

Baca juga: Indonesia Urutan 5 Jumlah Kelahiran Prematur, Ini Saran Peneliti UI

Pemberian dosis vitamin D sebanyak 800 IU per hari bagi bayi prematur penting dilakukan untuk memperkuat pertumbuhan kepadatan tulang.

Langkah tersebut merupakan salah satu bentuk terapi unit perawatan intensif neonatal yang dapat membantu mengurangi risiko gangguan tulang pada bayi.

Selain berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang, vitamin D juga sangat bagus untuk pertumbuhan gigi pada bayi.

Pemberian vitamin D ini tentunya sangat baik dilakukan tidak hanya untuk bayi prematur, namun untuk bayi normal pada umumnya. Bedanya, pemberian dosis vitamin D untuk bayi prematur tentu lebih banyak dibandingkan bayi normal pada umumnya.

“Alasan kuat mengapa bayi prematur membutuhkan vitamin D, karena ketika lahir bayi prematur tidak memiliki jumlah vitamin yang cukup seperti bayi normal pada umumnya,” ujar Putri.

Menurutnya, bayi yang lahir prematur tidak bisa mengandalkan nutrisi dari Air Susu Ibu (ASI), sehingga pemberian vitamin D yang tidak terdapat di ASI penting dilakukan guna menjaga kesehatan bayi agar tetap stabil.

Ia juga memaparkan, dengan diberikannya vitamin D maka apabila ibu bayi sedang sakit akan lebih cepat mengalami pemulihan dibandingkan dengan tidak mengonsumsinya.

(Sumber: Kompas.com Penulis Sandra Desi Caesaria | Editor Ayunda Pininta Kasih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi