Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 5 September: Filipina Cabut Larangan Perjalanan 10 Negara | Studi Kerusakan Ginjal Penyintas Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Shutterstock/Ridersuperone
Ilustrasi virus corona di dunia
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kasus-kasus baru infeksi virus corona masih terus dilaporkan berbagai negara di dunia.

Melansir WorldometersMinggu (5/9/2021), virus corona dilaporkan telah menginfeksi 221.070.44 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 197.560.579 orang telah sembuh dan 4.573.970 orang meninggal dunia.

Adapun lima negara yang melaporkan kasus positif terbanyak sebagai berikut:

  1. Amerika Serikat (40.764.039 kasus positif)
  2. India (32.987.615 kasus positif)
  3. Brasil (20.877.864 kasus positif)
  4. Rusia (6.993.954 kasus positif)
  5. Inggris (6.941.611 kasus positif)

Baca juga: Cara Buat Watermark di File KTP agar Tidak Disalahgunakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Kerusakan ginjal pada penyintas Covid-19

Kerusakan ginjal menjadi penyakit terbaru yang diidentifikasi menimpa sebagian besar penyintas Covid-19.

Sebuah penelitian menemukan, cedera pada organ penyaring darah ini dapat terjadi di antara orang-orang yang pulih dari virus corona di rumah, dan meningkat seiring dengan tingkat keparahan Covid-19.

Bahkan, pasien yang tidak dirawat di rumah sakit tanpa masalah ginjal mempunyai risiko hampir dua kali lipat lebih tinggi terkena penyakit ginjal stadium akhir, dibandingkan seseorang yang tidak pernah menderita Covid-19.

Melansir Bloomberg, temuan yang dilaporkan di Journal of American Society of Nephrology ini menyoroti dampak merusak lain dari pandemi.

Data menunjukkan adanya 7,8 orang tambahan yang membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal per 10.000 pasien Covid-19 ringan hingga sedang.

“Ini bukan jumlah yang kecil, jika mengalikan dengan jumlah besar orang Amerika dan secara global yang mungkin berakhir dengan penyakit ginjal stadium akhir,” ujar Direktur Pusat Epidemiologi Klinis sekaligus pemimpin penelitian Ziyad Al-Aly.

Pada April lalu, para peneliti mengumpulkan data selama perawatan rutin dari Administrasi Kesehatan Veteran untuk mendokumentasikan rangkaian efek melemahkan yang mengganggu para penyintas Covid-19 beberapa bulan setelah diagnosis.

Baca juga: Cara Cek BSU di Laman Kemenaker, Ada Notifikasi jika Sudah Tersalurkan

Efek-efek tersebut seperti pembekuan darah, stroke, diabetes, kesulitan bernafas, kerusakan jantung, hati dan ginjal, depresi, kecemasan, serta kehilangan ingatan.

Penelitian terbaru, para peneliti membandingkan risiko kondisi terkait ginjal pada 89.216 pengguna VA yang selamat dari infeksi corona terhadap lebih dari 1,7 juta orang tanpa penyakit Covid-19.

“Yang benar-benar bermasalah tentang penyakit ginjal yakni penyakit itu tidak bermanifestasi dalam rasa sakit atau gejala lainnya,” ujar Al-Aly yang juga bekerja sebagai ahli nefrologi.

Peneliti menemukan, pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit mempunyai peningkatan risiko 23 persen menderita cedera ginjal akut dalam waktu enam bulan, suatu kondisi yang menghambat pembuangan limbah dan racun dari darah.

Menurut Al-Aly, dokter yang merawat para penyintas Covid-19 juga harus waspada terhadap spektrum penyakit ginjal yang luas di antara para pasien.

“Jika ini benar-benar terjadi pada skala yang lebih luas, hanya masalah waktu sebelum kita melihat semua orang datang ke klinik, membutuhkan dialisis, membutuhkan transplantasi yang menempatkan banyak beban pada pasien dan sistem perawatan kesehatan,” pungkas dia.

Baca juga: 28 Uang Logam Rupiah dari Emas dan Perak, 8 di Antaranya Masih Berlaku

Filipina cabut larangan perjalanan dari 10 negara

Presiden Filipina Rodrig Duterte mencabut larangan Covid-19 terhadap pelancong dari 10 negara yang akan berlaku mulai Senin (6/9/2021).

Melansir CNA, ke-10 negara tersebut, yakni:

  1. India
  2. Pakistan
  3. Bangladesh
  4. Sri Lanka
  5. Nepal
  6. Uni Emirat Arab
  7. Oman
  8. Thailand
  9. Malaysia
  10. Indonesia

Larangan yang berlaku sejak April, kemudian diperluas ke lebih banyak negara pada Juli ini, bertujuan mencegah penyebaran varian Delta yang lebih menular.

Meski begitu, wisatawan dari sepuluh negara tersebut harus melakukan karantina selama 14 hari saat kedatangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi